Aparat tengah mengusut peredaran oli palsu di Kalimantan Barat (Kalbar), salah satunya dengan menggerebek gudang oli diduga palsu di Kubu Raya pada Jumat (20/6) lalu. Kini sampel oli dari gudang tersebut tengah diuji laboratorium forensik (labfor) untuk mengetahui kandungannya.
Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Bayu Suseno menjelaskan penggerebekan dilakukan oleh tim gabungan dari Kejaksaan, BIN, TNI, dan Polri. Dalam penggerebekan tersebut, ditemukan sejumlah besar oli dalam berbagai merek yang dicurigai sebagai produk palsu dan tidak memenuhi standar.
Sejumlah sampel telah diambil dari gudang yang berlokasi di Kompleks Pergudangan Ekstra Joss Nomor B6, B7 dan D6 Jl Arteri Supadio, Kubu Raya tersebut. Polda Kalbar pun sebelumnya telah menerima Laporan Polisi (LP) terkait dugaan peredaran oli palsu ini sejak tanggal 18 Juni 2025, setelah menerima pengaduan dari pihak PT Pertamina Lubricants.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini penyidik sedang melakukan identifikasi, penghitungan, dan klasifikasi oli-oli yang diduga palsu tersebut. Untuk sampel oli-oli telah diambil penyidik yang nantinya akan dilakukan pengujian di Labfor Polri," kata Bayu, Kamis (26/6/2025).
Isu ini juga menjadi perhatian Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan. Krisantus vokal sejak April lalu karena menduga dirinya juga menjadi korban dari peredaran oli palsu ini. Saat gudang oli palsu di Kalbar digerebek, Krisantus pun ikut turun melakukan sidak ke gudang.
Menurut Krisantus, sidak ini untuk memastikan barang bukti tetap aman dan lokasi yang sudah disegel garis polisi tidak diganggu sampai proses pengusutan tuntas. Dia meminta aparat dari berbagai institusi bergantian menjaga ketat gudang tersebut hingga kasus selesai.
"Jangan biarkan ada seekor nyamuk pun masuk. Jika perlu, semua angkatan, baik darat, laut, udara, hingga BAIS, segera koordinasi untuk menjaga tempat ini. Saya juga mengimbau Kapolda Kalbar agar segera menugaskan anggotanya untuk berjaga penuh," pinta Krisantus.
Dalam keterangan yang diterima detikKalimantan, Corporate Secretary Pertamina Lubricants Hardiyanto Tato menyatakan pemalsuan oli adalah tindakan yang sangat merugikan. Tidak hanya bagi konsumen dan nama baik perusahaan, tetapi juga terhadap industri pelumas nasional dan perekonomian secara umum.
"Kami, Pertamina Lubricants telah berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai lembaga dalam mencegah peredaran oli palsu dan selalu mendukung penuh proses penegakan hukum oleh aparat kepolisian," kata Hardiyanto, Selasa (24/6/2025).
Dampak Menggunakan Oli Palsu
Penggunaan oli palsu dapat menimbulkan dampak negatif bagi kendaraan dan bisa membahayakan pengendara. Berikut 5 dampak menggunakan oli palsu dikutip dari detikOto.
1. Mesin Kendaraan Sulit Dihidupkan
Oli palsu membuat mesin mobil atau motor jadi sulit untuk dihidupkan. Umumnya, kondisi ini terjadi ketika pemilik ingin memanaskan kendaraan di pagi hari sebelum beraktivitas.
Selain sulit dihidupkan, suara dari mesin juga terdengar kasar. Kalau dibiarkan secara terus-menerus, mesin mobil bisa jadi mengalami kerusakan parah.
2. Tarikan Mesin Terasa Berat
Dampak berikutnya yang paling mudah dirasakan adalah tarikan mesin terasa lebih berat. Hal ini terjadi karena oli palsu menghasilkan endapan kotoran yang membuat komponen di dalam mesin seperti piston, klep, dan lain sebagainya tidak berfungsi secara optimal.
3. Mesin Cepat Panas
Oli palsu biasanya tidak bekerja secara optimal dibandingkan oli asli bawaan pabrikan. Dalam jangka panjang, penggunaan oli palsu menyebabkan mesin jadi cepat panas (overheat).
Kondisi itu disebabkan oli palsu tidak mampu memberikan pelumasan yang maksimal di mesin. Terjadi gesekan antara komponen hingga menimbulkan panas yang berlebihan pada mesin.
4. Mesin Jebol
Jika kondisi di atas terus dibiarkan, maka umur mesin jadi pendek karena sering mengalami kerusakan akibat oli palsu. Berbeda dengan penggunaan oli asli yang akan membuat usia mesin lebih panjang dan performanya tetap stabil.
Dalam jangka panjang, penggunaan oli palsu bisa menyebabkan mesin jebol. Oli palsu tidak mampu untuk melumasi berbagai komponen di dalam mesin.
5. Oil Sludge
Ketika mesin sudah jebol, biasanya terdapat endapan lumpur atau gumpalan oli yang tebal di dalam rongga mesin. Kondisi ini dikenal sebagai oil sludge.
Oil sludge disebabkan oleh kotoran hasil oksidasi yang terbentuk karena adanya endapan, sisa pembakaran, atau kerak oli yang bercampur dengan pelumas baru. Sisa pembakaran tersebut akan menggumpal dan menempel di permukaan komponen mesin.
Adanya oil sludge di dalam mesin dapat menyumbat saluran oli mesin yang kecil, sehingga mesin tidak dapat bekerja secara optimal. Maka dari itu, dampaknya bisa membuat komponen mesin cepat rusak hingga berpotensi jebol.
(des/des)