DPRD Tarakan Bakal Kirim Sampel Limbah PT PRI ke Laboratorium

DPRD Tarakan Bakal Kirim Sampel Limbah PT PRI ke Laboratorium

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 16 Sep 2025 22:01 WIB
Petugas DLH Kota Tarakan menunjukkan air laut yang akan dikirim ke Laboratorium Independen. (Oktavian Balang/Kalimantan Utara)
Petugas DLH Kota Tarakan menunjukkan air laut yang akan dikirim ke Laboratorium Independen. (Oktavian Balang/Kalimantan Utara)
Tarakan -

Dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT Phoniex Resources Indonesia (PRI) kini memasuki babak baru. Setelah dilakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP), DPRD Tarakan melakukan uji sampel air laut secara independen di laboratorium Sucofindo.

Langkah ini diambil untuk menjawab keresahan masyarakat yang merasa terdampak limbah pabrik. Berdasarkan pantauan detikKalimantan di PT PRI, pengambilan sampel dilakukan pada Selasa (16/9/2025) pada dua titik lokasi di perairan belakang pabrik.

Tim gabungan yang terdiri dari perwakilan DPRD Tarakan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan pihak PT PRI menggunakan speedboat untuk mengambil sampel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Komisi III DPRD Kota Tarakan, Randy Ramadhana Erdian, menegaskan bahwa sampel yang diambil akan segera dikirim ke Sucofindo. Ia berharap hasil uji ini dapat menjadi pembanding dengan hasil uji yang sebelumnya dilakukan oleh pabrik.

"Setelah pengambilan sampel hari ini, kami langsung mengantarkan sampel ini ke Sucofindo. Ini akan menjadi perbandingan dengan uji yang dilakukan oleh pabrik sebelumnya. Kami akan kawal langsung proses pengantaran ini," ujar Randy, Selasa (16/9).

Ia hadir didampingi sejumlah anggota komisi I dan III DPRD Kota Tarakan. Randy mengatakan meski secara kasat mata air terlihat normal, hasil detail akan diserahkan sepenuhnya kepada laboratorium.

"Berdasarkan pantauan hasil yang diperoleh tampak normal, namun untuk detailnya, biarkan hasil lab yang menjawab," tambahnya.

Ia pun menanggapi adanya perbedaan warna air laut dibandingkan dengan kondisi air pada enam bulan lalu. Randy menduga hal itu merupakan hasil perbaikan berkelanjutan dari pihak perusahaan.

"Mungkin ini hasil perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, jadi beberapa bulan lalu dengan kondisi air gelap karena masih running awal atau comminisioning, dan kita saksikan bersama bahwa sejauh ini PT PRI berusaha maksimal melakukan pengelolaan limbah dengan baik," ujarnya.

"Kita bantu iklim investasi di Kota Tarakan. Ini PRI sudah menyumbang investasi yang sangat besar, sehingga investor tidak jera datang ke Tarakan karena membantu roda perekonomian kota untuk lebih baik," sambung dia.

Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan, dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Tarakan, Chaizin Zein mengatakan, pengambilan sampel dilakukan di hulu dan hilir. Ia menjelaskan timnya mengambil dua jenis sampel, yakni air laut di dua titik dan air limbah dari produksi.

"Beberapa titik yang diambil ini sudah berdasarkan koordinat yang ditentukan dalam dokumen Fertek. Kenapa hulu dan hilir? Nanti akan dibandingkan, ada perubahan apa tidak baku mutunya. Artinya, sebelum dan sesudah dialiri outfall," ujar Chaizin.

Selain itu, sampel juga diambil dari titik penataan yang sudah ditentukan dalam dokumen. Untuk parameter uji, DLH menyesuaikan dengan dokumen Pertek yang diterbitkan, mencakup 12 parameter untuk air limbah dan 4 parameter wajib untuk air laut.

"Hasilnya akan keluar dalam 3-5 hari kerja, yang kemudian akan disampaikan langsung kepada DPRD," ucap dia.

Tanggapan PT PRI

Menanggapi langkah tersebut, pihak PT PRI memberikan pernyataan. Humas PT PRI, Eko Wahyudi, mengatakan bahwa perusahaan diberi waktu tambahan untuk melakukan perbaikan.

"Sampai saat ini, kami diberi kesempatan selama tiga bulan untuk terus berupaya agar semuanya berada di bawah baku mutu," kata Eko di halaman Kantor PT PRI.

Ia menambahkan, keputusan akhir terkait sanksi administratif akan menunggu hasil dari tim pusat. Pihak perusahaan berharap perbaikan yang dilakukan dapat menunjukkan komitmen dalam menjaga lingkungan.

"Kami tetap berupaya untuk memastikan semua sesuai dengan standar. Jika ada masalah, kami yang pertama kali merasakannya," kata Eko.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads