Kuyang, Folklor Hantu dari Kalimantan

Kuyang, Folklor Hantu dari Kalimantan

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Kamis, 09 Okt 2025 21:59 WIB
Potret ilustrasi kuyang. Foto: tangkapan layar buku Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota oleh Argo Wikanjati (2019)
Potret ilustrasi kuyang. Foto: tangkapan layar buku Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota oleh Argo Wikanjati (2019)
Balikpapan -

Media sosial kembali digemparkan dengan penampakan sosok kuyang gentayangan. Dalam rekaman CCTV yang beredar, penampakan sosok tak kasat mata itu diyakini terlihat di wilayah Cibabat, Kota Cimahi, Jawa Barat.

Ini bukan kali pertama publik dibuat heboh dengan kuyang gentayangan. Pada tahun 2018 silam, viral video warga yang berkerumun di sebuah rumah di daerah Balikpapan, Kalimantan Timur. Informasi yang beredar, warga mengerubungi rumah tersebut karena ada hantu kuyang.

Tahun 2019, sebuah video juga memperlihatkan Kuyang tengah meneror warga di Samarinda. Dari video tersebut terlihat, warga ramai-ramai mencari sosok kuyang yang berada di pepohonan. Mereka pun mencari dan menghidupkan senter di lokasi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini kuyang dikenal sebagai hantu atau makhluk gaib dari tanah Kalimantan. Mitos kuyang dipercaya sebagai hantu yang berbentuk kepala terbang dengan organ dalamnya seperti jantung, hati, dan ususnya terburai tanpa badan.

Di balik penampakannya yang kerap menggemparkan publik, ada legenda tersembunyi dari sosok kuyang. Simak berikut penjelasannya dirangkum dari berbagai literatur.

Folklor Hantu Kuyang

Tangkapan layar sosok diduga kuyang terekam CCTV yang viral di media sosialTangkapan layar sosok diduga kuyang di Cimahi, terekam CCTV yang viral di media sosial. Foto: Istimewa

Kuyang adalah salah satu makhluk mitologis dalam budaya masyarakat Kalimantan yang sering dijadikan cerita turun temurun dan menjadi simbol ketakutan serta mistik lokal. Kuyang dikenal juga dengan nama lain Krasue atau Palasik.

Hantu kuyang adalah sebuah folklor yang berkembang di Kalimantan. Sosok kuyang dipercaya merupakan siluman dengan wujud kepala manusia tanpa tubuh bagian bawah.

Ciri fisik dari kuyang tersebut yaitu berwujud perempuan dengan rambut panjang yang menjuntai berantakan, serta dapat melepaskan kepalanya dari tubuh dan organ dalam tubuhnya seperti usus, jantung, dan hati agar tergantung di lehernya. Kuyang berkeliaran di malam hari terbang menyerupai bola api.

Masyarakat meyakini di siang hari, kuyang bisa mewujudkan diri sebagai manusia, namun akan berubah menjadi sosok menyeramkan di malam hari. Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun ia akan mengenakan pakaian yang tertutup untuk menutupi bekas lehernya yang terputus.

Pada malam hari, kuyang akan terbang untuk mencari mangsa sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Mitos kuyang dipercaya muncul untuk memburu ibu hamil maupun bayi yang baru dilahirkan.

Kuyang dikenal dapat terbang guna memakan bayi atau darah wanita yang baru melahirkan. Pasalnya, kuyang adalah manusia yang menganut ilmu hitam untuk kehidupan abadi.

Kuyang diceritakan sebagai manusia berjenis kelamin perempuan, yang menganut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi dan selalu tampil awet muda.

Dijelaskan dalam esai berjudul Tema dan Amanat Legenda Alam Ghaib oleh Noraidarayanti dan Nur Laili dari FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, bahwa di Kalimantan beredar legenda kuyang penghisap darah.

Dalam cerita yang beredar, konon seorang wanita tewas karena mengamalkan ilmu hitam. Ialah Diang Saribai, seorang perempuan setengah baya dan memiliki dua orang anak.

Meski sudah tak gadis dan mulai bertambah umur, Diang tetap terlihat muda dan cantik karena mengamalkan ilmu hitam yang bermediakan minyak. Dengan cara mengoleskan minyak tersebut, Diang merubah dirinya menjadi kuyang.

Kuyang akan terbang di malam hari berwujud kepala manusia yang melayang dengan mengeluarkan sinar dari usus, jantung, paru-paru, serta hati yang menjuntai di bawah kepala tersebut. Kuyang ini keluar saat malam hari dengan mencari sasaran yaitu perempuan yang sedang melahirkan.

Kuyang akan menghisap darah perempuan yang sedang melahirkan sehingga kehabisan darah dan meninggal dunia. Untuk menghindari serangan kuyang, biasanya masyarakat sekitar memasang bawang merah, lada, tali ijuk, ataupun membaca al quran.

Diang Saribai yang telah berubah menjadi kuyang, suatu hari akhirnya tewas di tangan kampung sebelah. Hingga saat ini, masyarakat Kalimantan Selatan masih mempercayai adanya kuyang.

Hikmatu Ruwaida dkk dari Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Amunta juga menyebut dalam esainya yang berjudul Pengaruh Film Horor Terhadap Sentimen Takhayul Masyarakat, juga merangkum bahwa pada ritual kajiannya, salah satu cara untuk menjadi kuyang adalah dengan menggunakan minyak kuyang.

Selain sebagai pesugihan, minyak ini dapat membuat pemiliknya menjadi awet muda dan ada beberapa khasiat lainnya. warga percaya kuyang berasal dari orang zaman dulu yang membuat minyak dengan beberapa jenis, ada yang berwarna merah untuk dioleskan ke leher, hijau untuk terbang, dan kuning untuk di rumah. Orang yang menggunakan minyak ini biasanya untuk kecantikan, pesugihan, dan untuk dicintai suami.

Ada yang menyebut kuyang itu taringnya panjang, lidah panjangnya bisa 7 kali mengelilingi rumah, kepalanya penuh darah, telinganya besar, dan bercahaya di malam hari ketika terbang.

Apabila kuyang terbang di malam hari, terlihat seperti ada cahaya merah atau api kecil yang mengikutinya. Kuyang memiliki dua taring di kiri dan kanan mulutnya.

Sementara dari buku Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota oleh Argo Wikanjati, konon kuyang takut dengan bawang merah, terlebih dengan bawang merah tunggal. Sedangkan vampir atau drakula takut dengan bawang putih.

Kuyang takut dengan cermin, sisir, pisau, rumput jariangau, dan Surat Yaasin. Itulah sebabnya, menjadi tradisi dalam masyarakat Banjar untuk meletakkan benda-benda tersebut di dekat seorang perempuan yang baru melahirkan dan atau bayi yang baru dilahirkannya, agar terhindar dari gangguan kuyang.

Tali ijuk umum digunakan oleh orang Banjar sebagai tali ayunan yang dipakai sebagai tali ayunan, kain kuning, atau pun bayi yang dipukung (tradisi bapukung atau dibedong sehingga menutup bagian leher dan hanya kelihatan bagian wajah-kepala). Tradisi ini dimaksudkan untuk mencegah dan menghindari gangguan kuyang atau makhluk-makhluk halus.

Konon kuyang dan makhluk-makhluk halus pengganggu juga takut dengan tali ijuk. Karenanya, tali ijuk terkadang juga dijadikan sebagai dinding atau pelindung rumah, dengan mengikatkan tali ijuk tersebut di sekeliling bagian atas (plafon) rumah.

Ada implikasi menarik yang bisa dilihat dari paham masyarakat Banjar terhadap eksistensi kuyang. Pertama, kuyang mengajarkan kepada masyarakat Banjar untuk giat bekerja dan berusaha untuk mencapai tujuan, bukan dengan cara yang tidak legal, terlebih dengan mempertaruhkan hidup di jalan yang bertentangan dengan ajaran agama.

Tema yang terdapat di dalam kisah legenda kuyang penghisap darah ini adalah memilih dan mengamalkan ilmu hitam merupakan perbuatan yang sangat tercela. Dari kisah legenda kuyang penghisap darah dapat diambil bahwa untuk menjadi muda dan cantik tidak perlu mengamalkan ilmu hitam.

Hantu Kuyang Diceritakan dalam Film dan Buku

Film Kuyang akan hadir di Maret 2024 iniFilm Kuyang. (Dok. Istimewa/Instagram Kuyang Film)

Indonesia adalah negara yang kaya akan tradisi, budaya, dan kepercayaan mistis yang diwariskan secara turun temurun. Salah satunya di Kalimantan Selatan yang meskipun masyarakat di daerah ini telah memeluk agama, takhayul dan kepercayaan terhadap hal-hal gaib masih memegang peranan penting.

Masih dalam karya esai milik Hikmatu Ruwaida dkk, disebut mitos dan kepercayaan lokal mampu bertahan dan mempengaruhi pola pikir serta perilaku masyarakat, bahkan di era yang semakin rasional. Pengaruh film horor bertema kuyang menjadikan sentimen takhayul masyarakat, khususnya di Kalimantan Selatan semakin kuat.

Pada film horor Indonesia, sosok kuyang digambarkan sebagai perempuan penganut ilmu hitam yang bersekutu dengan iblis. Kuyang dalam film horor muncul sebagai sosok yang mengincar janin ibu hamil.

Kuyang juga digambarkan dengan dua sosok, ada kuyang yang baik kepada manusia dan kuyang yang jahat kepada manusia. Pada film, kuyang digambarkan dalam sinema Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai.

Film ini bercerita tentang Bimo dan Sriatun, pasangan suami istri yang pindah ke sebuah desa di pedalaman Kalimantan untuk memulai hidup baru. Bimo ditugaskan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di desa tersebut, dan Sriatun yang sedang hamil tua ikut bersamanya.

Namun, kedatangan mereka di desa tersebut memicu berbagai kejadian aneh dan menakutkan. Sriatun merasa diawasi, dan ternyata janin yang dikandungnya menjadi target kuyang, sosok hantu wanita yang mencari tumbal.

Bimo harus berhadapan dengan kengerian Kuyang dan berusaha melindungi istrinya dan calon anaknya. Sosok Kuyang dalam film ini ditampilkan semirip mungkin dengan sosok yang diceritakan secara turun temurun di masyarakat, seperti kepalanya yang lepas dari tubuhnya diikuti dengan isi perutnya.

Novel misteri karya Achmad BenbelaNovel misteri karya Achmad Benbela Foto: Muhammad Ridho

Film tersebut diadaptasi dari buku dengan judul yang sama ditulis oleh Achmad Benbela. Pria asal Sampit, Kotawaringin Timur itu menuliskan wujud kuyang sesuai pengalaman yang dilihat kerabatnya.

Tapi semasa kecil, Beben pernah berjumpa dengan Kuyang bahkan saat menulis buku ini juga mendapatkan teror. Menurut penuturan Beben, kuyang jarang mencari mangsa di kampungnya sendiri dan pastinya mencari ke kampung sebelah.

Awal 2022, Beben mendapatkan video asli saat seorang kenalannya berhasil memvideokan penampakan kuyang saat terjadi di sekitar matanya. detikHot pun melihat video tersebut, ketika malam hari kuyang dari kejauhan hanya terlihat seperti bola api.

Dalam video berikutnya, ada darah yang berceceran di teras sampai tembok rumah tersebut. Kediaman kecil itu sepertinya berada di tengah hutan. Bahkan video itu pun sempat di-repost penerbit.

Teror dari Kuyang juga pernah menghampiri Beben. Ia mengatakan saat menuliskan cerita tentang sosok mitos itu, tetangga di sepanjang kompleks rumahnya juga mendapat gangguan serupa.

Tetangga itu, lanjut dia, punya bayi berumur setahun dan selalu menangis tiap malam. Bayi itu juga sempat sakit tapi kondisi kesehatannya tak kunjung membaik sampai membuat keluarga itu mengungsi.

Ketika rumah itu kosong, Beben baru sadar banyak suara yang muncul, misalnya ada yang mukul di tembok, suara burung dan terkesan tak biasa ketika malam tiba, sampai ada suara berisik orang yang berjalan di atap rumah.

Itulah tadi cerita folklor tentang hantu kuyang yang melegenda di Kalimantan. Apakah kamu percaya bahwa kuyang itu nyata?

Halaman 4 dari 4
(aau/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads