Cerita Solikin Cari Kroto Sembari Jaga Keseimbangan Alam di Tarakan

Cerita Solikin Cari Kroto Sembari Jaga Keseimbangan Alam di Tarakan

Oktavian Balang - detikKalimantan
Sabtu, 22 Mar 2025 13:00 WIB
Solikin, pencari kroto di Tarakan.
Solikin, pencari kroto di Tarakan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Tarakan -

Di tengah riuhnya pembangunan Kota Tarakan, ada sosok yang hidup selaras dengan alam, yakni Solikin (50), seorang pemburu kroto. Selama 17 tahun, ia menelusuri hutan, rawa, dan perkebunan, bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga menjaga harmoni dengan lingkungan yang memberinya kehidupan.

Pagi hingga petang, Solikin berkelana dengan bambu dan keranjang sederhana, mencari sarang semut rangrang yang menyimpan kroto larva yang jadi pakan burung berkicau. Dengan mata terlatih, ia mengenali tanda-tanda alam, daun kering menguning adalah petunjuk sarang penuh kroto.

"Saya jolok sarangnya, ambil krotonya, tapi selalu saya bersihkan dan pisahkan semutnya di bawah pohon," ujarnya kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Solikin, ini bukan sekadar teknik, melainkan filosofi hidup. Ia sengaja menyisakan kroto agar koloni semut tetap hidup dan sarang bisa dipanen lagi di masa depan. Prinsip ini mencerminkan kearifan lokal yang kini semakin langka di tengah eksploitasi lingkungan.

"Kalau kita rakus, alam habis. Kalau kita jaga, rezeki nggak akan putus," katanya.

Musim hujan jadi ujian tersendiri. Kroto sulit ditemukan. Namun, Solikin tak berpangku tangan. Dalam sehari, ia bisa mengumpulkan 14 ons hingga 1 kilogram kroto. Hasilnya dijual Rp 200.000 per kilogram kepada pengepul di Tarakan Tengah.

Solikin, pencari kroto di Tarakan.Solikin, pencari kroto di Tarakan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Penghasilannya Rp 6 juta sebulan, cukup untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan tiga anaknya, seorang di semester akhir kuliah, seorang di SMA, dan seorang di SMP. Anak sulungnya yang bercita-cita melanjutkan S2 jadi bukti bahwa rezeki dari alam, jika dijaga, bisa membawa keberkahan jauh ke depan.

"Saya cuma pencari kroto, tapi saya bangga bisa dukung mimpi anak-anak," ucapnya.

Solikin juga punya sisi modern. Di rumah, ia kerap bermain Mobile Legends bersama anak-anaknya, menunjukkan keseimbangan antara tradisi dan zaman. Namun, pesannya tetap sama, baik untuk keluarga maupun pemburu lain.

"Jaga alam, pisahkan kroto di bawah pohon, biar semut hidup lagi. Rezeki kita tergantung alam," pungkasnya.

Dari tangan Solikin, kroto tak hanya jadi sumber penghidupan, tetapi juga simbol keberlanjutan. Ia membuktikan bahwa hidup sederhana bersama alam bisa menciptakan masa depan yang lebih baik-untuk keluarga dan lingkungan.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads