Melihat dari Dekat Pengolahan Paving Limbah Plastik di Palangka Raya

Melihat dari Dekat Pengolahan Paving Limbah Plastik di Palangka Raya

Ayuningtias Puji Lestari - detikKalimantan
Sabtu, 25 Okt 2025 08:00 WIB
Pengolahan Paving Limbah Plastik di Palangka Raya. Foto: Ayuningtias Puji Lestari
Pengolahan Paving Limbah Plastik di Palangka Raya. Foto: Ayuningtias Puji Lestari
Palangka Raya -

Pemerintah Kota Palangka Raya terus mengembangkan inovasi dalam bidang infrastruktur. Kali ini, sedang dibangun percontohan paving jalan menggunakan bahan dari limbah plastik. Ada 150 Kg sampah yang diolah jadi paving per harinya.

Inovasi tersebut adalah bentuk kerja sama antara Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Petanahan (Disperkimtan) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya.

Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Terpadu (PST) Kecamatan Pahandut dan Sabangau, Robby Sarwo Prasojo menerangkan bahwa kualitas paving limbah plastik tidak kalah dengan paving konvensional. Bahkan, dengan kualitas yang sama antara paving konvensional dan plastik, dari segi harga bisa jauh lebih murah paving plastik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengolahan Paving Limbah Plastik di Palangka Raya. Foto: Ayuningtias Puji LestariPengolahan Paving Limbah Plastik di Palangka Raya. Foto: Ayuningtias Puji Lestari

"Jika dibandingkan dengan harga paving dengan kualitas yang sama, justru lebih ekonomis yang paving plastik. Dari segi kekuatannya juga lebih kuat ini kalau dibandingkan dengan standar yang biasa dipakai masyarakat umum," ujarnya pada detikKalimantan, Jumat (24/10/2025).

Menurut Robby, keunggulan lainnya dari paving limbah plastik ini tidak mudah retak dan tidak mudah pecah. Bahkan, bisa dua kali lipat lebih kuat saat dilakukan uji tekanan.

"Paving plastik ini anti pecah, anti retak, dan anti panas juga. Kemarin diuji tekan itu kalau konvensional (standar) itu hanya 20. Kalau ini (Paving Plastik) bisa sampai 40," ujarnya.

Untuk diketahui, pengolahan paving plastik ini dikelola oleh Koperasi Green Society Organic. Koperasi tersebut merupakan binaan dari UPTD PST Kecamatan Pahandut dan Sabangau, dinaungi oleh DLH Kota Palangka Raya.

Pengolahan paving plastik ini sudah ada sekitar tahun 2024, kemudian mulai berjalan aktif pada awal tahun 2025.

Kepala Koperasi Green Society Organic, Supri menceritakan bahwa dirinya lah yang semula menawarkan ide paving plastik ini. Ide tersebut kemudian direspon oleh Pemkot melalui DLH Kota Palangka Raya.

"Dulu saya yang punya ide ini. Terus dari pemkot memfasilitasi. Awalnya kami kesulitan di listriknya, terus dinaikkan dayanya, termasuk mesinnya juga dibantu," ujar Supri.

Supri menjelaskan dalam satu hari ia dan tim dapat memproduksi 100 hingga 150 batang paving plastik. Sedangkan per satu batang dibutuhkan sekitar 1,5 Kg sampah. Artinya, dalam satu hari ada 150 Kg sampah yang diolah jadi paving.

Percobaan paving dari limbah plastik. Jalan Gelatik, Kota Palangka Raya menjadi jalan pertama sebagai percontohan. Foto: Ayuningtias Puji LestariPercobaan paving dari limbah plastik. Jalan Gelatik, Kota Palangka Raya menjadi jalan pertama sebagai percontohan. Foto: Ayuningtias Puji Lestari

"Per hari itu kita bisa produksi 100 sampai 150 an lah. Sedangkan 1 paving itu butuh 1 setengah kilo sampah. Jadi ada ratusan kilo sampah yang diolah setiap hari," terang Supri.

Dalam membuat satu paving plastik, dibutuhkan sekitar 4 hingga 5 menit. Setelah itu paving didiamkan hingga kering kemudian dirapikan sisi-sisinya.

Supri juga menerangkan, model cetakan paving plastik memang sengaja dibentuk bertekstur. Tujuannya agar tidak licin saat baru dicetak.

"Kalau baru jadi itu masih licin. Tapi kalau nanti sudah kering itu aman aja," ucap Supri.

Diketahui, ukuran per satu paving adalah 10 x 20 cm. Sedangkan harga per paving kisaran Rp 3.000. Kini, pihak koperasi dan UPTD terus menggencarkan kerja sama ke berbagai pihak guna kemajuan inovasi dan kesejahteraan masyarakat sekitar.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads