Puluhan pemilik lahan di Belalung, Kecamatan Tarakan Utara, Kalimantan Utara (Kaltara) melakukan aksi blokade jalan yang menjadi akses pembuangan limbah milik PT Phoenix Resources Indonesia (PT PRI), Rabu (1/10/2025). Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan warga.
Mereka menuntut ganti rugi sebesar Rp 2 miliar atas dugaan pencemaran limbah perusahaan. Berdasarkan pantauan di lokasi, warga berkumpul dengan membawa spanduk dan poster.
Warga memblokade jalan di dua titik strategis, yakni di pintu masuk dan di depan titik kumpul, dengan menggunakan kayu keras. Akibatnya, aktivitas perusahaan terganggu. Sejumlah truk pengangkut material tanah tampak mengantre hingga ratusan meter dan tidak dapat beroperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara warga, Yapdin, menyatakan aksi ini dipicu oleh gagalnya mediasi dengan pihak perusahaan. Menurutnya, warga awalnya datang ke kantor PT PRI untuk berdialog, namun kecewa karena media tidak diizinkan meliput proses mediasi tersebut.
"Media dilarang meliput, untuk itu kami anggap bahwa (perusahaan) tidak bersedia menyelesaikan masalah ini," ujar Yapdin di lokasi, Rabu (1/10/2025).
Yapdin menegaskan bahwa penutupan jalan ini adalah bentuk solidaritas dan komitmen bersama warga untuk menuntut keadilan. Ia merasa bahwa tanpa perhatian publik, tuntutan mereka tidak akan didengar.
"Ini aksi solidaritas kami. Kami percaya, tidak viral tidak akan dapat keadilan," tegasnya.
Tuntutan ganti rugi senilai Rp 2 miliar ini telah disuarakan warga sejak sepekan terakhir, terhitung dari 24 September hingga 1 Oktober 2025. Lurah Juata Permai, Rika Bulan Karolin, belum dapat memberikan banyak komentar. Pihaknya mengaku masih perlu mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai aksi warga.
"Kami belum bisa mengomentari apapun, kami cari informasi dulu ya," katanya di lokasi.
Di sisi lain, pemblokiran jalan ini berdampak langsung pada para pekerja. Yonder, seorang sopir truk pengangkut material, mengaku ia dan rekan-rekannya terpaksa berhenti bekerja. Ia berharap ada toleransi dari warga.
"Ya kami harap ada toleransi, karena kita sama-sama masyarakat juga. Kami minta sekali saja untuk warga membuka akses," harapnya.
Tim detikKalimantan sudah menghubungi pihak PT PRI, namun belum bisa memberikan tanggapan lantaran masih melakukan rapat internal. Hingga berita ini ditayangkan, warga masih bersikukuh melanjutkan aksi blokade jalan hingga tuntutan mereka dipenuhi.
Simak Video "Video Pemerintah Kirim Balik 14 Kontainer Limbah Besi Terpapar Cs 137 ke Filipina"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)