Saat ini panas di Indonesia memasuki fase puncak. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu maksimum telah menembus kisaran 35C hingga 38C di sejumlah wilayah sejak pertengahan Oktober 2025.
Kondisi ini terutama terjadi karena kombinasi posisi gerak semu Matahari yang berada di selatan ekuator dan pengaruh Monsun Australia yang membawa massa udara panas dan kering.
Di tengah cuaca ekstrem ini, tubuh sebenarnya sedang bekerja ekstra keras untuk menyesuaikan suhu internalnya. Dalam kondisi ekstrem, hal ini bisa memicu masalah serius yaitu dehidrasi, sebuah ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dehidrasi bukan hanya membuat detikers merasa haus atau lemas. Jika dibiarkan, tubuh dapat kehilangan keseimbangan elektrolit yang berakibat pada gangguan fungsi ginjal, tekanan darah rendah, bahkan penurunan kesadaran.
Kondisi ini juga bisa menyerang siapa pun, dari anak-anak, dewasa, hingga lansia. Maka dari itu, menjaga hidrasi bukan sekadar anjuran, melainkan kebutuhan vital di tengah musim panas yang ekstrem.
Mengapa Tubuh Bisa Mengalami Dehidrasi?
Dikutip dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, setiap detik tubuh manusia terus kehilangan cairan melalui keringat, urine, pernapasan, dan proses metabolik lainnya. Dalam kondisi normal, kehilangan ini diimbangi dengan asupan air dari minuman dan makanan.
Nah, saat suhu meningkat, tubuh akan berkeringat lebih banyak untuk mendinginkan diri. Di sinilah masalah bermula karena banyak orang tidak segera mengganti cairan yang hilang.
Selain panas, ada beberapa kebiasaan yang diam-diam memperparah risiko dehidrasi:
- Aktivitas fisik berat di bawah terik matahari tanpa jeda atau hidrasi yang cukup.
- Kebiasaan jarang minum air putih, terutama pada mereka yang sibuk atau tidak terbiasa membawa botol air.
- Konsumsi berlebihan minuman diuretik, seperti kopi, teh, dan soda, yang mempercepat pengeluaran cairan dari tubuh.
- Tubuh sebenarnya sudah memberi sinyal ketika mulai kekurangan cairan. Namun sayangnya, tanda-tanda awal ini sering diabaikan karena dianggap sepele.
Waspada Gejala Dehidrasi Sejak Dini
Dehidrasi tidak selalu ditandai dengan rasa haus saja. Menurut Kemenkes, tubuh memiliki berbagai cara memberi peringatan bahwa ia sedang kekurangan cairan. Beberapa gejalanya antara lain:
- Mulut dan bibir terasa kering
- Warna urin menggelap dan berbau kuat
- Frekuensi buang air kecil menurun
- Kulit tampak kering dan kehilangan elastisitas
- Tubuh terasa lemas, pusing, atau mudah lelah
- Muncul kram otot dan sakit kepala
Jika gejala ini dibiarkan tanpa penanganan, risiko komplikasi bisa meningkat, mulai dari gangguan ginjal hingga kondisi serius seperti heatstroke (sengatan panas).
Langkah Efektif Mencegah Dehidrasi
Kabar baiknya, dehidrasi sangat mudah dicegah dengan perubahan kecil dalam rutinitas harian. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa detikers lakukan:
- Minum air putih secara teratur, bahkan sebelum merasa haus. Haus adalah tanda bahwa tubuh sudah mulai kekurangan cairan.
- Cek warna urin, jika warnanya bening, berarti hidrasi tubuh berjalan baik. Jika kuning pekat, segera tambahkan asupan cairan.
- Konsumsi buah dan sayur tinggi air, seperti semangka, mentimun, tomat, dan jeruk.
- Tambahkan asupan cairan saat berolahraga atau beraktivitas di luar ruangan.
- Kurangi minuman berkafein, bersoda, dan berpemanis buatan, karena justru dapat mempercepat dehidrasi.
- Mulai hari dengan segelas air putih setelah bangun tidur untuk menggantikan cairan yang hilang semalaman.
- Hindari paparan panas langsung, terutama pada jam-jam terik, dan gunakan pakaian yang menyerap keringat.
- Langkah-langkah kecil ini jika dilakukan secara konsisten akan membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil dan mencegah kelelahan akibat panas.
Pilihan Minuman yang Baik untuk Menghidrasi Tubuh
Tidak semua minuman dapat mengatasi dehidrasi. Beberapa jenis justru bisa memperburuknya. Agar tidak salah pilih, berikut rekomendasi minuman yang membantu tubuh tetap segar dan terhidrasi:
- Air mineral sebagai sumber utama hidrasi yang paling aman dan efektif.
- Infused water atau air putih yang ditambahkan potongan buah segar seperti lemon, timun, atau mint untuk sensasi segar alami.
- Jus buah tanpa tambahan gula untuk memberi tambahan vitamin sekaligus cairan.
- Air kelapa alami yang kaya elektrolit alami untuk membantu menggantikan cairan tubuh setelah berkeringat.
- Hindari minuman kemasan tinggi gula atau soda, karena meski terasa menyegarkan, justru bisa memicu rasa haus dan kehilangan cairan lebih cepat.
Itu dia cara mencegah dehidrasi di tengah musim panas ekstrem yang tengah melanda Indonesia. Semoga dengan langkah-langkah sederhana ini, tubuh kita tetap bugar meski suhu udara terus meningkat dari hari ke hari. Semoga sehat selalu, detikers!
(aau/aau)
