UNDA Sampit Kolab dengan Warga Bikin Pakan Ikan Daun Kelakai, Begini Caranya

UNDA Sampit Kolab dengan Warga Bikin Pakan Ikan Daun Kelakai, Begini Caranya

Ayuningtias Puji Lestari - detikKalimantan
Minggu, 09 Nov 2025 23:08 WIB
Pelatihan Pembuatan Pupuk Ikan dari Daun Kelakai
Pelatihan pembuatan pupuk ikan dari daun kelakai/Foto: Istimewa
Katingan -

Universitas Darwan Ali (UNDA) Kota Sampit, Kalimantan Tengah (Kalteng) menginovasikan daun kelakai untuk pakan ikan. Berkolaborasi dengan masyarakat Katingan, menjadikan tanaman endemik khas Kalimantan bernilai ekonomis.

Melalui program Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (Kosabangsa), Kampus UNDA berupaya memberdayakan masyarakat dalam ketahanan pangan dan memperkuat ekonomi. Kegiatan tersebut berlangsung di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, pada Jumat (7/11/2025).

Ketua Tim Pelaksana UNDA, Leni Handayani menerangkan kegiatan tersebut sebagai upaya sinergi antara dunia akademik dan masyarakat. Ia berharap model pemberdayaan semacam itu dapat diterapkan di wilayah lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berharap model pemberdayaan seperti ini dapat direplikasi di wilayah lain. Dengan menggabungkan teknologi lokal, inovasi digital, dan semangat gotong royong, masyarakat bisa mandiri secara ekonomi tanpa meninggalkan kearifan lokal," ujar Leni pada Minggu (9/11/2025).

Dalam pelaksanaan kegiatan, masyarakat dibekali teknologi pembuatan pakan ikan berbasis daun kelakai (Stenochlaena palustris). Tanaman endemik Kalimantan ini berfungsi sebagai antibakteri alami. Tanaman tersebut diklaim mampu meningkatkan pertumbuhan ikan air tawar.

Berawal dari Penelitian Kampus ULM, Adopsi Program dari Kampus UNISKA Banjarmasin

Secara ilmiah, daun kelakai mengandung senyawa bioaktif seperti tannin, flavonoid, dan fenol yang berfungsi sebagai antibakteri alami untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen Aeromonas hydrophila penyebab penyakit pada ikan air tawar. Selain itu, kelakai juga mengandung protein dan mineral penting yang membantu memperkuat sistem imun dan metabolisme ikan. Ketika kelakai dijadikan bahan tambahan pakan ikan, berpotensi meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.

"Teknologi ini merupakan hasil riset perguruan tinggi yang telah dipatenkan dan diadaptasi menjadi formulasi pakan sederhana skala rumah tangga," terang Leni.

Penelitian ini merupakan hasil riset Dr. Siti Aisiah, S.Pi., M.P. dan Ir. Ririen Kartika Rini, M.P. dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru, Kalimantan Selatan, melalui Nomor Paten Sederhana IDS000009597. Adapun program Kosabangsa ini juga mengadopsi paten pendamping dari Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin, dengan Nomor Paten Sederhana IDS000004277.

"Teknologi dari UNISKA digunakan sebagai acuan formulasi dan metode pencampuran bahan pakan lokal, termasuk teknik granulasi (butiran) sederhana agar pakan lebih padat, tidak mudah hancur di air, dan memiliki daya simpan lebih lama," jelas Leni.

Kegiatan tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa dari UNDA Sampit bersama tim pendamping dari Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Fokus utama diarahkan pada dua bidang, yakni perikanan dan perekonomian lokal. Tujuannya untuk memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir Sungai Katingan.

"Kami sudah mulai bisa membuat pakan kelakai sendiri. Bahannya mudah didapat, biaya lebih hemat, dan ikan terlihat lebih aktif," ujar Sarmidi Adnan, Ketua Kelompok Budi Daya Ikan Sumber Bersama, Kasongan Lama.

Selain itu, Lurah Kasongan Lama, Sugi Hartato juga menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Kampus UNDA. "Program Kosabangsa ini membawa manfaat besar bagi masyarakat kami. Tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga membuka peluang usaha baru yang berbasis potensi lokal," ujarnya.

Proses Pembuatan Pakan Ikan dari Daun Kelakai

Proses pembuatan pakan ikan dengan daun kelakai dilakukan dengan mengeringkan daun hingga kadar airnya rendah. Lalu dihaluskan menjadi tepung.

Tepung kelakai kemudian dicampur dengan dedak, tepung ikan, dan tepung tapioka sebagai pengikat. Setelah adonan tercampur rata, pakan dicetak menggunakan mesin pencetak pakan dan dikeringkan dengan penjemuran hingga kering dan tahan lama ketikam disimpan.

Selain pelatihan teknis, peserta juga mendapatkan pendampingan dalam pencatatan keuangan sederhana dan perencanaan usaha kelompok agar kegiatan budi daya berjalan berkelanjutan.

Mengenai pendanaan, kegiatan ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), sebagai bentuk dukungan terhadap kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam membangun ekonomi berbasis inovasi lokal.

Halaman 2 dari 2
(sun/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads