Hari Orangutan Sedunia yang diperingati setiap 19 Agustus. Hari ini menjadi momen penting untuk menggugah kesadaran publik dalam melestarikan primata ikonik Indonesia, orangutan.
Direktur Conservation Action Network (CAN) Indonesia, Paulinus Kristianto, memaparkan sejumlah catatan krusial terkait upaya konservasi, kondisi habitat di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), serta tantangan konflik antara orangutan dan masyarakat.
Paulinus menyoroti dua poin utama dari kajian CAN. Pertama, orangutan menunjukkan adaptasi luar biasa terhadap perubahan kondisi habitat, terutama akibat perubahan tutupan lahan. Kedua, perlindungan orangutan membutuhkan kolaborasi multipihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sinyal positif bahwa kemampuan orangutan untuk bertahan di bentang alam tertentu semakin tinggi, meski butuh penyesuaian jangka panjang," ujarnya kepada detikKalimantan, Selasa (19/8/2025).
"Orangutan tidak hanya hidup di kawasan konservasi, tetapi juga di wilayah konsesi perusahaan dan desa. Pendekatan berbasis lanskap melalui komitmen terbuka dari pemerintah daerah, provinsi, perusahaan, hingga masyarakat desa menjadi kunci," lanjutnya.
Di Kabupaten Berau, habitat orangutan terbagi dalam dua metapopulasi utama, yaitu kawasan Menyapa Lesan dan Kelay Wehea. Menurut Paulinus, kondisi habitat di kedua wilayah ini masih tergolong baik.
"Konflik antara orangutan dan masyarakat di Berau relatif rendah dibandingkan metapopulasi lain, meskipun perubahan lanskap tetap menjadi perhatian," katanya.
Konflik antara orangutan dan masyarakat masih terjadi, namun CAN mencatat tren penurunan. Indikatornya adalah berkurangnya jumlah orangutan yang perlu diselamatkan dan masuk ke pusat rehabilitasi dari tahun ke tahun.
Untuk mendorong harmoni, CAN menerapkan pendekatan lanskap yang mencakup edukasi, restorasi habitat, patroli komunitas, dan pengembangan nilai ekonomi nonkayu dari habitat orangutan.
"Di luar negeri, masyarakat bisa hidup berdampingan dengan badak atau satwa liar lain di Afrika. Di Kalimantan, ini juga mungkin, tetapi butuh waktu dan sosialisasi intensif," jelas Paulinus.
(des/des)