1.500-an Sapi Perah Australia Tiba di RI Buat Dukung MBG

1.500-an Sapi Perah Australia Tiba di RI Buat Dukung MBG

Retno Ayuningrum - detikKalimantan
Minggu, 29 Jun 2025 14:30 WIB
Sapi Perah Bunting Impor dari Australia.
Foto: Sapi Perah Bunting Impor dari Australia. Dok Kementan
Jakarta -

Sebanyak 1.500-an ekor sapi perah bunting asal Australia telah tiba di Indonesia. Langkah ini salah satunya dilakukan untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG).

Dikutip dari detikFinance, kedatangan sapi-sapi ini juga merupakan upaya untuk memperkuat populasi sapi perah dan mendukung produktivitas peternak lokal agar produksi susu dalam negeri semakin cepat meningkat.

Total sapi datang ada 1.573 ekor, yang datang dalam dua tahap. Pada Jumat (27/6), ada 485 ekor sapi perah telah masuk melalui Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, oleh PT Kironggo Joyo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian pada Sabtu (28/6), ada 1.088 ekor sapi perah tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, yang difasilitasi oleh PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), anak perusahaan JAPFA, bekerja sama dengan PT Greenfields Dairy Indonesia, PT Karya Suci Pratama, PT Irfai Berkah Sejahtera, PT Arla Food, serta Koperasi Suka Makmur.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengatakan langkah ini selaras dengan program pemerintah dalam mempercepat peningkatan populasi dan produksi susu nasional, khususnya melalui Program Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).

"Pemerintah menargetkan peningkatan populasi sapi perah sebanyak satu juta ekor hingga tahun 2029. Ini adalah bagian penting dari strategi mencapai ketahanan pangan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Minggu (29/6/2025)

Saat ini, produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) baru mampu memenuhi sekitar 21% dari kebutuhan nasional yang mencapai 4,6 juta ton per tahun. Impor sapi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peternak lokal dan mendorong kemandirian produksi susu di dalam negeri.

Menurut JAPFA, sapi yang diimpor merupakan sapi perah persilangan antara Holstein dan Jersey yang memiliki keunggulan genetik berupa produktivitas susu tinggi, masa laktasi panjang, interval kelahiran yang singkat, serta lebih adaptif terhadap iklim tropis Indonesia. Selain itu, ukuran tubuh yang lebih kecil dinilai lebih sesuai untuk dikelola oleh peternak skala kecil dan menengah.

Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menegaskan bahwa seluruh sapi impor telah melalui protokol kesehatan hewan yang ketat sejak sebelum pengiriman hingga tiba di Indonesia. Pemerintah memastikan hewan yang masuk dalam kondisi sehat, bebas penyakit hewan menular strategis, dan telah disertai dokumen lengkap sesuai standar internasional.

"Bersama dengan Badan Karantina Indonesia, tindakan karantina dan pemeriksaan kesehatan hewan akan kami lakukan secara menyeluruh. Ini bagian dari komitmen kami menjaga kesehatan hewan sekaligus menjamin keamanan pangan asal hewan," ujar Imron.

Ia menambahkan, pengawasan juga akan terus dilakukan selama proses distribusi sapi ke para perusahaan joint shipment dan peternak mitra Greenfields di Jawa Timur.

CEO Greenfields, Akhil Chandra, menjelaskan bahwa sapi-sapi tersebut akan didistribusikan kepada 120 peternak mitra yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan, dan Kota Batu, Jawa Timur.

"Kami juga akan menyerap seluruh hasil susu dari peternak mitra dan memberikan dukungan teknis berkelanjutan agar para peternak dapat meningkatkan produktivitas secara optimal," ujarnya.

Artikel ini sudah tayang di detikFinance.




(rea/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads