Sejarah Korps Brimob Polri dan Struktur Organisasinya

Sejarah Korps Brimob Polri dan Struktur Organisasinya

Bayu Ardi Isnanto - detikKalimantan
Jumat, 14 Nov 2025 12:59 WIB
Apel pasukan pengamanan paripurna rapat hak angket yang digelar di halaman Mako Brimob Pati, Kamis (30/10/2025).
Ilustrasi pasukan Brimob. Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Balikpapan -

Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang dan terus bertransformasi hingga sekarang. Tak hanya berperan dalam perjuangan kemerdekaan, Brimob menjadi bagian penting dalam keamanan nasional di era modern.

Simak artikel ini untuk mengetahui informasi tentang Korps Brimob Polri, mulai dari sejarah perubahan nama, peran, hingga struktur organisasinya.

Perubahan Nama Brimob dan Perannya

Korps Brimob merupakan bagian dari Polri yang khusus menangani kejahatan berintensitas tinggi. Sebelum bernama Brimob, pasukan khusus polisi ini memiliki beberapa nama, termasuk dalam bahasa Jepang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sejarah dan peran Brimob, dikutip dari situs Sat Brimob Polda Sumut.

1. Pembentukan Tokubetsu Keisatsu Tai

Situasi perang Asia Timur Raya yang berbalik merugikan Jepang membuat mereka membutuhkan tenaga bantu militer. Maka dibentuklah berbagai organisasi semimiliter seperti Seinendan, Keibodan, Heiho, dan PETA.

Untuk kebutuhan cadangan polisi yang cepat digerakkan, Jepang kemudian membentuk satuan khusus bernama Tokubetsu Keisatsu Tai pada April 1944. Satuan ini beranggotakan polisi muda dan pemuda polisi, didirikan di setiap karesidenan di Jawa, Madura, dan Sumatera.

Mereka ditempatkan di asrama, dilatih secara militer, dan dipersenjatai lebih lengkap dibanding polisi biasa. Pada akhir 1944, tiap karesidenan memiliki satu kompi dengan 60-200 anggota, dipimpin komandan berpangkat Itto Keibu (Letnan Satu).

2. Menjadi Polisi Istimewa Setelah Merdeka

Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Tokubetsu Keisatsu Tai sudah cukup terlatih. Mereka menjadi pionir dalam perebutan senjata untuk mempertahankan kemerdekaan, bahkan mensponsori pembukaan gudang senjata secara paksa.

Pada 21 Agustus 1945, Inspektur Polisi Tingkat I Mohammad Jasin membacakan teks Proklamasi dari Polisi Istimewa yang merupakan bahasa Indonesia dari Tokubetsu Keisatsu Tai.

"Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Poelisi sebagai Poelisi Repoeblik Indonesia." Sejak saat itu, Polisi Istimewa menjadi cikal bakal Kepolisian Negara Republik Indonesia.

3. Mobrig Jadi Brimob

Setelah setahun berkiprah di garda depan, pada 14 November 1946 seluruh kesatuan Polisi Istimewa dilebur menjadi Mobile Brigade (Mobrig). Berdasarkan SK Departemen Kepolisian Negara No Pol 13/MB/1959, Mobrig diubah susunannya menjadi tingkat batalyon, dengan koordinasi daerah dan pusat.

Dalam menghadapi pemberontakan dan separatisme, Mobrig merintis pembentukan pasukan khusus Ranger (Pelopor) sekitar tahun 1954-1959. Pendidikan Ranger berlangsung di SPMB Porong Watu Kosek, dengan ujian praktik langsung di medan perang. Hingga 1961 terbentuk beberapa kompi Ranger, yang kemudian berubah nama menjadi Pelopor.

Pada 13 Maret 1961, Kompi Pelopor dikembangkan menjadi Batalyon Pelopor, lalu menjadi Resimen Pelopor (Menpor). Pada 14 November 1961, Presiden Soekarno menganugerahkan Pataka "Nugraha Cakanti Yana Utama" dan secara resmi mengubah nama Mobrig menjadi Brigade Mobile (Brimob).

4. Brimob di Era Reformasi

Memasuki era reformasi, Polri mendapat dukungan publik luas dengan keputusan politik memisahkan Polri dari TNI pada 1 April 1999. Tap MPR/VI/2000 dan Tap MPR/VII/2000 menegaskan posisi Polri langsung di bawah Presiden. Tindak lanjutnya adalah lahirnya UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI dan UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Dengan UU tersebut, Polri resmi menjadi Polisi Sipil. Fungsi utamanya adalah menjaga keamanan dalam negeri, menegakkan hukum, menjunjung tinggi HAM, serta membangun kultur kepolisian sipil yang profesional.

5. Brimob sebagai Striking Force di Era Modern

Sebagai bagian integral Polri, Brimob memiliki tugas pokok menanggulangi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi, antara lain kerusuhan massa, kejahatan bersenjata, ancaman bom, hingga bahan kimia, biologi, dan radioaktif.

Brimob berfungsi sebagai Striking Force dengan kemampuan manuver, daya tembak, dan daya sergap untuk melumpuhkan pelaku kejahatan serta memperkuat satuan kepolisian lain.

Selain itu, Brimob juga memiliki kemampuan Search and Rescue (SAR) untuk membantu korban bencana alam. Intensitas keterlibatan Brimob meningkat pasca Bom Bali I, termasuk dalam operasi penanggulangan terorisme seperti Operasi Tinombala di Poso bersama TNI.

Polri kini pun menghadapi kejahatan transnasional akibat perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi, seperti money laundering, illegal fishing, human trafficking, dan drug trafficking.

Struktur Organisasi Brimob Polri

Brimob berada di bawah Mabes Polri dan Polda, namun markasnya tersebar di berbagai kota/kabupaten di Indonesia. Di tingkat pusat, korps ini dipimpin oleh Komandan Korps Brimob dengan pangkat Inspektur Jenderal (bintang dua), sedangkan di tingkat Polda dipimpin Komandan Satuan Brimob dengan pangkat Komisaris Besar (melati tiga).

Brimob memiliki empat satuan utama, yaitu Pelopor, Gegana, Intelijen, dan Satuan Latihan. Pelopor bertugas dalam menangani eskalasi keamanan tingkat tinggi seperti demonstrasi besar. Sementara Gegana bertugas dalam penanganan teror dan menjinakkan bom.

Berikut beberapa unsur utama dan pendukung yang dirangkum dari Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi Pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia:

Unsur Utama

  • Pasukan Pelopor (Resimen I-IV Pelopor)
  • Pasukan Gegana (Satwanteror, Satjibom, Sat KBR, Satbantek)
  • Satuan Intelijen Brimob (Detasemen Operasional:A, B,dan C)
  • Satuan Latihan Brimob (Detasemen Platina, Denlatharpuan, Korins, Korta)

Unsur Staf dan Pendukung

  • Biro Perencanaan Administrasi & Operasional (perencanaan, operasi, SDM, logistik, tata usaha)
  • Seksi Keuangan (Sikeu)
  • Tata Usaha & Urusan Dalam (Taud)
  • Bidang Profesi & Pengamanan (Bidpropam)
  • Bidang Kesehatan & Jasmani (Bidkesjas)
  • Bidang Teknologi Informasi & Komunikasi (Bid TIK)
  • Detasemen Markas (Denma)
Halaman 2 dari 2
(bai/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads