Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tahun 2025 mencapai 74,86. Angka tersebut meningkat 0,58 poin atau 0,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 74,28.
Capaian ini menandai laju pertumbuhan pembangunan manusia di Bumi Tambun Bungai yang semakin cepat dan berkelanjutan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti menyebut bahwa selama lima tahun terakhir, IPM Kalteng menunjukkan tren peningkatan yang stabil.
"Selama periode 2020-2025, IPM Kalimantan Tengah rata-rata meningkat 0,61 persen per tahun, dari 72,62 pada 2020 menjadi 74,86 pada 2025," tutur Agnes belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya kenaikan IPM tersebut mencerminkan keberhasilan pembangunan di seluruh dimensi utama, yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.
"Harapan hidup bayi yang lahir pada 2025 mencapai 74,01 tahun, meningkat 0,28 tahun dibandingkan 2024. Ini menunjukkan adanya peningkatan layanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Pada dimensi pendidikan, Harapan Lama Sekolah (HLS) naik dari 12,77 menjadi 12,78 tahun, sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) meningkat dari 8,81 menjadi 8,96 tahun.
"Ini adalah indikator nyata peningkatan akses dan kualitas pendidikan di Kalimantan Tengah," ujar Agnes.
Sementara itu, dari sisi ekonomi, pengeluaran riil per kapita per tahun masyarakat meningkat 2,51 persen dari Rp12,30 juta menjadi Rp12,61 juta. Walaupun pertumbuhan pengeluaran melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,58 persen, capaian 2025 tetap konsisten di atas rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir.
"Peningkatan di seluruh dimensi ini membuktikan bahwa pembangunan manusia di Kalimantan Tengah berjalan inklusif dan berkelanjutan," ucap Agnes.
Peningkatan IPM Kalimantan Tengah 2025 tidak lepas dari fokus pemerintah daerah dalam memperkuat sektor pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan manusia.
Data peningkatan HLS dan RLS menunjukkan semakin banyak generasi muda Kalteng yang menempuh pendidikan lebih lama, sebuah capaian yang diperkuat oleh transformasi digital di sektor pendidikan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di bawah kepemimpinan Gubernur H Agustiar Sabran telah menjalankan berbagai kebijakan strategis melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng. Program digitalisasi sekolah SMA/SMK/SKH menjadi salah satu langkah visioner untuk membangun ekosistem pendidikan berbasis teknologi.
Program tersebut meliputi, Penguatan infrastruktur TIK, seperti bantuan Starlink, panel surya, dan tv interaktif atau papan tulis interaktif. Selain itu juga ada Integrasi platform pembelajaran digital, termasuk e-learning, aplikasi ujian online, dan sistem manajemen sekolah.
Peningkatan literasi digital guru dan siswa, melalui pelatihan coding, penggunaan AI, serta penerapan teknologi dalam pembelajaran interaktif juga turut digalakkan.
Kebijakan digitalisasi ini tidak hanya mempercepat modernisasi sistem pendidikan, tetapi juga menjadi strategi nyata untuk memperluas akses pendidikan ke daerah terpencil dan meningkatkan pemerataan mutu pendidikan di seluruh wilayah Kalteng.
Transformasi digital terbukti memberikan dampak langsung terhadap peningkatan dimensi pengetahuan dalam IPM. Siswa kini lebih mudah mengakses sumber belajar global dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, sehingga kualitas hasil belajar meningkat.
Majunya digitalisasi pendidikan di Kalteng juga mendapat apresiasi pemerintah pusat. Dalam kunjungan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti pertengahan tahun ini misalnya, menyebut capaian Kalteng dalam dunia pendidikan cukup gemilang.
"Saya sangat berbahagia bisa hadir dan mendengarkan langsung paparan Bapak Gubernur. Program-program pendidikan di Kalimantan Tengah bukan hanya sejalan dengan arah kebijakan Presiden dan Kementerian, tetapi sudah lebih dulu dilaksanakan," ungkap Abdul Mu'ti saat menghadiri acara di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) Kampus 3, Jumat (9/5/2025) lalu.
Ia menilai kebijakan pendidikan Kalteng sangat progresif dan selangkah lebih maju dari pusat. Mu'ti mencontohkan SMK Negeri 3 Palangka Raya yang telah menerapkan pembelajaran digital dengan Smart Class dan Smart Board.
"Presiden Prabowo Subianto beberapa hari lalu meluncurkan Empat Program Cepat Pendidikan, yaitu bantuan guru honorer, beasiswa guru belum S1, revitalisasi sekolah, dan digitalisasi pendidikan. Namun Kalteng sudah menerapkannya lebih dulu, bahkan lebih terintegrasi," tegasnya.
Ia juga memuji program kuliah gratis untuk 10.000 mahasiswa dari keluarga kurang mampu serta bantuan pendidikan Rp2,4 juta bagi siswa kurang mampu.
Gubernur Kalteng Agustiar Sabran (tengah), Plt Kadisdik Kalteng Reza Prabowo (kiri), dan Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo (kanan). (Media Disdik Kalteng) |
Menanggapi itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo menyampaikan apresiasi atas pengakuan nasional tersebut.
"Penghargaan dari Mendikdasmen menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus memperluas jangkauan digitalisasi pembelajaran. Semua ini adalah hasil dari komitmen kuat Bapak Gubernur H. Agustiar Sabran untuk memastikan tidak ada anak-anak Kalteng yang tertinggal pendidikan, baik di kota maupun pelosok desa," ujarnya, Senin (10/11/2025).
Ia menegaskan, arahan Gubernur sangat jelas yakni tidak boleh ada masyarakat yang tidak bisa sekolah, tidak bisa berobat, dan tidak bisa makan. Menurut Reza, Pemprov Kalteng akan terus memperluas program revitalisasi sekolah dan digitalisasi hingga ke pelosok-pelosok, pedalaman dan penjuru Kalteng.
"Tahun ini kami juga menyiapkan pembangunan tujuh unit sekolah baru, termasuk sekolah khusus di Kabupaten Katingan, sebagai bukti perhatian terhadap pendidikan inklusif," ucap Reza.
"Kolaborasi ini harus terus berlanjut demi mewujudkan pendidikan berkualitas dan berkarakter di Bumi Tambun Bungai. Apa yang kami capai hari ini adalah hasil kerja bersama seluruh elemen pendidikan dan dukungan penuh dari pemerintah pusat," sambungnya.
(aau/aau)

