Bingka Barandam, Jajanan Pasar dari Banjarmasin yang Legit Lembut

Bingka Barandam, Jajanan Pasar dari Banjarmasin yang Legit Lembut

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Jumat, 22 Agu 2025 08:36 WIB
Bingka Barandam. Foto: SIOPEN Hulu Sungai Selatan
Bingka Barandam. Foto: SIOPEN Hulu Sungai Selatan
Banjarmasin -

Kalimantan Selatan sangat kaya akan koleksi wadai atau aneka kue-kue tradisional. Salah satu andalannya adalah kue bingka yang banyak ragamnya.

Hampir semua daerah di Indonesia punya kue bernama bika. Seperti bika Banjar, bika Ambon, atau bika Mariaman.

Kue bingka di Kalimantan juga bervariasi, tapi yang paling banyak dicari adalah bingka barandam. Penampilannya cantik dan rasanya legit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibandingkan dengan bingka lain, bingka barandam punya keunikan. Bingka barandam dikenal populer dari Kota Banjarmasin. Jajanan pasar tradisional ini punya tekstur lembut dan bikin ketagihan.

Sekilas tentang Kue Bingka

kue bingkakue bingka Foto: shutterstock

Kue bingka merupakan camilan manis khas Banjar yang berbentuk menyerupai bunga. Kue ini memiliki citarasa legit, manis, dan teksturnya lembut.

Biasanya, kue bingka berwarna kuning. Tampilan kue bingka kadang mengingatkan kita dengan kue lumpur dan bika ambon.

Salah satu yang menjadi karakteristik bingka yakni dipanggang dengan cetakan berbentuk bunga, sehingga membedakan dengan jajanan pasar berwarna kuning lainnya. Bentuk bingka berlekuk-lekuk mirip kelopak bunga.

Bingka klasik biasanya dikukus dengan daun pisang sebagai alas, memberikan sentuhan tradisional yang khas. Bahan dasar kue bingka bervariasi, ada yang dibuat dari tape, labu, pandan, hingga kentang. Ada bermacam-macam perisa bingka seperti bingka tapai ketan, bingka kentang, bingka labu, bingka pandan, bingka kelapa dan lain sebagainya.

Salah satu variasinya yang paling terkenal adalah bingka barandam yang dibuat dari tepung terigu dan direndam kuah gula merah. Bingka menjadi salah satu kue yang digunakan dalam tradisi suku Banjar untuk acara-acara istimewa.

Bingka bahkan tak cuma punya rasa manis, ada bingka tumis yang punya cita rasa gurih dengan sensasi pedas dari taburan cabai di atasnya. Bingka tumis punya nama lain bingka rabuk atau bingka balumbuk.

Balambuk artinya cabai sehingga sudah hampir pasti bingka ini pedas. Bingka tumis dapat dimasak dengan dipanggang atau dikukus.

Bingka tidak hanya dikenal di Kalimantan dan dalam negeri, namun juga di mancanegara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina yang dikenal dengan sebutan bibingka.

Bingka Barandam yang Legendaris

Bingka Barandam. Foto: SIOPEN Hulu Sungai SelatanBingka Barandam. Foto: SIOPEN Hulu Sungai Selatan

Murdijati-Gardjito dkk dalam bukunya yang berjudul Ragam Kudapan Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan menyebut arti dari bingka barandam adalah bingka yang direndam dalam air gula.

Bingka barandam juga memiliki nama lain, yakni alua tarjun, alua berarti manis, sedangkan tarjun artinya terjun. Sesuai pula dengan kue bingka yang terjun direndam dalam manisnya air gula.

Bingka barandam umumnya berbentuk bulat, bercita rasa manis dan memiliki tekstur lembut. Bahan utamanya adalah tepung terigu, gula pasir, telur, garam dan vanili.

Bingka disajikan dengan sirup gula, berendam di dalam kuah gula habang/gula merah. Di daerah lain, kue ini memiliki nama yang beragam seperti di Martapura kue ini dikenal dengan nama Apam Berahim, sementara di Pagatan dan sekitarnya dikenal dengan nama Apam Tello dan berwarna coklat gelap.

Meskipun mengandung nama Bingka, namun bahan yang digunakan terdapat perbedaan dengan bahan utama kue Bingka, yaitu tidak menggunakan santan. Kuah yang digunakan punya rasa manis, bisa dari gula pasir atau gula jawa lalu diberi tambahan kayu manis.

Tambahan lainnya yakni bisa gunakan daun pandan dan cengkeh agar aromanya lebih sedap. Kue bingka biasanya dipotong kecil-kecil untuk memudahkan penyantapan. Bingka berendam dengan kuah gula merah yang disiram sesaat sebelum disajikan, supaya rasanya tetap segar.

Bingka barandam biasanya hadir dalam berbagai momen penting, mulai dari acara keluarga, perayaan adat, hingga sajian khas di bulan Ramadan. Teksturnya yang empuk dengan balutan kuah manis membuatnya berbeda dari bingka pada umumnya.

Bagi masyarakat Banjar, kue bingka bukan sekadar makanan manis, melainkan juga memiliki makna budaya yang mendalam. Kudapan ini kerap hadir dalam berbagai peristiwa penting, baik adat maupun keagamaan.

Dalam prosesi pernikahan, bingka disajikan sebagai jamuan untuk para tamu. Pada acara syukuran, bingka melambangkan ungkapan rasa syukur dan doa akan berkah. Saat bulan Ramadan, kue ini menjadi pilihan takjil untuk berbuka puasa. Sementara itu, dalam berbagai hajatan, bingka juga dijadikan bagian dari hantaran atau suguhan khusus bagi keluarga.

Halaman 2 dari 2
(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads