Gempa bumi menjadi peristiwa geologi yang sering terjadi di Indonesia. Gempa dipicu oleh pergeseran dua blok bumi di sepanjang patahan. Gempa ada beberapa jenis berdasarkan beberapa kriteria.
Simak artikel ini untuk mengenal apa itu gempa bumi dan jenis-jenisnya. Ketahui juga parameter, karakteristik, faktor penyebab kerusakan, hingga skala MMI yang biasa dipakai untuk mengukur gempa.
Apa Itu Gempa Bumi?
Dilansir dari situs United States Geological Survey (USGS), gempa bumi adalah fenomena alam yang terjadi saat dua blok besar kerak bumi bergeser secara tiba-tiba melewati satu sama lain. Permukaan tempat terjadinya pergeseran ini dikenal sebagai patahan atau bidang patahan.
Titik asal gempa di bawah permukaan bumi disebut hiposentrum, sementara lokasi yang tepat di atas hiposentrum pada permukaan bumi disebut episentrum.
Terkadang, sebuah gempa besar didahului oleh gempa pendahulu, yaitu gempa-gempa kecil yang terjadi di lokasi yang sama. Para ilmuwan baru dapat mengidentifikasi gempa kecil ini sebagai gempa pendahulu setelah gempa bumi yang lebih besar terjadi. Gempa terbesar dan utama dalam rangkaian peristiwa ini disebut gempa utama.
Gempa utama hampir selalu diikuti oleh gempa susulan, yang merupakan gempa-gempa yang lebih kecil dan terjadi di wilayah yang sama setelah gempa utama. Durasi gempa susulan bisa bervariasi, dari beberapa minggu, bulan, hingga bertahun-tahun, tergantung pada skala gempa utama.
Jenis-jenis Gempa Bumi
Gempa bumi diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria penting, yaitu penyebabnya, kedalamannya, dan jangkauannya.
1. Berdasarkan Penyebabnya
Dikutip dari Digilib ITB, gempa bumi bBerdasarkan asal-usulnya dapat dikategorikan menjadi tiga jenis utama: gempa vulkanik, gempa tektonik, dan gempa akibat proses lainnya.
a. Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa yang paling umum dan kuat, disebabkan oleh aktivitas tektonik pada batas lempeng bumi dan sesar aktif. Aktivitas ini melepaskan energi yang sangat besar dalam bentuk getaran yang menyebar ke segala arah.
Kekuatannya bisa mencapai skala besar. Contoh di Indonesia seperti Gempa Aceh pada 26 Desember 2004 yang mencapai magnitudo 9,1-9,3.
b. Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanik dipicu oleh pergerakan fluida gunung api (magma, gas, dan uap) yang naik menuju kawah. Pergerakan ini menciptakan retakan batuan, yang kemudian menghasilkan getaran atau gempa di sekitar area rekahan.
Gempa vulkanik umumnya berasal dari gunung api aktif, memiliki kekuatan kecil (seringkali kurang dari 2 Skala Richter), dan seringkali tidak dirasakan.
c. Gempa Bumi Akibat Proses Lain
Gempa jenis ini timbul dari berbagai proses lokal, seperti runtuhan batuan di wilayah karst (kapur), ambruknya terowongan tambang, atau tanah longsor bawah tanah. Peristiwa-peristiwa ini menyebabkan getaran tanah. Kekuatan gempa ini sangat bergantung pada volume dan jenis material yang runtuh atau longsor.
(bai/des)