Kepala SDN 3 Bukit Tunggal Palangka Raya baru mengungkap kasus siswa mengeluh mual usai menyantap burger Makan Bergizi Gratis (MBG). Dia menyebut ada MoU yang membuatnya baru memutuskan untuk mengungkap kasusnya sekarang. Salah satu poin dalam MoU itu berbicara tentang penggantian ompreng atau tempat makan MBG.
"Kami MoU tidak bisa membeberkan. Cuman dari poin itu bisa saya kutip tentang omprengan itu," ungkap Sujianto kepada detikKalimantan, Selasa (30/9/2025).
Menurutnya, penggantian ompreng cukup memberatkan sekolah karena tidak ada anggaran khusus untuk itu. Ia pun mengasumsikan bahwa penggantian bisa jadi menggunakan dana pribadi dari tenaga pengajar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kami pihak sekolah pun kalau ada hilang omprengan itu harus mengganti. Sebetulnya sekolah merasa berat, karena kami tidak ada anggaran," tegasnya.
Karena itu, Sujianto pun berharap ke depannya penggantian ompreng tidak dibebankan ke sekolah. Dia meminta penyedia serta pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan ini.
"Kalau omprengan itu, jadi kami mohon nanti dengan pemerintah agar omprengan itu tidak dibebankan kepada pihak sekolah," harapnya.
Kendati sempat ada keluhan siswa mual, Sujianto menegaskan bahwa pihak sekolah mendukung program MBG ini. Meurutnya, program MBG bertujuan untuk kebaikan anak-anak.
"Sebetulnya kenapa kami pun tidak membeberkan keluar, kami memang tidak mau. Karena ini kan program pemerintah, program yang baik," ujarnya.
Peristiwa yang terjadi pada Kamis (4/9) lalu itu sudah didiskusikan dengan pihak orang tua. Sujianto membeberkan, orang tua siswa sudah tidak mempermasalahkan peristiwa tersebut.
"Tidak ada masalah, dengan orang tua pun tidak ada masalah. Kami sudah jamin dan jelaskan dengan orang tua," terangnya.
Sujianto juga menegaskan tidak membungkam orang tua untuk melapor ke Dinas Pendidikan terkait permasalahan MBG. Ia hanya mengimbau para guru di sekolah tersebut agar tidak menyebarkannya ke media sosial.
"Kalau misalnya ada orang tua yang mau melapor silahkan. Cuma saya hanya melarang kepada rekan-rekan guru saya. Kalau ada masalah MBG di sekolah kita atau apa jangan kita sebarkan ke medsos. Karena kami pun harus menjaga juga. Kalau disebarkan ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, nanti repot. Itu salah satu isinya," ujarnya.
(des/des)
