Mengenal Buah Lai, 'Durian' Lokal dari Kalimantan

Mengenal Buah Lai, 'Durian' Lokal dari Kalimantan

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Jumat, 21 Nov 2025 11:08 WIB
Berburu Buah Lai di Jakarta, Durian Oranye yang Enak dan Kaya Manfaat
Foto: detikFood/Devi S. Lestari
Balikpapan -

Mirip durian, tapi versi mini, itulah buah lai. Buah kembaran durian ini berasal dari Kalimantan Timur dan daerah hutan tropis.

Lai menjadi buah lokal kebanggaan orang Kalimantan. Buah lai mulanya dikenal dari wilayah Kutai Kartanegara, kemudian dikenal sebagai buah khas Samarinda.

Bentuk dan rasanya mirip dengan durian. Budidaya buah dengan kulit berduri tersebut dikenal banyak terdapat di daerah Kalimantan Timur. Setiap pohon yang tumbuh bisa menghasilkan sekitar 100 buah lai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentang Buah Lai

Buah Lai. Foto: SIOPEN Kabupaten BalanganBuah Lai. Foto: SIOPEN Kabupaten Balangan Foto: Buah Lai. Foto: SIOPEN Kabupaten Balangan

FG Winarno dkk dalam bukunya yang berjudul Indikasi Geografis: Pelindung Komoditi Pangan Eksotik Indonesia, menjelaskan buah lai memiliki nama latin Durio kutejensis. Masih satu famili dengan durian, sementara nama kutejensis diambil dari wilayah persebaran asalnya, Kutai.

Kata 'Kutejensis' digunakan untuk menandai Iokasi asal tanaman ini saat dilakukan klasifikasi, yaitu dari Kutai. Sedangkan kata 'jensis' merujuk sebagai penghargaan pada botanis Jerman, Justus Carl Hasskarl.

M Jawal Anwarudin Syah dalam buku Menggapai Laba dari Budidaya Durian; Tanaman Banyak Manfaat, menyebut buah lai juga dikenal dengan beragam sebutan. Seperti pekawai pampakin lay, durian kuning, durian tinggang, durian pulu, nyekak, ruas, papaken, sekawi, dan pekawai.

Buah lai sepintas mirip dengan buah durian, tetapi berbeda. Bentuk buah lai ada yang bulat, lonjong, hingga berlekuk seperti buah belimbing, tapi yang jelas ukurannya jauh lebih kecil dari buah durian biasa.

Kembaran buah durian ini punya berat rata-rata satu kilo dengan panjang 25 cm dan diameter 12 cm per buahnya. Aroma buah yang mirip durian ini sangat lembut bahkan hampir tidak beraroma, atau kadang beraroma wangi mawar.

Daging buah lai lebih padat dan berserat dibanding durian, tidak selembut durian biasa. Buah lai memiliki daging yang tebal, memiliki warna kuning yang pekat, dan biji buah yang mungil.

Kulit buah lai yang masih mentah berwarna hijau muda atau kuning pucat, namun buah yang masak akan berwarna kuning gelap hampir oranye. Bentuk dan ukuran duri buah lai mirip dengan durian, namun durinya lembek dan tidak tajam.

Buah ini tidak mengandung alkohol, sehingga tak bakal membuat pusing atau mual jika terlalu banyak menyantapnya. Musim buah lai di Kalimantan antara bulan Januari-Maret.

Jenis buah ini dibudidayakan terutama di kabupaten Kutai Kartanegara dan beberapa kabupaten di sekitarnya. Sampai saat ini sudah cukup varietas-varietas unggul lai yang sudah terdaftar di Kementerian Pertanian.

Daerah Persebaran Buah Lai

Foto aerial proyek pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang melintasi wilayah Samboja di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Gerbang tol di Samboja akan menjadi salah satu akses masuk ibu kota negara baru dari arah Samarinda dan Balikpapan. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.Wilayah Samboja di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj)

Pada buku Tropical Forests and Their Crops oleh Nigel JH Smith, JT Williams, Donald L Plucknett, Jennifer P Talbot disebut kualitas buah Durio kutejensis atau buah lai yang unggul telah membuat penjinakan spesies ini di Kalimantan Utara dan Timur menjadi hal yang berharga bagi masyarakat.

Tak cuma buah lai, ada juga durian jenis lain yakni Kerantongan (Durio oxleyanus) namun dibudidayakan secara terbatas di Kalimantan. Kedua spesies ini disebut merupakan indikator pendudukan manusia.

Buah durian diyakini juga menjadi santapan untuk hewan maupun manusia di tengah hutan selama ratusan ribu tahun. Selain menghasilkan buah, banyak pohon buah yang masih satu famili dengan durian ditebang untuk membuat furnitur dan produk kayu lainnya.

Pohon lai merupakan tumbuhan dataran rendah endemik yang hanya ada di pulau Kalimantan saja, dan tidak ada di tempat-tempat lain di Indonesia, namun banyak yang dibudidayakan penduduk lokal.

Konon, pohon lai merupakan pohon yang paling mudah dibedakan dengan pohon dari jenis-jenis durian lainnya walaupun dari kejauhan, karena ukuran daunnya yang paling besar diantara semua daun dari jenis durian lainnya (panjang 20-30 cm, lebar 8-10 cm).

Buah lai punya rasa manis sedikit pahit, mirip durian. Buah lai merupakan buah asli dari Kalimantan dan tumbuh endemik di berbagai pelosok Kalimantan Timur.

Dalam penelitiannya, Widi Sunaryo dari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman menyebut Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang merupakan daerah asal dan endemik dari buah lai-durian.

Masyarakat Kalimantan Timur memberi nama yang berbeda terhadap lai-durian. Banyak yang menganggap lai-durian di golongkan sebagai tanaman lai, namun berasa durian karena lebih manis dan lezat.

Di Kutai Barat lai-durian dinamakan holai atau lai sentawar. Di Kutai Kartanegara dinamakan lai mandong, sementara di Bulungan diberi nama lai kayan. Di daerah Batuah di namakan lai mading batuah.

Buah ini memiliki cita rasa yang khas, enak, manis, tekstur lembut dan kering, kadar alkohol rendah dan tidak mempunyai aroma yang menyengat, seperti halnya durian. Beberapa varietas tanaman buah lai-durian asal Kalimantan Timur telah dilepas sebagai varietas unggul nasional yaitu lai kayan, lai mandong, dan lai sentawar.

"Pusat penanaman lai maupun durian di Kutai Kertanegara adalah Loa Janan, Samboja, Muara Jawa, dan Rapak Lambur. Pusat/sentra lai ataupun durian juga dijumpai di sepanjang daerah aliran sungai Kayan di Kabupaten Bulungan dan daerah Bigung, Linggang Bigung, Melak, dan Long Iram di Kutai Barat," tulis literatur tersebut.

Tanaman lai-durian juga dijumpai di daerah Nunukan, Berau, Samarinda, Balikpapan dan Penajam Pasir Utara (PPU), namun intensitasnya tidak sebanyak dan beragam seperti di Kabupaten Kutai. Meski kini, akibat adanya peralihan fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, maupun tambang membuat pohon lai mulai jarang dijumpai.

Halaman 2 dari 2
(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads