DLH Malinau Sebut Ada Dugaan Pelanggaran SOP dalam Pencemaran Sungai Seturan

DLH Malinau Sebut Ada Dugaan Pelanggaran SOP dalam Pencemaran Sungai Seturan

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 06 Mei 2025 23:00 WIB
Kolam limbah perusahaan batu bara di Malinau yang diduga cemari Sungai Seturan.
Kolam limbah perusahaan batu bara di Malinau yang diduga cemari Sungai Seturan. Foto: Dok. DLH Malinau
Malinau -

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malinau merespons cepat dugaan pencemaran Sungai Seturan, anak Sungai Malinau, yang diduga akibat aktivitas sebuah perusahaan batu bara. Diduga ada pelanggaran prosedur operasional standar (SOP) dalam aktivitas pembersihan kolam limbah perusahaan tersebut.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Malinau Petrus menjelaskan dugaan pencemaran ini bermula dari laporan warga yang viral di media sosial. Tim DLH langsung turun ke lapangan setelah menerima informasi tersebut.

"Tapi saat kami sampai, air sudah jernih karena kejadiannya sudah lewat, kemungkinan tersapu banjir," ujar Petrus kepada detikKalimantan, Selasa (6/5/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan penelusuran awal, Petrus menduga pencemaran terjadi saat perusahaan terkait melakukan pembersihan kolam limbah yang terdiri dari lima kompartemen.

"Mereka memasang gorong-gorong pembatas kolam menggunakan alat berat, tapi seharusnya inlet air ditutup dulu, air diolah, sedimen diambil, lalu air jernih dibuang. Ini tidak dilakukan," katanya.

Petrus menegaskan, SOP pengelolaan kolam limbah seharusnya jelas dan dijalankan sesuai izin lingkungan. DLH Malinau berencana memanggil pihak perusahaan untuk menyusun kronologi kejadian dan meminta penjelasan resmi.

"Kami akan surati mereka, tunggu Pak Gadis (Kadis LH) kembali. Rencananya Senin atau Selasa depan kita undang untuk klarifikasi," jelas Petrus.

Sebelumnya diberitakan, warga mengeluhkan pencemaran di Sungai Seturan. Kondisi sungai yang keruh tersebut direkam warga dan diunggah ke media sosial.

Dalam video yang dilihat detikKalimantan pada Senin (5/5), tampak air di hulu sungai berwarna coklat pekat. Perekam video menyebut Sungai Seturan keruh karena limbah aktivitas perusahaan dekat lokasi.

"Selamat menikmati saudara dan masyarakat yang ada di bagian hilir," ucap perekam video tersebut.

Ketua Forum Pemuda Peduli Malinau (FPPM) Elisa Selutan menyebut telah menerima informasi dari warga Tanjung Nanga tentang pembuangan limbah ke Sungai Seturan sejak Minggu (27/4). Menurut Elisa, kejadian ini bukan kali pertama dan berdampak serius terhadap pasokan air bersih bagi warga.

Ia mendesak instansi terkait, mulai dari kecamatan hingga provinsi, memberikan peringatan keras dan menegakkan aturan terhadap perusahaan yang membuang limbah sembarangan. FPPM berencana terus menyuarakan isu ini dan mendorong kebersamaan masyarakat serta konsistensi pemerintah dalam membina perusahaan.

"Air tercemar ini dikonsumsi masyarakat, jelas bahaya untuk kesehatan. PDAM sering mati karena tak berani produksi air dari sungai yang sudah tercemar," kata Elisa.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads