Langit malam Indonesia akan menjadi panggung pertunjukan alam malam ini, 8 Oktober 2025. Fenomena langit yang dikenal sebagai hujan meteor Draconid diperkirakan mencapai puncaknya dan dapat disaksikan langsung dengan mata telanjang, tanpa perlu teleskop atau alat bantu apa pun!
Dari pantai hingga pegunungan, setiap sudut bumi Nusantara berpotensi menjadi saksi indahnya pancaran cahaya dari gugusan rasi naga di langit utara.
Menurut laporan NASA Science, peristiwa ini akan memuncak antara malam 8 Oktober hingga dini hari 9 Oktober 2025 waktu setempat. Di wilayah Indonesia, meteor dapat mulai terlihat setelah Matahari terbenam, sekitar pukul 19.00 hingga 22.00 waktu lokal, tergantung kondisi langit dan cuaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dari kebanyakan hujan meteor yang paling jelas menjelang fajar, Draconid justru lebih aktif di awal malam hari. Hal ini karena titik asalnya (radiant) berada di rasi Draco, yang langsung naik tinggi di langit utara sesaat setelah senja.
Situs astronomi In The Sky juga memperkirakan, dalam kondisi langit gelap tanpa polusi cahaya, detikers bisa melihat sekitar 10 meteor per jam. Sejarah mencatat bahwa Draconid kadang berubah menjadi badai meteor di manaribuan cahaya melesat per jam, seperti yang terjadi pada beberapa dekade lalu. Intensitasnya memang sulit diprediksi, tetapi keindahan lintasan meteor yang meluncur dari arah "kepala naga" selalu dinantikan para pencinta langit.
Dari Mana Asal Meteor Ini?
Fenomena ini sejatinya berasal dari debu komet 21P/Giacobini-Zinner, yang meninggalkan jejak partikel di sepanjang orbitnya. Ketika Bumi melintasi jalur tersebut, partikel-partikel kecil itu terbakar di atmosfer, menciptakan kilatan cahaya yang kita sebut meteor.
Karena tampak berasal dari rasi Draco, hujan meteor ini disebut Draconid atau kadang dikenal juga dengan nama Giacobinid.
Untuk detikers yang ingin menikmati langit malam ini, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Carilah lokasi yang gelap dan terbuka, jauh dari lampu kota, seperti pantai, lapangan, atau perbukitan bisa menjadi pilihan yang tepat.
Pandanglaj ke arah langit utara, tetapi jangan terpaku pada satu titik karena meteor bisa muncul dari berbagai arah. Datanglah lebih awal, sekitar pukul 19.00, agar punya waktu menyesuaikan diri dengan kegelapan. Dan yang tidak kalah penting, detikers hanya perlu merebahkan diri dan biarkan pandangan lepas ke atas langit. Nikmati setiap lintasan cahaya yang melesat diam-diam di antara bintang.
Meskipun terdengar seru, cuaca menjadi kunci! Langit yang berawan tebal atau hujan deras bisa menutupi seluruh pertunjukan. Jika langit cerah, malam ini bisa jadi momen terbaik untuk menyaksikan naga langit menebarkan cahayanya.
Selamat menikmati langit malam ini!
(aau/aau)