Waspada Gagal Ginjal di Usia Muda, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Waspada Gagal Ginjal di Usia Muda, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Jumat, 12 Des 2025 09:32 WIB
Chronic kidney disease, Asian woman with model for treatment urinary system, urology, Estimated glomerular filtration rate eGFR.
Ilustrasi ginjal. Foto: Getty Images/sasirin pamai
Samarinda -

Baru-baru ini publik dikejutkan oleh kasus seorang wanita muda asal Tangerang bernama Sulistia, yang divonis mengalami gagal ginjal stadium 5 sejak usianya baru 14 tahun.

Mengutip detikHealth, kondisi tersebut berawal dari keluhan yang tampak biasa saja, mulai dari sakit pinggang, mual, hingga sesak yang datang dan pergi. Naasnya, setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, dokter menemukan bahwa fungsi ginjalnya sudah menurun drastis hingga hampir tidak berfungsi.

Kasus ini semakin mengejutkan karena Sulistia mengaku sudah terbiasa sejak kecil jarang minum air putih dan lebih sering mengonsumsi minuman manis atau minuman kemasan. Pola hidup inilah yang akhirnya diduga kuat berkontribusi pada kerusakan ginjal berat yang dialaminya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Sulistia jadi contoh bahwa gagal ginjal tidak hanya menyerang orang dewasa atau lanjut usia. Kebiasaan sehari-hari, terutama pola minum dan konsumsi gula berlebih dapat mempercepat kerusakan ginjal bahkan pada usia yang tergolong muda.

Lantas, apa saja sebenarnya gejala yang dirasakan para penderita gagal ginjal, dan apa penyebabnya? Berikut detikKalimantan rangkum informasi lengkapnya.

Gejala Gagal Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Seperti yang dijelaskan Cleveland Clinic dalam publikasinya, gejala gagal ginjal sering muncul perlahan dan tidak spesifik, sehingga banyak orang mengabaikannya. Padahal, perubahan kecil pada tubuh dapat menjadi tanda bahwa ginjal sedang mengalami penurunan fungsi. Di bawah ini gejala yang paling sering ditemukan:

1. Perubahan pada Urine

Salah satu tanda paling awal kerusakan ginjal adalah perubahan pada pola dan tampilan urine. Ginjal yang sehat bertugas sesuai fungsinya, yaitu menyaring limbah sekaligus mengatur cairan tubuh.

Ketika fungsi ini mulai menurun, tubuh menunjukkan sinyal melalui urine, jumlahnya bisa berkurang drastis, warnanya menjadi lebih pekat, atau muncul busa karena protein ikut keluar.

Frekuensi buang air kecil juga bisa berubah, terutama pada malam hari. Perubahan kecil ini sering dianggap sepele, padahal merupakan tanda sistem filtrasi ginjal mulai terganggu.

2. Pembengkakan pada Kaki, Tangan, atau Wajah

Ketika ginjal tidak mampu mengatur cairan dan elektrolit, kelebihan cairan akan tertahan di dalam tubuh. Akibatnya, bagian tubuh seperti pergelangan kaki, telapak kaki, tangan, atau sekitar mata bisa menjadi bengkak.

Pembengkakan ini tidak selalu disertai nyeri, tapi terasa mengganjal dan sulit hilang. Kondisi ini menjadi tanda jelas bahwa ginjal tidak lagi bekerja optimal dalam membuang cairan berlebih.

3. Mudah Lelah dan Lemas

Salah satu peran ginjal adalah memproduksi hormon eritropoietin yang merangsang pembentukan sel darah merah. Ketika ginjal rusak, produksi hormon ini menurun, sehingga tubuh kekurangan sel darah merah dan menimbulkan anemia.

Kombinasi anemia dan penumpukan racun dalam darah dapat membuat tubuh cepat lelah, sulit berkonsentrasi, dan merasa lemas meski tidak melakukan aktivitas berat.

4. Kulit Kering dan Gatal

Kerusakan ginjal ternyata juga bisa mengganggu keseimbangan mineral penting seperti fosfor dan kalsium. Ketika fosfat menumpuk, kulit menjadi sangat kering, mudah pecah, dan muncul rasa gatal berkepanjangan.

Rasa gatal ini biasanya tidak membaik dengan pelembab biasa karena penyebabnya berasal dari dalam tubuh kita sendiri. Kondisi ini merupakan sinyal bahwa ginjal kesulitan menjaga stabilitas elektrolit dan membersihkan racun.

5. Mual, Muntah, dan Hilang Nafsu Makan

Saat ginjal gagal menyaring limbah metabolik, zat tersebut tetap beredar dalam darah dan mengganggu sistem pencernaan. Penumpukan urea misalnya, dapat memicu rasa mual berkepanjangan, muntah, dan penurunan nafsu makan.

Tidak jarang penderita gagal ginjal merasa cepat kenyang atau tidak bisa menoleransi makanan tertentu. Jika terys berlanjut, kondisi ini bisa menyebabkan penurunan berat badan yang drastis.

6. Gangguan Tidur

Kelebihan cairan dan racun dalam tubuh tidak hanya mengganggu organ vital, tetapi juga pola tidur. Penderita sering terbangun karena sulit bernapas, merasa tidak nyaman, atau harus bolak-balik ke kamar mandi.

Pada stadium lanjut, cairan dapat menumpuk di paru-paru sehingga tidur menjadi semakin terganggu. Hal ini menunjukkan bahwa ginjal sudah tidak mampu mempertahankan keseimbangan cairan secara efektif.

7. Sesak Napas pada Stadium Lanjut

Ketika cairan yang seharusnya dibuang malah menumpuk di paru-paru, penderita akan mengalami sesak, napas pendek, dan dada terasa tertekan.

Kondisi ini seringkali diartikan sebagai masalah jantung atau asma, padahal penyebab utamanya adalah retensi cairan akibat fungsi ginjal yang turun drastis.

Sesaj napas adalah tanda bahaya bahwa tubuh berada dalam kondisi hyper-hidrasi dan membutuhkan penanganan medis secepat mungkin.

8. Tekanan Darah Tinggi

Ginjal dan tekanan darah memiliki hubungan dua arah. Ketika ginjal rusak, hormon pengatur tekanan darah menjadi tidak stabil sehingga memicu hipertensi.

Sebaliknya, tekanan darah tinggi yang berlangsung lama juga bisa merusak pembuluh darah ginjal. Pada penderita gagal ginjal, tekanan darah akan lebih sulit dikontrol meski sudah menggunakan obat, dan kondisi inilah yang mempercepat kerusakan ginjal lebih jauh.

Penyebab Gagal Ginjal: Faktor Penyakit dan Kebiasaan

Penyebab gagal ginjal melibatkan kombinasi penyakit kronis dan kebiasaan sehari-hari yang membebani ginjal dalam jangka panjang. Beberapa faktor dapat mempercepat kerusakan ginjal bahkan pada usia muda. Berikut penyebab yang paling umum, dikutip dari National Kidney Foundation:

1. Diabetes Mellitus

Diabetes adalah penyebab paling umum gagal ginjal kronis karena kadar gula darah yang tinggi terus-menerus merusak pembuluh darah kecil di dalam ginjal.

Kerusakan ini berlangsung perlahan dengan pasti, sehingga ginjal kehilangan kemampuan menyaring darah secara efektif. Pada pasien diabetes yang tidak menjaga pola makan, jarang olahraga, atau tidak rutin kontrol gula darah, risiko gagal ginjal meningkat berkali-kali lipat karena kerusakan terjadi lebih cepat.

2. Hipertensi

Tekanan darah tinggi membuat pembuluh darah ginjal menerima tekanan besar setiap harinya. Ginjal jadi dipaksa bekerja ekstra keras yang menyebabkan jaringan di dalamnya mulai mengalami pengerasan dan luka.

Kondisi ini semakin buruk pada orang yang memiliki kebiasaan tidak sehat seperti konsumsi garam berlebihan, jarang tidur, atau sering stres. Jika tekanan darah tidak dikontrol, kerusakan ginjal dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa disadari.

3. Kurang Minum Air dan Konsumsi Minuman Manis Berlebihan

Kebiasaan jarang minum air putih membuat tubuh berada dalam kondisi dehidrasi ringan berkepanjangan. Ginjal akhirnya bekerja lebih keras untuk menghemat cairan, sehingga fungsinya menurun dari waktu ke waktu.

Ditambah lagi banyak orang lebih memilih minuman manis, seperti teh manis, kopi susu dengan gula dan pemanis buatan, bubble tea, soda, hingga minuman kemasan seperti kasus Sulistia. Kandungan gula yang tinggi meningkatkan risiko diabetes, obesitas, serta beban berlebih pada ginjal.

4. Penyumbatan Saluran Kemih

Batu ginjal, pembesaran prostat, atau sumbatan lainnya dapat menghambat aliran urin. Jika aliran urin tersumbat, urin akan tertahan, kembali ke ginjal dan menekan jaringan ginjal. Bila kondisi ini berlangsung lama, ginjal dapat mengalami kerusakan permanen.

5. Penggunaan Obat Pereda Nyeri (NSAID) Berlebihan

Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau diklofenak memang efektif, tetapi penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dapat mengurangi aliran darah ke ginjal.

Banyak orang mengonsumsi obat ini tanpa resep, misalnya untuk nyeri haid, sakit kepala, atau pegal-pegal, tanpa menyadari risikonya. Pola hidup yang membuat orang sering mengonsumsi NSAID, contohnya kurang tidur, stres kronis, atau olahraga tidak teratur juga dapat meningkatkan peluang terjadinya kerusakan ginjal.

6. Infeksi atau Peradangan Ginjal

Infeksi seperti pielonefritis atau peradangan pada glomerulus (glomerulonefritis) dapat merusak jaringan ginjal. Ketika infeksi tidak ditangani sampai tuntas atau sering kambuh, jaringan ginjal perlahan-lahan digantikan oleh jaringan parut yang tidak berfungsi.

Kebiasaan menahan urine, kurang minum, atau kebersihan area intim yang kurang baik dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih berulang.

7. Penyakit Ginjal Bawaan

Beberapa orang memiliki kelainan struktural pada ginjal sejak lahir, seperti polycystic kidney disease (PKD). Pada kondisi ini, kista berkembang di ginjal dan terus membesar seiring usia.

Walaupun penyakit bawaan, gaya hidup tetap berperan penting di sini, misalnya pola makan tinggi garam atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat mempercepat proses timbulnya penyakit.

8. Penyakit Autoimun

Lupus nefritis adalah contoh penyakit autoimun yang menyerang ginjal. Sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang jaringan ginjal dan menyebabkan peradangan serta penurunan fungsi ginjal.

Pemicu flare lupus seperti stres berat, paparan sinar matahari berlebihan, pola makan buruk, atau kurang istirahat dapat memperparah kondisi dan mempercepat terjadinya kerusakan ginjal.

Itulah dia gejala dan penyebab gagal ginjal yang tidak lagi identik dengan pasien lanjut usia. Ketika memahami gejala dan penyebabnya, kita diharapkan lebih waspada dan mampu melakukan pencegahan dini. Semoga bermanfaat dan sehat selalu.

Halaman 3 dari 3
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads