Bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) ketika tengah dicor. Reruntuhan ponpes di Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur ini menimpa ratusan santri yang tengah melaksanakan salat asar berjamaah.
Evakuasi telah berlangsung selama dua hari, tetapi diperkirakan masih ada puluhan santri yang terjebak di puing-puing. Tim SAR masih terus berkomunikasi dengan salah satu korban yang terjebak.
Kronologi Kejadian
Dilansir detikJatim, peristiwa terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Menurut ketua RT setempat, Munir, terdengar suara gemuruh seperti gempa ketika bangunan runtuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Habis salah asar itu ada suara gemuruh, ada getaran seperti gempa, ternyata musala," kata Munir, Senin (29/9/2025).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Basarnas dan Tagana Sidoarjo langsung turun ke lokasi untuk mengevakuasi korban dan melakukan pendataan. Tercatat 140 santri menjadi korban tertimpa reruntuhan, karena kejadian berlangsung saat salat berjamaah. Tiga orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya Nanang Sigit menyebut ada 140 santri di lokasi ketika musala roboh. Sejauh ini, 102 santri sudah berhasil dievakuasi. Sebagian besar melakukan evakuasi mandiri. Masih tersisa 38 orang yang terjebak di reruntuhan.
"Sebanyak 91 santri melakukan evakuasi mandiri sesaat setelah kejadian. Sementara 11 lainnya berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan," jelas Nanang, Selasa (30/9/2025).
Daftar Korban Meninggal
Para korban dirawat di tiga rumah sakit, yakni RSUD Sidoarjo, RSI Siti Hajar, dan RS Delta Surya. Adapun korban yang dievakuasi tidak semuanya selamat. Ada yang sudah meninggal ketika ditemukan, ada yang meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
Berikut daftar korban meninggal dalam insiden runtuhnya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo.
1. Maulana Alvan Abrahimafic (15) asal Bangkalan, meninggal di lokasi
2. Mochammad Mashudulhaq (14) asal Surabaya, meninggal di RSUD Sidoarjo
3. Muhammad Soleh (22) asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung, meninggal di RSUD Sidoarjo
Lebih lanjut, Nanang menyebut pihaknya masih menerima komunikasi dari santri yang terjebak di bawah reruntuhan. Komunikasi tersebut menjadi harapan bagi tim SAR untuk dapat menyelamatkan seluruh korban tersisa.
"Kami optimis masih bisa menyelamatkan korban lainnya. Proses evakuasi terus berjalan," tegasnya.
Ada yang Diamputasi di Lokasi
Proses penyelamatan sendiri berjalan cukup dramatis. Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan mengungkap ada salah satu pasien yang harus diamputasi di lokasi kejadian karena luka yang membahayakan nyawa.
"Evakuasi dilakukan cepat di TKP. Tim ortopedi dan anestesi kami lakukan amputasi lengan kiri karena korban terjepit reruntuhan bangunan," kata Atok, Selasa (30/9/2025).
Atok mengatakan keputusan amputasi di lokasi ini karena kondisi darurat. Saat itu tidak mungkin menunggu rujukan atau keluarga terlalu lama.
"Saat itu kondisi darurat. Kami kirim tim bedah dan ortopedi ke lokasi. Amputasi dilakukan malam hari karena situasi tidak memungkinkan menunggu rujukan atau keluarga," lanjutnya.
Simak Video "Video: Kata Pengasuh Ponpes Al Khoziny Soal Penyebab Bangunan Ambruk"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)