Polisi menggeledah rumah siswa terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta. Beberapa barang diamankan, antara lain buku dan dokumen. Polisi juga mengungkap ada buku yang berisi 'curhatan' terduga pelaku.
Dilansir detikNews, Kabid Humas Plda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan beberapa barang yang disita pada Senin (10/11) itu tengah diteliti Pusat Laboratorium Forensik. Jika ternyata barang-barang itu berkaitan dengan kasus, maka akan dimasukkan ke dalam barang bukti.
"Memang ada beberapa barang, buku, dokumen yang disita, diambil, dibawa oleh Puslabfor," jelas Budi, Senin (10/11/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apabila itu mendukung dalam suatu peristiwa ledakan di SMA 72, ini akan masuk dalam kriteria barang bukti. Tetapi apabila itu tidak menjadi asupan di dalam proses olah barang bukti, itu mungkin kita abaikan," imbuhnya.
Budi juga membenarkan bahwa salah satu buku yang diamankan berisi curhatan terduga pelaku. Curhat tentang ketidaksukaan akan sesuatu itu disampaikan tak cuma dalam tulisan, tapi juga gambar-gambar.
"Dari hasil pemeriksaan awal, ada wujud rasa ketidaksukaan, rasa menyampaikan, tetapi tidak secara frontal. Menyampaikan dengan tulisan, gambaran-gambaran," ungkapnya.
Saat ini pelaku tengah dirawat di rumah sakit karena juga menjadi korban luka. Total ada 96 korban luka dalam kejadian ini. Diduga pelaku nekat meledakkan sekolahnya karena mengalami perundungan atau bullying. Kombes Budi mengingatkan agar pihak sekolah lebih peka terhadap kondisi siswa, terutama bila ada indikasi bullying.
"Makanya tadi kami sampaikan di sinilah kepedulian kita bersama. Kita sebagai orang tua, pada saat anak-anak di sekolah melaksanakan pendidikan belajar mengajar, inilah yang harus kita ajak untuk menggugah, apakah tulisan di dinding di meja. Apabila kita cepat dan tanggap mungkin kita bisa memitigasi, mengeliminir kejadian yang lebih besar," ujar Budi.
Baca selengkapnya di sini.
(des/des)
