PKL Nekat Jualan di Dermaga Pelabuhan SDF Tarakan, UPTD Siapkan Solusi

PKL Nekat Jualan di Dermaga Pelabuhan SDF Tarakan, UPTD Siapkan Solusi

Oktavian Balang - detikKalimantan
Senin, 17 Nov 2025 16:30 WIB
Pedagang Kaki Lima (PKL) kembali memenuhi kawasan dermaga Pelabuhan Tengkayu 1 (SDF), Tarakan. Padahal pemerintah telah menyediakan koridor khusus untuk berjualan.
Suasana koridor yang sebagian ditinggalkan pedagang/Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Tarakan -

Pedagang Kaki Lima (PKL) kembali memenuhi kawasan dermaga Pelabuhan Tengkayu 1 (SDF), Tarakan. Padahal pemerintah telah menyediakan koridor khusus untuk berjualan.

Pantauan detikKalimantan di lokasi menunjukkan aktivitas jual beli di dermaga jauh lebih padat dibandingkan di koridor. Pedagang tampak menjajakan dagangannya di berbagai sudut dermaga.

Diduga, kembalinya PKL ke dermaga dipicu konflik sosial dan kecemburuan antarpedagang, serta anjloknya omzet jika bertahan di koridor. Salah seorang pedagang di dermaga yang meminta namanya disamarkan, terang-terangan menjelaskan alasan ekonomi. Menurutnya, berjualan di koridor yang disediakan pemerintah tidak dapat memenuhi target penjualan harian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di koridor tidak ada pembeli, sepi. Di dermaga lumayan pembeli," jelas pedagang itu saat ditemui detikKalimantan. Senin (17/11/2025).

Saat berjualan di dermaga, ia bisa mengantongi Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per hari. Sementara itu, saat mencoba bertahan di koridor selama dua bulan, pendapatannya anjlok.

"Kalau di sana koridor, sehari dapat Rp 100 ribu, kadang-kadang Rp 50 ribu. Tapi paling banyak Rp 100 ribu," keluhnya.

Menurutnya, bertahan di koridor tidak bisa mengembalikan modal. Banyak barang dagangan seperti kue-kue yang akhirnya rusak dan terbuang, karena tidak laku dan tidak bisa dikembalikan ke pemasok.

"Nggak kembali modal, rugi. Bahannya dibuang-buang," ujarnya.

Pedagang itu menyebut adanya dugaan permainan di antara pedagang. Dari 15 pedagang yang terdaftar resmi dan seharusnya menempati koridor, beberapa di antaranya justru memberanikan diri untuk membuka lapak berjalan hingga ke dalam speedboat.

"Kami sudah tertib, cuma ada oknum yang memberanikan diri menjajakan lapak keliling sampai masuk ke dalam speedboat. Ya kalau dia dibiarkan, kenapa kami tidak bisa ikut juga," terangnya.

"Itu yang membuat sebagian orang berani di situ karena di sini tidak untung. Jelasnya ada yang mulai lah," tambahnya.

Pedagang lainnya yang masih bertahan di koridor juga merebut adanya kecemburuan. "Awalnya itu kan ada satu orang yang turun-turun itu yang pertama. Sudah berapa kali (lapor), Mas," tuturnya saat berada di koridor.

Kepala UPTD Pelabuhan Tengkayu I SDF Tarakan, Muhammad Roswan, membenarkan adanya masalah itu. Ia menyebut pihaknya sudah berulang kali melakukan penertiban, namun para pedagang selalu kembali lagi ke dermaga.

"Sudah pernah kami lakukan penertiban namun mereka kembali lagi," kata Roswan melalui pesan daring.

UPTD merencanakan strategi jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendek, pihaknya akan menempatkan personel gabungan dari Satpol PP, Satpam, dan Pomal di dermaga.

"Untuk tangga turun ke dermaga akan dikasih pembatas agar pelaku jasa rental, ojek, dan pedagang nggak turun ke dermaga," jelasnya.

Roswan menambahkan rencana ini akan segera dimatangkan. Untuk solusi jangka panjang, Roswan menegaskan para pedagang tersebut seharusnya ditempatkan di terminal baru yang sesuai dengan peruntukannya.

Halaman 3 dari 2
(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads