.webp)
Dua kontainer rokok ilegal yang diamankan tim gabungan di Pelabuhan Dwikora Pontianak, ternyata berasal dari Kamboja. Saat ini, kasus penyelundupan rokok ilegal itu sedang ditangani Bea Cukai Kalbagbar.
"Rokok-rokok ini berasal dari Kamboja. Rute pengirimannya, dari Kamboja ke Singapura lalu ke Pontianak," kata Kadispen Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) XII Mayor Laut (KH) Miftakhul Munir, Kamis (11/12/2025).
Belum diketahui soal tujuan rokok itu dipasarkan. Karena rutenya terputus saat upaya pengiriman digagalkan tim Indonesian Fleet Quock Respon (IFQR) Kodaeral XII bersama Satgas Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Bea Cukai Kalbagbar dan PT Pelindo Dwikora Pontianak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontainer-kontainer itu diturunkan dari kapal tongkang BG Kreuz 281 pada 7 November 2025. Kemudian dibongkar paksa pada 9 Desember oleh tim gabungan.
"Saat dibongkar di Pelabuhan Dwikora Pontianak, dalam kontainer bernomor WIKU 523687-0 terdapat 1.012 dus rokok, dalam kontainer WSCU 705397-1 ada 1.018 dus rokok," jelas Munir.
Rokok-rokok itu dinyatakan ilegal karena tidak terdapat pita cukai. Pada kemasan, lanjutnya, terdapat tulisan produksi dari Kamboja bertuliskan aksara China. Kuat dugaan rokok itu akan dipasarkan di daerah yang banyak terdapat Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China.
"Dari dua kontainer, terdapat kurang lebih 20,3 juta batang rokok ilegal dengan nilai barang sekitar Rp 50,6 miliar, dan potensi kerugian negara yang berhasil dicegah mencapai Rp 34,8 miliar," katanya.
Ia menerangkan, temuan ini kemudian diserahkan Bea Cukai Kalbagbar untuk ditindaklanjuti.
(sun/des)
