Fenomena air pasang laut atau banjir rob melanda sejumlah wilayah pesisir di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Ketinggian air bervariasi di beberapa kecamatan, genangan terparah nyaris menutup badan jalan utama.
Pantauan detikKalimantan di lokasi pada Sabtu (6/12/2025), genangan air terlihat di sejumlah titik Kecamatan Tarakan Timur, Tengah, dan Barat. Di kawasan Lingkas Ujung, Jembatan Besi, Belakang Hotel Topik, dan Karang Rejo air laut menggenang di beberapa titik rendah.
Kondisi berbeda terlihat di Jalan Gajah Mada, tepatnya di kawasan mangrove dan belakang kantor bank. Di lokasi ini, genangan air cukup tinggi hingga hampir menutupi sebagian badan jalan.
Di lain sisi, masih ada keceriaan di tengah genangan banjir rob yang diwaspadai warga. Anak-anak kampung setempat menjadikan genangan air itu sebagai arena bermain air dadakan.
Ipunk, salah satu warga RT 16, Kelurahan Lingkas Ujung menuturkan bahwa air rob mulai naik sore hari. Ini bukan kali pertama banjir rob menggenangi wilayah tinggalnya, biasanya genangan mulai surut pada malam hari.
"Air biasanya menggenangi jembatan dengan ketinggian sekitar sejengkal di atas mata kaki orang dewasa. Tapi alhamdulillah tidak sampai masuk ke rumah warga. Perkiraan surut biasanya setelah Isya," ujar Ipunk saat ditemui di lokasi.
Sementara itu Ian, warga RT 07 RW 02 Jembatan Besi, Tarakan Timur, mengaku cukup waswas dengan kondisi air pasang kali ini. Mengingat letak rumahnya yang berada tepat di samping laut, Ian terus memantau pergerakan air.
"Ya pasti waswas lah, rumah samping laut. Tapi kalau lihat pengalaman kami, puncaknya itu kemarin malam. Jadi kami perkirakan malam ini air sudah mulai surut," kata Ian.
Kekhawatiran warga ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob di pesisir Kalimantan Utara, termasuk Tarakan, yang diprediksi berlangsung pada tanggal 4 hingga 9 Desember 2025.
Malam Minggu Jadi Penentu
Di wilayah RT 20, warga setempat, Ujang, mengaku bakal melihat kondisi air di malam Minggu ini sebagai indikator. Ujang yakin jika ketinggian air malam ini lebih rendah dari malam sebelumnya, maka fase rob akan segera berakhir.
"Biasa kami alami seperti itu. Kalau kemarin air tinggi, dan hari ini lebih rendah dari sebelumnya, sudah dipastikan besok bakal surut atau selesai," kata Ujang.
Ujang menambahkan, genangan air kerap terjadi di tengah perempatan jalan wilayahnya karena posisi tanah yang cekung. Hal ini pula yang memaksanya merenovasi rumah agar lebih tinggi dari jalan.
"Rumah kayu di depan ini pemiliknya ada di Malaysia, jadi memang sudah biasa tergenang (karena kosong)," tambahnya.
Hal senada diungkapkan Ketua RT 07 Selumit Pantai (Belakang Hotel Topik), Tarakan Tengah, M Syahrir. Menurut pantauannya, kondisi air malam ini memang terlihat mulai berkurang dibanding malam sebelumnya.
"Kalau dari pengalaman kami, biasanya hanya 3 hari. Ini mungkin hari terakhir, besok tetap ada tapi tidak setinggi ini. Di sini genangan air tingginya sekitar 2 cm," ungkap Syahrir.
Syahrir juga menyoroti masalah infrastruktur yang tidak rata sebagai penyebab genangan. Menurutnya, tinggi rendahnya timbunan jalan dan jembatan di masa lalu membuat aliran air tidak merata.
"Jembatan di sini ketinggiannya ada yang rendah, ada yang tinggi. Ada juga yang miring ke arah rumah warga, ada juga yang miring ke arah laut, itu yang menyebabkan genangan," pungkasnya.
Simak Video "Video Puncak Banjir Rob Diprediksi Hari Ini, Pramono: Sekarang Sudah Turun"
(aau/aau)