Badak Kalimantan Tinggal 2, Pari Salah Satunya dan Harus Segera Diselamatkan

Badak Kalimantan Tinggal 2, Pari Salah Satunya dan Harus Segera Diselamatkan

Muhammad Budi Kurniawan - detikKalimantan
Rabu, 27 Agu 2025 14:00 WIB
Badak Pari yang ditemukan tim BKSDA Kaltim di wilayah Mahakam Ulu, Kaltim.
Badak Kalimantan bernama Pari/Foto: Istimewa (dok BKSDA Kaltim)
Balikpapan -

Selama ini, pusat penangkaran Suaka Badak Kelian (SBK) di Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim) merawat satu-satunya badak Kalimantan bernama Pahu. Pahu merupakan badak betina.

Namun belakangan terungkap di belantara Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), di mana ditemukan badak yang diberi nama Pari. Badak tersebut juga betina.

Pari sudah ditemukan sejak lama melalui camera trap yang dipasang di dalam hutan. Meski di alam bebas, keselamatan Pari terancam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sekitar habitat aslinya, diketahui terdapat aktivitas deforestasi dan kegiatan ilegal yang dapat mengancam keberadaan hewan, yang masuk kategori sangat terancam punah atau critical endangered itu. Hal itu diungkapkan Direktur Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALeRT), Kurnia Oktavia Khairani. Ia mengatakan Pari harus segera diselamatkan.

"Ada berbagai alasan penting mengapa kita harus menyelamatkan badak Pari. Terutamanya juga karena badak Pari sudah diketahui cukup lama dan dia sendirian. Atau kita bilang ini adalah badak yang doom (tanpa pasangan dan kelompok)," ujar Kurnia kepada awak media, Selasa (26/8/2025).

Upaya Penyelamatan Pari

Upaya penyelamatan Pari ke SBK disebut sebagai kunci dan solusi untuk menyelamatkan populasi badak Kalimantan. Dengan penerapan assisted reproductive technologies, diharapkan Pari dapat melahirkan bayi-bayi badak Kalimantan.

"Karena populasi badak ini di alam liar memang sudah cukup mengkhawatirkan, jadi dengan program mempercepat reproduksi itu akan nanti berkontribusi terhadap jumlah populasi badak secara umum. Jadi sebenarnya tujuan sanctuary itu adalah untuk intensive breeding (pembiakan intensif)," jelasnya.

Setelah persiapan yang cukup lama, ALeRT bersama Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim berencana akan memindahkan Pari ke SBK untuk bergabung dengan badak Pahu. Namun sebelum itu, Pari akan menjalani karantina selama tiga bulan.

"Setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya kita cukup optimis. Bersama dengan BKSDA bahwa tahun ini insyaallah kita akan melakukan proses penyelamatan badak Pari, kita sedang menyiapkan fasilitasnya," katanya.

Ia melanjutkan secara teknis, pihaknya tengah menyiapkan boma atau tempat karantina beserta paddock atau area tertutup baru seluas 20 hektare. Sementara nonteknisnya akan diurus oleh BKSDA, seperti perizinan hingga kerja sama para ahli saat proses pemindahan Pari.

"Jadi kita persiapkan, karena kita sebelumnya sudah punya pengalaman men-translokasikan pahu. Mungkin ada sedikit perubahan metodologi, tapi nanti disesuaikan dengan kondisi. Mungkin kita akan mengadopsi perencanaan yang sama," tuturnya.

Badak Kalimantan Tinggal 2 Ekor

Kepala BKSDA Kaltim Ary Wibawanto mengatakan saat ini Kalimantan memiliki dua badak, dan keduanya hanya ada di Kaltim. Meski begitu, tak menutup kemungkinan masih ada badak Kalimantan di dalam belantara Kalimantan.

"(Optimis ada badak lain) Kita harus optimis dalam berkegiatan, dalam upaya melakukan kegiatan penyelamatan. untuk mencari badak-badak Kalimantan yang lain, terutama yang ada di kantong-kantong baru, yang sudah kita identifikasi, berdasarkan analisis, itu berada di sekitar Tabang, Kutai Kartanegara. Dan kita lakukan upaya eksplorasi secepatnya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Berinteraksi dengan Anak-anak dan Penyu di Pantai Kalimantan "
[Gambas:Video 20detik]
(sun/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads