Langit November 2025, Ada Hujan Meteor hingga Uranus

Langit November 2025, Ada Hujan Meteor hingga Uranus

Rachmatunnisa - detikKalimantan
Selasa, 04 Nov 2025 21:29 WIB
SpaceXs next-generation Starship spacecraft atop its powerful Super Heavy rocket is prepared for launch as the Beaver moon rises, the final supermoon of the year, at  the companys Boca Chica launchpad, in Brownsville, Texas, U.S., November 15, 2024. REUTERS/Joe Skipper     TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi Supermoon. Foto: REUTERS/Joe Skipper
Balikpapan -

November 2025 akan dihiasi oleh berbagai peristiwa langit yang menarik. Sepanjang bulan ini, kita akan menyaksikan dua hujan meteor, fenomena Bulan Berang-berang, hingga titik terdekat Uranus dengan Bumi.

Berikut daftar lengkap fenomena astronomi yang akan terjadi, dikutip dari SeaSky.org melalui detikINET:

4-5 November: Hujan Meteor Taurid

Hujan meteor Taurid tergolong minor, dengan intensitas sekitar 5-10 meteor per jam. Keunikannya terletak pada dua aliran yang membentuknya, yakni berasal dari debu Asteroid 2004 TG10 dan puing-puing Komet 2P Encke.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena ini berlangsung setiap tahun antara 7 September hingga 10 Desember, dan puncaknya tahun ini jatuh pada malam 4 November. Sayangnya, cahaya bulan purnama diperkirakan akan menghalangi sebagian besar meteor.

Namun, bagi yang sabar dan berada di lokasi gelap jauh dari polusi cahaya, masih ada peluang untuk menyaksikan meteor terang. Meteor akan tampak berasal dari rasi Taurus, meski bisa muncul di berbagai penjuru langit.

5 November - Supermoon

Pada tanggal ini, Bulan akan berada di posisi berlawanan dengan Bumi terhadap Matahari, menghasilkan fase purnama yang terjadi pukul 13:21 UTC. Bulan purnama ini dikenal sebagai Beaver Moon atau Bulan Berang-berang, sebutan dari suku asli Amerika yang merujuk pada waktu pemasangan perangkap berang-berang sebelum musim beku.

Ini merupakan supermoon kedua dari tiga yang terjadi sepanjang tahun 2025. Karena berada di titik terdekat dengan Bumi, Bulan akan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

17-18 November - Hujan Meteor Leonids

Leonids adalah hujan meteor dengan intensitas sedang, mencapai hingga 15 meteor per jam saat puncaknya. Fenomena ini memiliki siklus puncak besar setiap 33 tahun, di mana ratusan meteor per jam dapat terlihat-terakhir terjadi pada tahun 2001.

Leonids berasal dari debu Komet Tempel-Tuttle yang ditemukan pada tahun 1865. Hujan meteor ini berlangsung dari 6 hingga 30 November, dengan puncak pada malam 17 dan dini hari 18 November.

Tahun ini diprediksi menjadi waktu yang ideal untuk mengamati Leonids. Bulan sabit yang tipis tidak akan mengganggu, dan langit akan cukup gelap untuk menyuguhkan pertunjukan yang memukau. Meteor akan tampak berasal dari rasi Leo, meski bisa muncul di seluruh langit.

20 November - Bulan Baru

Pada fase ini, Bulan berada di sisi yang sama dengan Matahari dan tidak terlihat di langit malam. Fase bulan baru terjadi pukul 06:49 UTC.

Ini adalah waktu terbaik untuk mengamati objek redup seperti galaksi dan gugus bintang, karena tidak ada cahaya bulan yang mengganggu pengamatan.

21 November - Titik Terdekat Uranus

Uranus akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi, dan permukaannya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari. Planet biru-hijau ini akan tampak lebih terang dari waktu lainnya sepanjang tahun dan bisa diamati sepanjang malam.

Meski demikian, karena jaraknya yang jauh, Uranus hanya akan terlihat sebagai titik kecil berwarna biru-hijau melalui teleskop biasa. Pengamatan terbaik akan didapatkan dengan teleskop canggih.

Baca artikel selengkapnya di sini.

Halaman 2 dari 4
(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads