Universitas Mulawarman (Unmul) mulai membuka peluang kerja sama strategis dengan Badan Bank Tanah, untuk menjawab kebutuhan lahan pendidikan yang semakin mendesak di Kalimantan Timur (Kaltim). Unmul sedang mempersiapkan untuk menambah empat fakultas baru.
Rektor Unmul Prof Abdunnur mengungkapkan empat fakultas baru itu adalah Fakultas Teknologi Informasi, Peternakan, Kedokteran Hewan, dan Keolahragaan. Kampus Gunung Kelua Samarinda yang saat ini memiliki sekitar 69 hektare dinilai sudah tidak memadai untuk pengembangan.
"Fakultas Keolahragaan saja perlu banyak sarana-prasarana olahraga. Jadi kita memang membutuhkan lahan baru di luar Gunung Kelua," ujar Prof Abdunnur kepada awak media, Selasa (25/11/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kerja sama bareng Bank Tanah, Abdunnur menyebut, hal itu bisa menjadi peluang agar tanah milik negara bisa dimanfaatkan. Baik oleh Universitas Mulawarman maupun perguruan tinggi lainnya yang ada di Kaltim, untuk dapat menggunakannya sebagai sarana prasarana lahan pendidikan.
"Dan juga tentu bersinergi agar lahan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pembangunan ekonomi masyarakat dan kesejahteraan masyarakat," terangnya.
Soal itu ia sampaikan usai diskusi Land Smart Campus Series. Melalui kegiatan itu, Abdunnur menyebut kehadiran Bank Tanah menjadi momentum penting bagi civitas akademika, terutama mahasiswa, untuk memahami peran negara dalam mengelola tanah milik negara dan tanah tidak bertuan secara profesional.
"Ini penguatan pemahaman bagi seluruh civitas Unmul. Kita ingin membangun kolaborasi agar tanah milik negara juga memberi manfaat besar bagi sarana pendidikan tinggi," kata Abdunnur.
Terpisah, Kepala Divisi Hukum Badan Bank Tanah, Yudi Kristiana, menilai mahasiswa memiliki antusiasme tinggi dalam mengkritisi dan mempelajari tugas serta fungsi lembaga tersebut. Menurutnya, partisipasi akademik penting untuk mengawal penyelesaian persoalan tanah yang selama ini menghambat pembangunan.
"Mahasiswa menunjukkan pemikiran kritis. Mereka melihat tugas dan fungsi Bank Tanah bisa dipertanggungjawabkan dalam menjawab tantangan persoalan tanah ke depan," ucap Yudi.
Ia menegaskan, Bank Tanah hadir untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkeadilan, termasuk memperkuat reforma agraria dan mempercepat akses masyarakat terhadap lahan legal.
Menjawab kekhawatiran dan stigma yang masih berkembang di masyarakat, terutama di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), Yudi tidak menepis bahwa klaim sepihak sering muncul pada setiap kebijakan pertanahan. Namun ia memastikan sebagian besar persoalan sudah dapat diselesaikan.
"Masyarakat otentik yang menguasai tanah di kawasan HPL Bank Tanah diberikan kepastian hukum lewat reforma agraria. Tanah dibagikan gratis, sertifikat juga dibantu prosesnya," jelasnya.
Meski ada yang menolak, Yudi menyebut sebagian besar masyarakat akhirnya menerima karena hak mereka diakomodasi. Penolakan yang tersisa biasanya berkaitan dengan kelompok yang diduga berafiliasi dengan mafia tanah.
"Selama ini masyarakat mendukung karena mereka mendapatkan pembagian tanah dengan landasan hukum yang kuat," pungkasnya.
Simak Video "Menjelajahi Kebun Binatang Unmul dengan Koleksi Binatang Buas di Kalimantan"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/des)
