Kebijakan Tarif Trump Bikin Ekonomi AS Seret, Inflasi Mulai Naik

Kebijakan Tarif Trump Bikin Ekonomi AS Seret, Inflasi Mulai Naik

Heri Purnomo - detikKalimantan
Senin, 04 Agu 2025 13:30 WIB
U.S. President Donald Trump points a finger as he delivers remarks in the Roosevelt Room at the White House in Washington, D.C., U.S., July 31, 2025. REUTERS/Kent Nishimura
Donald Trump. Foto: REUTERS/Kent Nishimura
Balikpapan -

Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif ke berbagai negara berdampak buruk bagi negaranya sendiri. Kini perekonomian Negeri Paman Sam itu menjadi seret, inflasi merangkak naik, lapangan kerja pun berkurang.

Dilansir dari detikFinance, kebijakan tarif serta perubahan regulasi pajak dan pengeluaran yang didorong Trump ternyata tidak sesuai harapan. Bukannya membangkitkan industri, AS justru kehilangan 37.000 pekerjaan manufaktur sejak diterapkannya kebijakan tarif April lalu.

Dalam tiga bulan terakhir, jumlah lapangan kerja baru terus menurun, yakni hanya ada 73.000 pekerjaan baru di bulan Juli, 14.000 di Juni, dan 19.000 di Mei. Jumlah tersebut sangat jauh jika dibandingkan rata-rata tahun lalu yang mencapai 168.000 per bulan, dan lebih rendah 258.000 dari proyeksi awal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, inflasi juga memperlihatkan peningkatan. Harga-harga barang naik 2,6% dalam setahun terakhir hingga Juni, lebih tinggi dari 2,2% pada April. Kenaikan tajam terutama terjadi pada barang impor seperti perabot rumah tangga, furnitur, hingga mainan.

Sementara laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dirilis Rabu lalu juga menunjukkan pelemahan. Ekonomi AS hanya tumbuh kurang dari 1,3% secara tahunan pada paruh pertama tahun ini, padahal tahun lalu sempat menyentuh 2,8%.

"Ekonominya seperti jalan di tempat. Kemudian angka pengangguran memang belum naik, tapi penambahan lapangan kerja sangat sedikit. Ekonominya tumbuh sangat lambat," ujar Peneliti Senior Burning Glass Institute, Guy Berger, dikutip AFP, Minggu (3/8/2025).

Namun, tampaknya Presiden Trump memilih mengabaikan sinyal perlambatan ini. Ia malah memecat kepala lembaga yang mengeluarkan laporan ketenagakerjaan tersebut. Lewat akun Truth Social, Trump menyebut data itu telah dimanipulasi dan tidak akurat.

"Angka-angka penting seperti ini harus adil dan akurat, tidak boleh dimanipulasi untuk tujuan politik," kata Trump.

"Ekonomi kita sedang BOOMING," tegasnya.

Artikel sudah tayang di detikFinance.




(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads