Mengenal Jenis-jenis Gempa Bumi, Parameter, Karakteristik, dan Skala MMI

Mengenal Jenis-jenis Gempa Bumi, Parameter, Karakteristik, dan Skala MMI

Bayu Ardi Isnanto - detikKalimantan
Kamis, 04 Des 2025 09:02 WIB
Gempa bumi di Tarakan pada November 2025.
Gempa bumi di Tarakan pada November 2025. Foto: dok BMKG Tarakan
Balikpapan -

Gempa bumi menjadi peristiwa geologi yang sering terjadi di Indonesia. Gempa dipicu oleh pergeseran dua blok bumi di sepanjang patahan. Gempa ada beberapa jenis berdasarkan beberapa kriteria.

Simak artikel ini untuk mengenal apa itu gempa bumi dan jenis-jenisnya. Ketahui juga parameter, karakteristik, faktor penyebab kerusakan, hingga skala MMI yang biasa dipakai untuk mengukur gempa.

Apa Itu Gempa Bumi?

Dilansir dari situs United States Geological Survey (USGS), gempa bumi adalah fenomena alam yang terjadi saat dua blok besar kerak bumi bergeser secara tiba-tiba melewati satu sama lain. Permukaan tempat terjadinya pergeseran ini dikenal sebagai patahan atau bidang patahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titik asal gempa di bawah permukaan bumi disebut hiposentrum, sementara lokasi yang tepat di atas hiposentrum pada permukaan bumi disebut episentrum.

Terkadang, sebuah gempa besar didahului oleh gempa pendahulu, yaitu gempa-gempa kecil yang terjadi di lokasi yang sama. Para ilmuwan baru dapat mengidentifikasi gempa kecil ini sebagai gempa pendahulu setelah gempa bumi yang lebih besar terjadi. Gempa terbesar dan utama dalam rangkaian peristiwa ini disebut gempa utama.

Gempa utama hampir selalu diikuti oleh gempa susulan, yang merupakan gempa-gempa yang lebih kecil dan terjadi di wilayah yang sama setelah gempa utama. Durasi gempa susulan bisa bervariasi, dari beberapa minggu, bulan, hingga bertahun-tahun, tergantung pada skala gempa utama.

Jenis-jenis Gempa Bumi

Gempa bumi diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria penting, yaitu penyebabnya, kedalamannya, dan jangkauannya.

1. Berdasarkan Penyebabnya

Dikutip dari Digilib ITB, gempa bumi bBerdasarkan asal-usulnya dapat dikategorikan menjadi tiga jenis utama: gempa vulkanik, gempa tektonik, dan gempa akibat proses lainnya.

a. Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa yang paling umum dan kuat, disebabkan oleh aktivitas tektonik pada batas lempeng bumi dan sesar aktif. Aktivitas ini melepaskan energi yang sangat besar dalam bentuk getaran yang menyebar ke segala arah.

Kekuatannya bisa mencapai skala besar. Contoh di Indonesia seperti Gempa Aceh pada 26 Desember 2004 yang mencapai magnitudo 9,1-9,3.

b. Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik dipicu oleh pergerakan fluida gunung api (magma, gas, dan uap) yang naik menuju kawah. Pergerakan ini menciptakan retakan batuan, yang kemudian menghasilkan getaran atau gempa di sekitar area rekahan.

Gempa vulkanik umumnya berasal dari gunung api aktif, memiliki kekuatan kecil (seringkali kurang dari 2 Skala Richter), dan seringkali tidak dirasakan.

c. Gempa Bumi Akibat Proses Lain

Gempa jenis ini timbul dari berbagai proses lokal, seperti runtuhan batuan di wilayah karst (kapur), ambruknya terowongan tambang, atau tanah longsor bawah tanah. Peristiwa-peristiwa ini menyebabkan getaran tanah. Kekuatan gempa ini sangat bergantung pada volume dan jenis material yang runtuh atau longsor.

2. Berdasarkan Kedalamannya

Dilansir dari Digilib Unila, klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman pusat gempa (hiposentrum) mengacu pada lokasi terjadinya dislokasi atau perubahan lapisan batuan di dalam bumi.

Gempa berdasarkan kedalaman hiposentrum dibagi menjadi:

  • Gempa bumi dangkal (normal): Pusat gempa kurang dari 70 km.
  • Gempa bumi sedang (intermediet): Pusat gempa antara 70 km hingga 300 km.
  • Gempa bumi dalam: Pusat gempa antara 300 km hingga 700 km.

3. Berdasarkan Jangkauannya

Dalam buku Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis: Earthquake 3D oleh Listyo Yuwanto, gempa bumi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan jarak episentrumnya dari lokasi pengukuran.

  • Gempa bumi lokal: Jarak episentrum kurang dari 10.000 km.
  • Gempa bumi jauh: Jarak episentrum sekitar 10.000 km.
  • Gempa bumi sangat jauh: Jarak episentrum lebih dari 10.000 km.

Parameter, Karakteristik, dan Faktor Kerusakan

Berdasarkan situs BMKG, berikut ini parameter dan karakteristik gempa bumi, serta faktor yang menyebabkan kerusakan akibat gempa.

Parameter Gempa Bumi

  • Waktu Terjadinya Gempa (Origin Time - OT): Waktu pasti pelepasan energi di hiposentrum.
  • Lokasi Pusat Gempa (Episentrum): Titik di permukaan bumi tepat di atas hiposentrum.
  • Kedalaman Pusat Gempa (Depth): Jarak vertikal dari episentrum ke hiposentrum.
  • Kekuatan Gempa Bumi (Magnitudo): Ukuran energi yang dilepaskan saat gempa.

Karakteristik Gempa Bumi

  • Berlangsung sangat singkat.
  • Terjadi pada lokasi-lokasi spesifik (di sekitar zona patahan/lempeng).
  • Berpotensi menimbulkan bencana.
  • Berpotensi terulang kembali.
  • Saat ini belum dapat diprediksi secara akurat.
  • Tidak dapat dicegah, tetapi dampak kerusakannya bisa dikurangi (mitigasi).

Faktor-faktor Penyebab Kerusakan

Kerusakan yang ditimbulkan gempa dipengaruhi oleh kombinasi beberapa faktor:

  • Kekuatan (Magnitudo) gempa bumi.
  • Kedalaman hiposentrum gempa bumi.
  • Jarak hiposentrum ke lokasi.
  • Durasi getaran gempa bumi.
  • Kondisi geologis tanah setempat (jenis dan kestabilan).
  • Kondisi dan kualitas struktur bangunan.

Mengenal Skala MMI

Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) atau juga sering disebut skala Mercalli adalah sistem pengukuran untuk menentukan tingkat dampak atau intensitas gempa bumi yang dirasakan oleh manusia dan terlihat dari tingkat kerusakan bangunan.

Skala ini awalnya diciptakan oleh vulkanolog Italia Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala ini terbagi menjadi 12 pecahan (I hingga XII) yang didasarkan pada laporan pengamatan manusia dan tingkat kerusakan.

  • I MMI: Getaran tidak dirasakan, kecuali oleh beberapa orang dalam kondisi sangat sensitif.
  • II MMI: Getaran dirasakan oleh segelintir orang. Benda ringan yang digantung mulai bergoyang.
  • III MMI: Getaran terasa nyata di dalam rumah, seperti ada truk berat yang melintas.
  • IV MMI: Dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah (siang hari). Gerabah pecah, jendela berderik, dan dinding berbunyi.
  • V MMI: Dirasakan oleh hampir semua penduduk. Banyak orang terbangun. Barang-barang terpelanting, tiang/barang besar bergoyang.
  • VI MMI: Dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan terkejut dan lari keluar. Plester dinding dan cerobong asap (pabrik) rusak ringan.
  • VII MMI: Semua orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada bangunan yang baik. Kerusakan (retak/hancur) pada bangunan yang konstruksinya kurang baik. Terasa oleh pengendara kendaraan.
  • VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan yang sangat kuat. Kerusakan berat pada konstruksi kurang baik (dinding lepas dari rangka). Monumen dan cerobong asap roboh. Air sumur/danau menjadi keruh.
  • IX MMI: Kerusakan signifikan pada bangunan yang kuat. Rangka rumah tidak lurus, banyak retakan, rumah bergeser dari pondasi. Pipa dalam tanah putus.
  • X MMI: Bangunan kayu yang kuat rusak. Rangka rumah lepas dari pondasi. Rel kereta api melengkung. Tanah terbelah dan longsor di tebing.
  • XI MMI: Hanya sedikit bangunan yang masih berdiri. Jembatan rusak parah, lembah terbentuk. Pipa dalam tanah rusak total. Tanah terbelah besar dan rel melengkung sangat ekstrem.
  • XII MMI: Kerusakan total (hancur sama sekali). Gelombang tampak jelas di permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap (akibat debu). Benda-benda terlempar ke udara.

Demikian pemahaman yang komprehensif mengenai klasifikasi atau jenis-jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya, kedalamannya, dan jangkauannya, lengkap dengan parameter hingga skala MMI. Semoga bermanfaat!

Halaman 3 dari 3
(bai/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads