Setelah dua dekade tak terlihat, kucing merah Kalimantan (Catopuma badia) kembali tertangkap kamera trap di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM). Penemuan ini disambut antusias oleh para pegiat konservasi, termasuk pihak pengelola TNKM sendiri.
Kepala Balai TN Kayan Mentarang, Seno Pramudito, S.Hut., M.E., mengungkapkan bahwa dokumentasi terbaru satwa langka ini menjadi titik penting yang bisa membuka jalan bagi riset dan pelestarian yang lebih serius.
"Penemuan ini bisa jadi dasar penelitian lebih lanjut tentang kucing merah Kalimantan," ujar Seno, Senin (3/6/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Seno menekankan bahwa sampai saat ini, data dan literatur ilmiah tentang spesies ini di Kalimantan masih sangat terbatas. Ia menyadari bahwa pihak TNKM tidak bisa berjalan sendiri. Ia secara terbuka mengajak pihak-pihak lain untuk ikut berkontribusi.
"Kami menyadari dalam pengembangan penemuan satwa langka ini perlu melibatkan banyak pihak. Kami tidak bisa melakukan sendiri tapi kami perlu dukungan dari banyak pihak, seperti dari BRIN, dari akademisi, ataupun dari pihak-pihak lain yang bisa mendukung terhadap pengembangan penemuan ini," jelasnya.
Menurutnya, kolaborasi dengan lembaga riset nasional, perguruan tinggi, maupun komunitas konservasi akan memperkaya data dan memperkuat basis ilmiah dalam upaya pelestarian kucing merah Kalimantan yang keberadaannya sangat jarang terpantau.
Seno juga memastikan bahwa masyarakat sekitar kawasan taman nasional selama ini telah menunjukkan sikap yang sangat mendukung upaya pelestarian.
Ia menambahkan bahwa upaya edukasi penting dilakukan agar masyarakat memahami bahwa kucing merah Kalimantan merupakan satwa endemik yang harus dijaga, bukan diburu atau dipelihara secara ilegal.
Penemuan ini, lanjut Seno, tidak hanya menjadi kabar gembira semata. Ia menyebut bahwa seluruh data hasil pemantauan akan dijadikan dasar untuk langkah konservasi lanjutan.
"Itu (upaya memperoleh banyak data) bisa kita lakukan melalui smart patrol maupun inventarisasi dan memperluas lokasi-lokasi kita menempatkan kamera trap yang ada di kawasan," katanya.
Perluasan penempatan kamera trap dan smart patrol diharapkan bisa memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang keberadaan populasi kucing merah, perilakunya, hingga potensi ancaman habitatnya.
Dengan munculnya kembali kucing merah Kalimantan di TNKM, pihak balai TKN berharap akan ada lebih banyak upaya terstruktur dalam melestarikan spesies yang hampir tak pernah terlihat ini.
Penampakan kucing merah Kalimantan setelah 20 tahun menjadi alarm bagi pentingnya menjaga ekosistem hutan Kalimantan. Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan masyarakat lokal, harapannya spesies ini tidak hanya bisa dipantau, tetapi juga dilestarikan secara berkelanjutan.
(des/des)