Kisah pilu dialami warga Desa Wa Yagung, Krayan Timur, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Juriah yang ditandu puluhan warga selama 6 jam untuk berobat. Hal ini mendapat reaksi keras dari legislator.
Ketua Komisi III DPRD Nunukan, Ryan Antoni, yang juga berasal dari desa tersebut, mengaku menanggung rasa malu yang luar biasa atas kondisi yang tak kunjung berubah sejak Indonesia merdeka.
"Saya secara pribadi sekaligus atas nama Ketua Komisi III, menyampaikan permohonan maaf dan menyampaikan rasa malu yang luar biasa karena sampai dengan saat ini pemerintah belum menunjukkan keseriusan untuk membuka keterisolasian di Desa Wa Yagung," ujar Ryan Antoni, kepada detikKalimantan Selasa (23/9/2025) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ryan menegaskan bahwa kondisi ini adalah cerminan kondisi perbatasan Indonesia yang masih terisolasi.
"Jadi jangan memberikan harapan-harapan palsu kepada masyarakat di wilayah terisolir," ucapnya, melalui panggilan telepon.
Ryan Antoni memaparkan betapa beratnya perjuangan warga Wa Yagung. Untuk mengakses kendaraan roda empat, warga harus ke Long Umung, pusat dari kecamatan Krayan Timur. Warga harus berjalan kaki naik turun gunung sejauh 18 kilometer atau sekitar 6 jam perjalanan.
"Dari Long Umung, naik mobil lagi 2 jam sampai di Longbawan (pusat Kecamatan Krayan). Bayangkan perjuangannya. Ini sudah berlangsung sejak Indonesia baru merdeka sampai September 2025," jelasnya.
Ia menuntut pemerintah untuk tidak lagi beralasan. Menurutnya, percepatan pembangunan infrastruktur di Wa Yagung bukanlah soal untung-rugi ekonomi, melainkan soal keadilan dan kemanusiaan.
"Saya lebih menekankan konsep keadilan yang rata, di mana seluruh warga negara harus mendapatkan pelayanan yang adil. Terlebih ini kan masalah kemanusiaan, masalah nyawa," tegas Ryan.
"Kalau pemerintah kemudian beralasan Wa Yagung ini komunitasnya mungkin cuma 200-an jiwa, lalu secara ekonomi kurang feedback-nya, maka yang saya harapkan pemerintah buat pernyataan bahwa kami tidak memprioritaskan," tantangnya.
Anggarkan Bangun Jembatan
Meski demikian, Ryan menyebut bahwa sebenarnya sudah ada program yang berjalan. Sebuah jembatan telah dianggarkan tahun ini dan alokasi dana sebesar Rp 6 miliar juga disiapkan untuk memulai pembangunan jalan dari titik nol di Long Umung.
"Pemerintah harus tegas membenahi kondisi-kondisi yang saya anggap luar biasa seperti itu, untuk membuktikan bahwa pemerintah peduli kepada warganya ini," pungkasnya.
Simak Video "Video: Pangdam Mulawarman Bicara Penyebab Anggota TNI Serang Mapolres Tarakan"
[Gambas:Video 20detik]
(bai/bai)