Menjelang akhir 2025, masyarakat Indonesia menghadapi banyak bencana yang datang tak kenal waktu. Selain banjir bandang yang melanda Sumatera, kini BMKG mengeluarkan peringatan adanya megathrust yang meningkatkan potensi bencana pada Desember 2025.
Indonesia secara umum dikenal sebagai negara dengan aktivitas gempa dan vulkanik tinggi karena banyak wilayahnya berada di sepanjang jalur subduksi dan zona ring of fire. Pulau-pulau seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku sering mengalami gempa besar maupun erupsi gunung berapi.
Namun berbeda dengan Kalimantan yang relatif jarang mencatat gempa besar dan sering dianggap aman secara geologis. Meskipun demikian, gempa tetap bisa terjadi di Kalimantan.
Data BMKG 2025 menunjukkan kawasan Tarakan di Kalimantan Utara sebagai wilayah paling aktif mengalami gempa di Pulau Kalimantan. Pada 5 November 2025 terjadi gempa dengan magnitudo 4,8 yang menimbulkan kerusakan bangunan.
Pada 4 Desember 2025, gempa dengan magnitudo 4,8 juga terjadi di Kalimantan Selatan. Berpusat di barat daya Tanah Laut, gempa sampai terasa di Banjarmasin dan Banjarbaru.
Fenomena ini menjadi penting untuk diketahui, apa penyebab Kalimantan cenderung jarang mengalami gempa besar? Berikut ini detikKalimantan rangkum penjelasan ilmiahnya yang didukung oleh temuan riset dan data kegempaan terkini.
1. Jauh dari Zona Subduksi dan Berada di Atas Blok Stabil
Mengutip penjelasan BMKG, salah satu alasan utama Kalimantan relatif jarang gempa besar adalah posisinya jauh dari zona subduksi aktif. Zona-zona subduksi yang merupakan tempat bertemunya lempeng samudera dan benua, adalah sumber gempa besar dan tsunami di Indonesia, seperti di barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
Sebaliknya, Kalimantan berada di atas blok tektonik yang relatif stabil, yaitu lempeng Eurasia. Blok ini adalah lempeng mikro-kontinental tua yang sudah "dingin" secara geologi, sehingga tekanannya jauh lebih rendah dibanding lempeng yang masih aktif.
Simak Video "Video: Tsunami Terdeteksi di Sejumlah Wilayah RI, Paling Tinggi 20 Cm"
(bai/bai)