Akses Jalan Berlumpur, Jenazah Warga Sanggau Diangkut Pakai Motor

Akses Jalan Berlumpur, Jenazah Warga Sanggau Diangkut Pakai Motor

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Rabu, 05 Nov 2025 14:10 WIB
Jenazah warga Desan Suruh Tembawang, Sanggau, digotong menggunakan sepeda motor.
Jenazah warga Desan Suruh Tembawang, Sanggau, digotong menggunakan sepeda motor. Foto: Dok. Istimewa
Sanggau -

Jenazah seorang warga di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) terpaksa diikat di sepeda motor dan dibungkus menggunakan terpal. Hal ini terjadi karena akses jalan ke rumah duka berlumpur dan licin jika diguyur hujan.

Video jenazah dibawa menggunakan sepeda motor ini viral di media sosial. Jenazah tersebut adalah warga Dusun Badat Lama, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Sanggau. Kepala Desa Suruh Tembawang Toni Kristian membenarkan adanya jenazah yang dibawa menggunakan sepeda motor.

"Jenazah warga kami, dibawa menggunakan sepeda motor. Dibaringkan di atas papan. Ini terpaksa dan satu-satunya solusi mempercepat jenazah tiba di rumah duka," kata Toni kepada detikKalimantan, Rabu (5/11/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Toni, kondisi jalan yang berlumpur memaksa warga dan keluarga melakukan hal ini. Ia bercerita, warga bernama Unid (50) awalnya mengeluh tidak bisa buang air besar sudah lebih dari satu pekan.

Oleh keluarga, Unid dibawa ke rumah sakit di Kota Sanggau pada Kamis (30/10) lalu. Setelah diberikan tindakan awal oleh tim medis, Unid diputuskan untuk dilarikan ke ruang ICU.

"Namun, takdir berkata lain. Setelah satu malam di ICU, tepat pada 2 November pukul 21.00 WIB, yang bersangkutan dinyatakan telah meninggal dunia oleh pihak rumah sakit," jelas Toni.

Setelah dimandikan di rumah sakit, jenazah Unid kemudian dibawa menggunakan mobil ambulan desa menuju ke rumah duka. Namun, sebelum tiba di desa, hujan lebat disertai petir mengiringi perjalanan.

"Akses jalan yang masih berlumpur dan berbobot batu sungai jadi lebih licin, memperlambat jalannya ambulan. Di beberapa titik, ambulan sempat amblas dan ditarik secara manual oleh keluarga yang berduka menggunakan tali tambang," beber Toni.

Dengan kegigihan warga dan keluarga, akhirnya mobil ambulans sampai ke pusat desa. Namun, sopir menyerah dan menyatakan tidak sanggup melanjutkan perjalanan ke rumah duka di Dusun Badat Lama.

"Sehingga diputuskan membuat alas menggunakan papan milik Pak Manggai di atas sepeda motor. Jenazah kami lapisi menggunakan terpal pelangi supaya tidak kehujanan dan diikat menggunakan karet ban. Ini untuk mempercepat jenazah tiba di rumah duka," jelas Toni.

Menurut Toni, kejadian ini bukan kali pertama. Kondisi seperti ini sering terjadi saat membawa jenazah maupun warga yang sakit jika akses jalan diguyur hujan. Melihat kondisi ini tak kunjung membaik, Toni menaruh harapan besar ke pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih.

"Hal ini sering terjadi. Baik membawa jenazah maupun warga sakit. Semua jalan masih rusak dan letak geografis juga berpengaruh," ujarnya.

Halaman 3 dari 2
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads