Kalimantan telah melahirkan banyak talenta musik berbakat yang sukses di panggung nasional. Dari suara merdu hingga karya yang penuh makna, sejumlah musisi berdarah Kalimantan berhasil mencuri perhatian pecinta musik Indonesia.
Mereka membawa identitas daerahnya ke dalam karya, sekaligus membuktikan bahwa talenta dari Pulau Borneo mampu bersaing di industri musik tanah air. Sebut saja Ghea Indrawari, jebolan ajang pencarian bakat yang kini dikenal lewat suara lembut dan karya-karya manisnya.
Ada pula Fanny Soegi, vokalis band Soegi Bornean yang kental dengan nuansa folk dan lirik penuh pesan. Kehadiran mereka dan beberapa musisi lain dari Kalimantan, menjadi bukti bahwa darah Kalimantan mengalirkan energi seni yang kuat, memadukan karakter lokal dengan sentuhan musik modern.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sederet Musisi Berdarah Kalimantan
Di balik nama-nama besar ini, masih banyak musisi asal Kalimantan yang tengah bersinar maupun sedang menapaki perjalanan menuju puncak. Simak berikut nama-nama musisi dari Kalimantan:
1. Ghea Indrawari
![]() |
Ghea Indrawari merupakan salah satu penyanyi muda yang sedang bersinar di Tanah Air. Namanya dikenal luas saat lagu Jiwa yang Bersedih meledak di mana-mana. Ghea lahir pada 10 Maret 1998 di Singkawang, Kalimantan Barat.
Sebelum dikenal luas seperti sekarang, Ghea menjalani karier bernyanyi dengan mengikuti beberapa ajang pencarian bakat. Ghea merupakan lulusan Universitas Negeri Yogyakarta dari Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya.
Ia menjalani masa kuliah sejak 2015-2023, sembari terus mengembangkan karier musiknya. Tak hanya lagu Jiwa yang Bersedih, ada banyak lagu lainnya untuk mengajak penggemarnya sing along.
2. Morgan Oey
![]() |
Handi Morgan Winata atau lebih dikenal dengan nama Morgan Oey, lahir di Singkawang 25 Mei 1990. Morgan merupakan mantan personel dari boyband Indonesia, SM*SH.
Beberapa single jadi andalan antara lain I Heart You dan Senyum Semangat. Meski pertama kali dikenal sebagai penyanyi, pada tahun 2013 Morgan hengkang dari SM*SH.
Ia memutuskan untuk mendalami dunia akting, membintangi beberapa sinetron hingga film layar lebar. Salah satu film yang baru tayang dan sukses dibintanginya adalah film Pengepungan Di Bukit Duri garapan Joko Anwar.
3. Uyau Moris
![]() |
Penulis lagu dan komposer asal Dayak, Amoris atau lebih dikenal dengan Uyau Moris, adalah musisi yang kerap membawakan lagu-lagu dengan alat musik Sampe. Sape atau sampe adalah alat musik petik khas daerahnya, Dayak Kenyah.
Mempelajari sape sejak kecil membuatnya piawai membawakan alat musik daerah tersebut. Ia memperkenalkan ke khalayak dengan memainkan lagu-lagu yang tengah populer menggunakan sape miliknya, lalu diunggah ke akun Instagram dan YouTube miliknya.
Sebut saja lagu seperti Mangu, Stecu, hingga Tak Segampang Itu ia bawakan dengan Sape. Hingga kini, Uyau Moris sudah memiliki 209 ribu subscribers di YouTube. Adapun lagu yang diciptakan olehnya sendiri yakni berjudul Adil Ka' Talino.
4. Ian Kasela
![]() |
Iandika Mulya Ramadhan atau dikenal dengan Ian Kasela, adalah vokalis grup band Radja berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Nama Kasela merupakan singkatan dari daerah asalnya, Kalimantan Selatan.
Grup band Radja meskipun besar dan memulai karir di Jakarta, merupakan band yang digarap oleh keempat personelnya asal Kalimantan Selatan. Bersama Radja, Ian Kasela yang ikonik dengan kacamata hitamnya itu, sukses dengan tembang Cinderella, Jujur, dan Benci Bilang Cinta.
5. Fanny Soegi
![]() |
Fanny Soegiharto atau kerap disapa Fanny Soegi, mulai dikenal luas berkat lagu Asmalibrasi yang melambungkan namanya. Ia merupakan vokalis band Soegi Bornean sejak 2019, namun kini melanjutkan karier sebagai penyanyi solo.
Lahir pada 7 September 1999, Fanny sejak kecil sudah menyukai musik folk, genre yang kemudian menjadi ciri khas lagu-lagu Soegi Bornean yang mengusung nuansa indie folk. Fanny mengungkapkan bahwa ia merupakan keturunan Jawa-Kalimantan (Dayak).
Nama band Soegi Bornean diambil dari nama belakangnya, Soegi, dan kata 'Bornean' merujuk pada Kalimantan, tanah kelahirannya. Konsep musik mereka memadukan sentuhan budaya Jawa dan Kalimantan, sehingga berhasil menarik perhatian penikmat musik tanah air.
Fanny dikenal dengan suara merdu dan kebiasaannya mengenakan kain batik saat tampil. Selain Asmalibrasi, bersama Soegi Bornean ia juga telah membawakan sejumlah lagu populer lain seperti Atma dan Pijaraya yang sama-sama memikat hati pendengarnya.