Bocah perempuan 10 tahun di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) yang diduga menjadi korban eksploitasi seksual oleh ibu kandung dan ayah tirinya kerap dibawa langsung ke rumah pelanggannya. Rata-rata pria hidung belang yang dilayani adalah pria berumur.
"(Dibawa ke hotel) nggak pernah, (dipaksa melayani) di rumah orang-orang itu saja. (Pelanggannya) rata-rata orang paruh baya dan berumur 40 tahun ke atas," ujar Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim Rina Zainun kepada detikKalimantan, Sabtu (20/9/2025).
Rina mengatakan korban tak mengetahui apakah para pria hidung belang itu berteman dengan ibunya atau tidak. Yang diketahui korban, mereka semua sudah beristri. Namun saat dibawa ke rumah mereka, istri mereka tak ada di rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Entah teman atau tidak yang pasti menurut korban pria hidung belang itu selalu menghubungi ibunya untuk mengantar korban bertemu, (beristri) korban tahu, tapi mau tidak mau kan dia melayani," jelasnya.
Hingga kini Rina masih mengupayakan agar proses BAP di kepolisian segera selesai. Sehingga kasus ini bisa segera ditangani secepatnya.
"Senin lanjut BAP lagi di Polresta Samarinda," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, ibu di Samarinda tega menjual anaknya sendiri yang masih berusia 10 tahun ke pria hidung belang. Si ibu juga membiarkan ketika suaminya alias ayah tiri korban turut memperkosa korban.
Korban terpaksa menurut karena berbagai ancaman. Ibunya mengancam tidak akan lagi menyekolahkannya. Tak cuma di situ, si ibu juga menganiaya hingga mengancam membunuh.
"Iya korban diancam sama ibunya harus ngikutin apa yang disuruh ibunya kalau tidak korban diancam diberhentikan sekolah, dipukul bahkan hingga ancaman akan dibunuh," ungkap Rina Zainun, Jumat (19/9/2025).
Kasus ini terungkap setelah korban bercerita kepada gurunya di sekolah. Dia yang masih duduk di bangku kelas 3 SD mengaku sudah dijajakan oleh ibunya ke pria dewasa sejak masih kelas 1 SD.
"Korban bercerita bahwa dia melayani beberapa pria, mereka (pria hidung belang) langsung menghubungi ibunya, kemudian diantar ibunya hingga selesai. Itu dilakukan sejak kelas 1 sampai kelas 3 SD, dan terakhir dilakukan malam Jumat, 11 September 2025," kata Rina.
(des/des)