Kisah Santri Dihukum Ngecor di Balik Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Regional

Kisah Santri Dihukum Ngecor di Balik Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Esti Widiyana - detikKalimantan
Rabu, 01 Okt 2025 12:00 WIB
Tim SAR gabungan terus melakukan upaya evakuasi terhadap korban ambruk bangunan di Pondok Pesantren Al Khozyni, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025).
Evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Foto: (Dok. BNPB)
Sidoarjo -

Santri mengungkap adanya kebiasaan hukuman ngecor sebelum ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Hukuman ngecor itu bersifat opsional dan diberikan jika santri yang bersangkutan bolos kegiatan ponpes.

Dilansir detikJatim, hal ini diungkapkan seorang santri yang enggan disebutkan namanya. Santri tersebut mengatakan salah satu hukuman bagi santri yang sengaja tidak mengikuti kegiatan adalah membantu tukang mengecor bangunan.

"Itu banyak tukang sih. (Santri) itu ikut bantuin. Kalau santri enggak wajib itu. Cuma apa kayak hukuman, misal hukuman lah. Kayak (kalau) enggak ikut kegiatan itu nanti disuruh bantuin ngecor gitu," cerita santri tersebut, Rabu (1/10/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Santri tersebut sudah mondok selama 6 tahun. Selama itu pula, dia menyebut hukuman ngecor sudah ada. Namun, dia mengatakan bahwa pengecoran tidak dilakukan santri saja. Selalu ada tukang bangunan yang juga bekerja. Jadi, santri di sini bersifat membantu pekerjaan tukang.

Ketika kejadian, santri ini sedang tidak berada di bangunan tersebut. Setelah kejadian ambruknya bangunan ponpes, dia mengaku akan kembali ke daerah asalnya.

"Setelah kejadian ini insyaallah saya pulang ke kampung halaman," ujarnya.

Dia juga membenarkan bahwa peristiwa terjadi ketika salat asar berjamaah. Karena itulah jatuh banyak korban. Menurutnya, imam salat tersebut selamat. Sementara jemaah masih banyak yang terjebak.

"Pas saya sampai sana ya memang ambruk itu musalanya itu. Pas pada saat salat, jemaah (dan) imamnya selamat tapi jemaahnya banyak yang enggak selamat," ujarnya.

Cerita serupa juga disampaikan keluarga salah seorang korban luka. Keponakannya disebut tengah bersebelahan dengan santri yang bertugas mengecor bangunan musala sebelum ambruk.

"Jadi lagi ngecor, jatuh, luka di wajah, terus giginya copot," beber keluarga asal Madura tersebut.

91 Korban Diduga Masih Terjebak

Hingga Rabu (1/10), diperkirakan masih ada puluhan korban terjebak di reruntuhan ponpes. Berdasarkan data absensi santri, masih ada 91 orang yang belum dipastikan kondisi dan keberadaannya.

Jumlah itu sendiri masih perkiraan karena pihak ponpes belum dapat memastikan berapa jumlah santri yang ada di lokasi ketika kejadian. Kemungkinan ada juga santri yang tidak berada di lokasi, seperti narasumber sebelumnya. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan upaya penyelamatan difokuskan dengan cara manual.

"Tim SAR gabungan mendeteksi adanya indikasi enam orang korban yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan. Melalui celah yang ada, petugas telah menyalurkan makanan dan minuman untuk menjaga kondisi para korban," ujar Abdul, Rabu (1/10/2025).

Sementara data hingga Selasa (30/9) pukul 19.00 WIB mencatat 100 orang telah dievakuasi, baik oleh tim SAR maupun evakuasi mandiri. Sebanyak 26 orang masih menjalani perawatan inap, 70 orang telah diperbolehkan pulang, 3 orang dilaporkan meninggal dunia, serta ada 1 pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.

Baca selengkapnya di detikJatim.

Halaman 2 dari 2
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads