Kecubung dan Dampak Ngeri Mengkonsumsinya

Kecubung dan Dampak Ngeri Mengkonsumsinya

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Jumat, 24 Okt 2025 06:00 WIB
Amethyst plants that have poison in every part, if you eat this the possibility can be crazy at least three days
Kecubung. Foto: Getty Images/Irvan Kurniawan
Balikpapan -

Kecubung dikenal sebagai tanaman yang menyimpan racun berbahaya. Tak main-main, jika disalahgunakan bisa menyebabkan halusinasi, gangguan kesadaran, hingga kematian.

Banyak kasus penyalahgunaan kecubung terjadi karena rasa penasaran terhadap efek 'fly' yang ditimbulkannya. Padahal, dampaknya bagi tubuh sangat mengerikan dan dapat merusak sistem saraf secara permanen.

Mengenal Kecubung

Datura metel a common flower of the Himalayas, shot in Gorumara National Park, West Bengal, India.Datura metel a common flower of the Himalayas, shot in Gorumara National Park, West Bengal, India. Foto: Getty Images/iStockphoto/ePhotocorp

Dikutip dari buku Implementasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan & Peredaran Gelap Narkotika oleh Yaya Satyanagara dan Novy Khusnul Khotimah, kecubung (Datura fastuosa) adalah tumbuhan hias dengan bunga putih atau ungu tetapi hibridanya berbunga aneka warna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Psikiater Konsultan Adiksi RSJ Sambang Lihum dr Firdaus Yamani SpKJ(K pernah menyebut tanaman kecubung ini memiliki nama lain. Ada yang menamakan angel's trumpet, jimson weed, devil's trumpet, loco weed, datura meter

Tanaman yang memiliki bentuk cantik ini rupanya bersifat toksik. Sifat tersebutlah yang bermanfaat untuk membasmi hama. Masyarakat telah terbiasa menggunakan kecubung digunakan untuk mengendalikan serangga dan babi hutan.

Masyarakat juga memanfaatkan kecubung sebagai pestisida nabati (biopestisida) yang ramah lingkungan. Tanaman ini terbukti dapat mengatasi hama wereng cokelat dan walang sangit.

Kecubung bersifat repellent atau penolak dan ekstrak bijinya memiliki efek larvasida sehingga mampu menggagalkan proses pergantian kulit larva. Efek ini juga dapat menghambat penetasan telur penghisap polong kedelai.

Tak hanya ekstrak bijinya, ekstrak daun kecubung juga dapat dikembangkan sebagai insektisida botanis, seperti pada penelitian berjudul "Kecubung: Potensi dan Pemanfaatannya sebagai Biopestisida terhadap Hama Penghisap Polong Kedelai" oleh Elika Joeniarti.

Pada Buku Saku Tanaman Obat: Warisan Tradisi Nusantara untuk Kesejahteraan Rakyat oleh Kementerian Pertanian RI, dijelaskan kecubung memiliki ciri bunga besar menjuntai dan bermahkota menyerupai lonceng berwarna putih, kuning, krem, orange, atau merah. Bau tanaman ini juga dinilai tidak sedap.

Syifa Mustika dalam bukunya yang berjudul Keracunan Makanan: Cegah, Kenali, Atasi menyebut tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang banyak ditemui di negara dengan iklim hangat seperti India, Afrika, dan Indonesia. Datura fastuosa termasuk dalam family Solanaceae.

Tanaman ini memiliki tinggi mencapai lebih dari 1 meter. Bentuk daun kecubung adalah oval dan tidak terdapat bulu pada daunnya. Buah kecubung memiliki bentuk bulat disertai adanya tonjolan tumpul di tiap sisinya.

Bentuk buahnya unik karena berbentuk bulat, hijau berduri berukuran sedang sebesar bola tenis. Kecubung dikenal sebagai salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai pengobatan alami.

Tanaman ini mengandung zat halusinogen, atropin, hiosiamina, dan skopolamin yang termasuk dalam kategori narkotika sehingga beberapa negara melarang jual-beli tanaman kecubung ini. Meski begitu, tanaman ini juga dikenal memilki manfaat sebagai obat asma, batuk, obat bius pada operasi, obat nyeri, dan lainnya.

Bunga kecubung kerap digunakan sebagai penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius, sebab daun kecubung berkhasiat anestesi. Hal itu karena tanaman ini mengandung metil kristalin yang mempunyai efek relaksasi.

Kecubung mengandung sejumlah nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, tanin sampai flavonoid yang bersifat antioksidan. Tanaman ini juga diklaim bisa menyembuhkan banyak penyakit seperti memar, sakit gigi, demam, rematik, asam urat, sampai asma.

Namun jelas bahwa penggunaannya bukan untuk dikonsumsi. Ada bahaya yang mengancam jika asal-asalan mengonsumsi kecubung.

Gejala Konsumsi Kecubung

Biasanya orang mengkonsumsi kecubung dengan cara menghilangkan duri pada buah lalu menggigitnya. Buah ini memiliki rasa sepet dan pahit, juga ada biji-bijian pada buahnya. Mulut akan terasa mati rasa setelah mengkonsumsinya, sehingga tak jarang kecubung kemudian diolah menjadi beragam cara.

Hanya butuh waktu 5-10 menit, orang yang mengkonsumsi kecubung akan mengalami hilang kendali. Orang yang menyalahgunakan kecubung sebagai zat adiktif hingga dianggap sebagai keracunan mengakibatkan sejumlah gejala.

Berikut gejala-gejala yang dapat diketahui:

β€’ Midriasis atau dilatasi pupil atau keadaan pupil mata yang membesar secara parah
β€’ Mulut kering
β€’ Demam
β€’ Hambatan pada reseptor nodus Sinus Atrial sehingga irama jantung tidak normal
β€’ Takikardia, yaitu kondisi detak jantung di atas normal
β€’ Delirium berupa gangguan mental yang ditandai oleh ilusi, halusinasi, ketegangan otak, dan kegelisahan fisik
β€’ Agitasi, yaitu perasaan gelisah, jengkel, dan gugup
β€’ Inkoherensi pembicaraan atau bicara tidak jelas, meracau
β€’ Gangguan pencernaan
β€’ Fotoboia atau takut pada cahaya
β€’ Hipertensi atau Hipotensi
β€’ Amnesia atau kehilangan daya ingat dalam kondisi yang berat.

Secara umum, durasi waktu efek samping kecubung akan dimulai kisaran 30-60 menit setelah tanaman tersebut dikonsumsi oleh seseorang, misalnya saja dengan diolah menjadi bahan baku rokok. Kemudian efek sampingnya akan terus berlangsung selama 24-48 jam lamanya.

Tidak jarang, dilaporkan sejumlah kasus keracunan kecubung dapat terasa efeknya hingga sekitar 2 minggu. Sebagian besar orang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun pada kondisi berat dapat mengalami gagal napas dan kolaps kardiovaskular.

Intoksikasi kecubung dapat menyebabkan irama jantung yang tidak teratur hingga kegelisahan. Selain itu dapat menyebabkan depresi sistem pernapasan yang paling memungkinkan menyebabkan kematian.

Saat intoksikasi juga terjadi aritmia, irama jantung yang tidak teratur, kemudian terjadi iritabilitas atau kegelisahan, adanya disorientasi atau kebingungan, dan bisa menyebabkan kejang, retensi urine, dan depresi sistem pernapasan. Sehingga penguna bisa menjadi gagal napas dan bisa meninggal.

Dampak Ngeri Konsumsi Kecubung

Dampak negatif dari buah kecubung adalah dapat menyebabkan halusinasi dan euforia atau rasa gembira sesaat, jika dikonsumsi. Hal ini karena buah ini termasuk dalam golongan tanaman opioid, seperti ganja dan katinon. Tak hanya halusinasi, orang yang mengonsumsinya juga dapat mengalami pusing berkepanjangan dan muntah-muntah.

Dilansir situs Badan Narkotika Nasional (BNN), kecubung merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki efek lebih berbahaya bagi tubuh. Tanaman tersebut sering disalahgunakan orang menjadi zat adiktif, seperti narkoba.

Tanda dan gejala intoksikasi kecubung bervariasi tergantung jumlah yang dikonsumsi. Kecubung memiliki efek toksik walaupun dalam kadar yang kecil.

Sifat kecubung yang bisa memabukkan membuat tanaman itu termasuk dalam daftar 15 tanaman yang diusulkan Kementerian Kesehatan untuk masuk dalam golongan narkotika. Konon, efek mabuk dari kecubung jauh lebih dahsyat ketimbang ganja. Itulah mengapa sering terdengar cerita orang berhalusinasi atau tidak sadarkan diri sampai berhari-hari karena mengonsumsi kecubung.

Kecubung mengandung skopolamin. Skopolamin dimanfaatkan dan termasuk dalam golongan obat psikotropika antikolinergik. Namun, apabila disalahgunakan, efeknya bisa membuat manusia menjadi seperti zombie.

Berikut penjelasan dampak ngerinya, dirangkum dari arsip liputan detikcom:

1. Halusinasi

Sebab utamanya adalah kandungan alkaloid tropana yang ada. Kandungan ini memiliki efek antikolinergik sehingga dapat meracuni sistem saraf. Akibatnya, timbul gejala halusinasi, kejang, sampai delirium.

Delirium adalah kondisi penurunan kesadaran yang bersifat akut. Pengidapnya bakal mengalami kebingungan parah dan tidak awas pada lingkungan sekitar.

2. Kecanduan

Menggunakan kecubung rentan berujung pada kecanduan. Ini merupakan dampak dari rasa senang berlebih (euphoria) setelah mengonsumsinya. Biasanya, bagian yang paling disalahgunakan untuk pesta 'narkoba' adalah biji buah kecubung.

3. Dehidrasi

Dikarenakan keracunan sistem saraf disebabkan kandungan alkaloid tropana, tubuh bisa mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Tanda keracunan alkaloid tropana antara lain haus berat, mulut terasa kering, hingga kulit dan mata kering.

4. Gangguan Psikiatri

Penggunanya juga perlu dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk memperoleh penanganan. dr Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN), dikutip dari detikInet menyebut perawatan di RSJ bukan karena adiksi tapi ada gangguan pada psikiatri.

"Jadi, kebanyakan memang menangani kegawatdarutannya, termasuk gawat darurat psikiatri seperti melukai diri sendiri atau kecenderungan bunuh diri," lanjutnya.

Selain perawatan gangguan psikiatri, ada juga terapi gangguan fisik yang muncul akibat mabuk kecubung. Karena itu, tiap pasien mendapatkan treatment yang berbeda-beda.

Ditanya soal seberapa banyak kecubung yang harus dikonsumsi untuk membuat pemakannya mabuk, dr Hari menjelaskan bahwa tiap orang punya toleransi yang berbeda. Apalagi jika orang tersebut adalah pengguna naive atau tidak pernah pakai sebelumnya, akan lebih mudah untuk membuatnya merasakan efek.

"Ini (pengguna naive) lebih rentan untuk mengalami intoksikasi," jelasnya.

Untuk bagian apa yang biasanya digunakan untuk mabuk kecubung, dr Hari menyebut buahnya. Adapun penyalahgunaan kecubung untuk pesta banyak ragamnya, salah satunya dijadikan cocktailing.

"Iya, bisa juga dia cocktailing, jadi sambil minum alkohol atau dicampur dengan narkoba atau zat lain," tandasnya.

5. Bahaya Lainnya

Salah satu hal wajib diperhatikan dari bahaya mengonsumsi kecubung adalah peningkatan detak jantung atau dikenal dengan istilah takikardia. Takikardia merupakan kondisi denyut jantung yang melebihi batas normal, mencapai 100 kali per menit.

Bahaya takikardia juga tak bisa dianggap sepele. Risiko yang timbul antara lain peningkatan risiko serangan jantung, stroke, hingga kematian.

Pencegahan agar tak mengalami dampak negatif tersebut hanyalah dengan tidak mengonsumsi kecubung. Seringkali orang mengonsumsinya dengan sengaja dan dicampur minuman keras untuk mendapatkan efek halusinasi, tanpa mengetahui bahwa tanaman ini beracun.

Penggunaan Kecubung Kini

Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania, MSi mengatakan tanaman kecubung memang sempat dijadikan sebagai obat tradisional. Namun, seiring berjalannya riset, kecubung kini dipastikan termasuk golongan tanaman beracun dan dapat memicu efek samping berbahaya jika dikonsumsi.

"Benar, semua spesies Datura (kecubung) memang tergolong tanaman beracun sejak dulu, walau dulu banget dijadikan sebagai obat tradisional," ujar dr Inggrid dalam arsip detikHealth.

"Potensi bahaya jauh lebih besar daripada manfaat," sambungnya.

dr Inggrid menegaskan seluruh bagian tanaman kecubung tidak boleh dikonsumsi secara langsung karena bersifat halusinogen, narkotik, dan psikoaktif.

"Tanaman ini bahkan diremas dan ditempelkan di dahi saja bisa menimbulkan efek yang tak diinginkan," tuturnya.

dr Inggrid mengatakan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah melarang peredaran kecubung. Tanaman ini sekarang hanya dapat ditemukan di area sekitar hutan. Dia juga menganjurkan agar penggunaan kecubung hanya sebatas tanaman hias saja.

Halaman 2 dari 3
(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads