Si Cantik Burung Rangkong Badak yang Kini Telah Langka

Si Cantik Burung Rangkong Badak yang Kini Telah Langka

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Minggu, 09 Nov 2025 07:00 WIB
Burung Rangkong Badak. Foto: laman Sistem Informasi Manajemen Pariwisata Daerah Kabupaten Aceh Tenggara
Foto: Burung Rangkong Badak. Foto: laman Sistem Informasi Manajemen Pariwisata Daerah Kabupaten Aceh Tenggara
Balikpapan -

Kalimantan menyimpan beragam keunikan, salah satunya adalah kehidupan spesies langka yang ada di sana. Dari banyak spesies langka, salah satu yang menarik perhatian adalah Rangkong Badak, spesies burung cantik dan indah yang memiliki paruh bertanduk (casque) seperti cula badak.

Rangkong badak menjadi salah satu spesies rangkong terbesar, dan memakan buah-buahan dan serangga tetapi juga dapat memangsa tikus kecil, burung, dan reptil. Habitat mereka terbatas pada pulau-pulau kawasan hutan hujan tropis, seperti Sumatra, Jawa dan Kalimantan, dan hutan di perbatasan Malaysia dan Thailand. Mereka juga ditemukan di beberapa bagian Afrika dan India.

Mengenal Ciri Burung Rangkong Badak

Burung Rangkong Badak. Foto: getty imagesBurung Rangkong Badak. Foto: getty images

Rangkong badak (Buceros rhinoceros) memiliki habitat di hutan hujan tropis Kalimantan. Burung ini salah satu spesies dari keluarga enggang atau rangkong, burung yang keberadaannya dilindungi oleh undang-undang dan begitu bermakna bagi suku dayak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama ilmiah 'buceros' merujuk pada paruh yang bentuknya menyerupai tanduk sapi dalam bahasa Yunani. Cara termudah mengidentifikasi rangkong adalah dari paruhnya yang besar, bentuknya khas, dan warnanya mencolok.

Ada 14 spesies rangkong di Indonesia, salah satunya ada di hutan di pulau Kalimantan. Namun karena kerusakan hutan dan ekosistem, wujudnya kini sulit ditemukan.

Rangkong badak termasuk burung enggang terbesar di Indonesia. Paruhnya menyerupai tanduk badak yang berfungsi untuk mengeluarkan suara keras saat memanggil pasangannya.

Disadur dari laman Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, burung rangkong atau sering disebut juga burung enggang adalah jenis burung besar dari keluarga Bucerotidae yang tersebar di Asia dan Afrika. Tubuhnya besar, teriakan nyaring dan kepak sayap yang keras saat terbang melintas.

Selain paruh besar dan casque yang khas, burung rangkong biasanya memiliki tubuh besar dengan bulu berwarna hitam atau putih, tergantung pada spesiesnya. Beberapa spesies juga memiliki warna-warna cerah pada bagian tenggorokan dan wajah.

Burung rangkong atau enggang memiliki ciri-ciri yang sangat khas. Mengutip buku Analisis Vegetasi Habitat Burung Rangkong oleh Agus Setiawan, berikut di antaranya:

- Bertubuh besar, panjang tubuh 75-170 cm dan berat 290-4.200 gram
- Memiliki karakter dimorfisme seksual, yaitu antara individu jantan dan betina mempunyai warna dan morfologi tubuh berbeda. Warna burung jantan lebih mencolok dibanding betina.
- Warna bulunya bervariasi, mulai dari hitam, abu-abu putih dan sedikit variasi warna lainnya seperti kuning dan merah pada bagian leher, kepala dan lingkar mata
- Paruhnya besar, melengkung, panjang dan ringan. Pada bagian atas paruh ada balung atau casque yang tidak dimiliki burung lainnya. Balung adalah fitur anatomi yang merupakan pembesaran tulang mandibula bagian atas atau tengkorak, baik di bagian depan wajah, atas kepala atau keduanya yang ditutupi kulit.

Karakteristik Burung Rangkong Badak

Petugas memberi pakan kepada burung rangkong badak (Rhinoceros hornbill)  koleksi Taman Burung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (9/5/2020). Akibat ditutupnya TMII selama pandemi COVID-19, pengelola mengalami kesulitan penyediaan pakan untuk satwa-satwa koleksi sehingga mereka membuka donasi dengan target Rp180 juta untuk persediaan pakan Juni-Juli 2020. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.Petugas memberi pakan kepada burung rangkong badak (Rhinoceros hornbill) koleksi Taman Burung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (9/5/2020). Akibat ditutupnya TMII selama pandemi COVID-19, pengelola mengalami kesulitan penyediaan pakan untuk satwa-satwa koleksi sehingga mereka membuka donasi dengan target Rp180 juta untuk persediaan pakan Juni-Juli 2020. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Burung enggang atau rangkong merupakan jenis burung yang memiliki paruh mirip tanduk sapi tanpa lingkaran. Mengutip buku Dunia Burung dan Serangga karya Syerif Nurhakim, burung ini tergolong dalam kelompok Bucerotidae yang di dalamnya ada 57 spesies.

Rangkong badak dapat dijumpai pada ketinggian 1.400 m seperti hutan dataran rendah yang lebat, hutan perbukitan, hutan dipterokarpa (meranti-merantian), hutan sekunder dan hutan rawa.

Makanan dari burung enggang yaitu buah-buahan, kelelawar, kadal, tikus, ular dan berbagai jenis serangga. Rangkong dengan ukuran badan yang cukup besar dan biasanya berburu makanan berpasang-pasangan.

Ketika berburu, mereka akan terpisah dengan jarak yang hanya sekitar 300-meter dan saling berkomunikasi dengan berbagai jenis bunyi-bunyian. Rangkong badak betina bersarang di dalam lubang pohon yang ditutup lumpur, hanya menyisakan celah kecil untuk makan.

Burung Enggang memiliki masa bertelur yang unik. Sebelum enggang betina bertelur, enggang jantan akan membuat lubang pada batang pohon yang tinggi. Tempat tersebut akan menjadi tempat enggang betina bersarang.

Lubang sarang akan ditutup dengan dedaunan dan lumpur dengan sebuah lubang kecil sebagai jendela. Untuk mendapatkan lubang sebagai sarang tidaklah mudah bagi burung ini. Sebab dia harus berkompetisi dengan ular dan tupai.

Saat sudah mendapatkan lubang, enggang jantan akan memberi makan enggang betina lewat lubang kecil itu. Proses ini akan terus berlangsung hingga anak burung enggang jantan dan betina menjadi burung muda yang siap terbang.

Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata, rangkong badak hidup di hutan hujan tropis Asia Tenggara. Burung ini disebut juga petani hutan, berperan sebagai penyebar biji alami yang menjaga keseimbangan ekosistem. Buah secara bulat-bulat dikonsumsinya, lalu dicerna, dan bijinya tersebar melalui kotoran di berbagai area hutan.

Sebagai burung sosial, rangkong badak sering terlihat terbang berpasangan atau dalam kelompok kecil. Suaranya yang nyaring khas menjadi penanda kehadirannya di hutan.

Filosofi Burung Rangkong

Tari Burung Enggang.Tari Burung Enggang. Foto: dok kaltimprov.go.id

Di banyak budaya Asia Tenggara, burung rangkong dianggap memiliki nilai simbolis yang tinggi. Di Kalimantan, misalnya, burung ini sering muncul dalam motif seni suku Dayak dan dianggap sebagai simbol kekuatan dan kehidupan.

Dalam media sosial situs Diskominfo Kalimantan Tengah, dijelaskan makna filosofi burung enggang sangat dekat dengan kehidupan suku Dayak. Burung rangkong tak hanya berperan penting menjaga kualitas ekosistem hutan.

Bagi orang Dayak, rangkong adalah perlambang kesucian, kekuasaan, dan kekuatan. Ini tergambar jelas dalam seni tari tradisional Dayak yang banyak dihiasi oleh bulu burung rangkong.

Sayap tebal rangkong melambangkan pemimpin yang selalu melindungi rakyatnya. Sementara, ekor panjangnya dianggap sebagai tanda kemakmuran rakyat suku Dayak.

Burung rangkong juga dijadikan contoh kehidupan keluarga yang senantiasa mencintai dan mengasihi pasangan hidupnya. Terhadap anak, burung ini mengingatkan pentingnya bertanggung jawab dan mengasuh anak menuju dewasa.

Kini, status konservasi rangkong ini terstatus Rentan oleh IUCN. Seluruh jenis Rangkong di Indonesia termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi.

Beberapa spesies rangkong, seperti rangkong badak dan rangkong gading (Rhinoplax vigil), terancam punah akibat perburuan dan hilangnya habitat karena deforestasi. Casque mereka sering diburu untuk dijadikan bahan kerajinan, khususnya di pasar gelap.

Menurut daftar merah IUCN, dari 13 jenis Rangkong yang tersebar, satu di antaranya berada dalam status Critically Endangered (CR) yakni terancam punah, tiga jenis berstatus Vulnerable (VU) atau dalam kondisi rentan, empat jenis berstatus Near Threatened (NT) atau dalam kondisi hampir terancam, serta lima jenis lainnya berstatus Least Concern (LC); belum masuk daftar satwa terancam punah.

Rangkong badak masuk dalam status konservasi masuk kategori Vulnerable (VU); menurut IUCN dan Appendix II; menurut CITES. Selain itu masuk ke dalam satwa dilindungi menurut PermenLHK No. 20 Tahun 2018, UU No.5 Tahun 1990 dan PP No.7 Tahun 1999.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Ikut Main Barongsai Seru bersama Artis di Pontianak "
[Gambas:Video 20detik]
(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads