Lirik dan Makna di Balik Tepuk Sakinah yang Viral

Belakangan ini dunia maya diramaikan dengan video-video calon pengantin yang semangat menepuk tangan sambil menyanyikan "Tepuk Sakinah". Gerakannya sederhana, tapi ternyata punya dalam, lho.

Yel-yel Islami yang viral ini bukan hanya hiburan di kelas bimbingan perkawinan (Bimwin), melainkan sarana menanamkan nilai keluarga harmonis dengan cara yang hangat dan menyenangkan.

Dikutip dari detikHikmah, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa "Tepuk Sakinah" memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya viral di media sosial. Lagu ini bukanlah sebuah karya yang bersifat spontan, tapi hasil perumusan sejak tahun 2015 yang melibatkan banyak pihak, mulai dari ulama, psikolog, hingga ahli hukum keluarga. Menurut Abu Rokhmad, proses pembentukannya melalui FGD dan halaqah yang membahas makna keluarga sakinah dari berbagai perspektif.

"Sejak menteri-menteri sebelumnya, ini sudah digagas. Substansinya adalah tentang pilar-pilar keluarga sakinah," jelasnya.

Lagu ini memang dikemas dengan format yang ceria agar mudah diterima. Dalam sesi Bimwin, yel-yel ini diputar sebagai ice breaking, supaya calon pengantin lebih rileks sekaligus memahami nilai-nilai rumah tangga Islami dengan cara yang ringan.

Lima Pilar di Balik Tepuk Sakinah

Meski nadanya sederhana, setiap bait dan gerakan Tepuk Sakinah memuat lima pilar utama keluarga sakinah yang menjadi fondasi rumah tangga harmonis. Pilar-pilar ini juga menjadi materi pokok dalam bimbingan perkawinan yang diselenggarakan oleh Kemenag, yaitu:

• Zawaj: Berpasangan, sebagai simbol penyatuan dua insan dalam ikatan yang diridai Allah.
• Mitsaqan Ghalizan: Janji kokoh dalam pernikahan, menegaskan bahwa pernikahan bukan sekadar kontrak sosial, melainkan perjanjian spiritual yang kuat.
• Mu'asyarah Bil Ma'ruf: Saling mencintai, menghormati, menjaga, dan berbuat baik satu sama lain.
• Musyawarah: Menghadapi setiap persoalan rumah tangga dengan dialog dan kebijaksanaan bersama.
• Taradhin: Saling ridha dan ikhlas dalam membangun keluarga.

Abu Rokhmad menambahkan, gerakan tepuk tangan dalam yel ini bukan hanya simbol keceriaan, tapi juga pengingat agar pasangan mampu mencairkan suasana ketika terjadi konflik.

Dengan mengingat nilai-nilai di balik tepuk sakinah, pasangan diharapkan bisa menahan ego dan kembali ke semangat awal membangun rumah tangga.

Kenapa Baru Viral Sekarang?

Meski sudah digunakan dalam kelas Bimwin sejak lama, "Tepuk Sakinah" baru viral beberapa waktu terakhir. Abu Rokhmad menyebut, fenomena ini wajar di era media sosial.

"Kadang sesuatu yang sudah ada sejak bertahun-tahun, baru viral sekarang. Tapi niatnya baik, yaitu menyebarkan nilai keluarga sakinah lebih luas ke masyarakat," ujarnya.

Viralnya Tepuk Sakinah justru dianggap positif karena memperluas jangkauan pesan moral yang selama ini hanya disampaikan di KUA. Sekarang, nilainya bisa sampai ke media sosial, ruang publik, bahkan sekolah-sekolah yang mengajarkan pendidikan karakter.

Lirik Tepuk Sakinah dan Pesan Moral

Berpasangan, berpasangan, berpasangan (tepuk tiga kali)
Janji kokoh, janji kokoh, janji kokoh (tepuk tiga kali)
Saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridha
Musyawarah untuk sakinah

Lirik sederhana ini menjadi cerminan harapan agar setiap pasangan memahami bahwa kebahagiaan rumah tangga tidak lahir dari kemewahan, tetapi dari komitmen dan kasih sayang yang terus dijaga.

Tepuk Sakinah membuktikan bahwa dakwah dan edukasi bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Di balik gerakan dan irama yang ceria, tersimpan pesan mendalam tentang cinta, tanggung jawab, dan komitmen spiritual dalam pernikahan.

Maka itu, tiap detikers melihat pasangan calon pengantin bertepuk tangan sambil tersenyum di kelas Bimwin, ketahuilah bahwa di balik keceriaan itu, mereka sedang belajar tentang makna sakinah sebagai ketenangan yang tumbuh dari cinta yang diridhai Allah.