140 Santri Jadi Korban Ambruknya Ponpes di Sidoarjo

140 Santri Jadi Korban Ambruknya Ponpes di Sidoarjo

Suparno - detikJatim
Selasa, 30 Sep 2025 13:00 WIB
Situasi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo pasca kejadian bangunan musala ambruk, Selasa (30/9/2025).
Situasi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo pasca kejadian bangunan musala ambruk (Foto: Deny Prastyo/detikJatim)
Sidoarjo -

Tim SAR gabungan terus melakukan proses evakuasi terhadap para santri yang menjadi korban ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga pukul 11.30 WIB, Selasa (30/9/2025), ada 140 santri yang diduga menjadi korban, lalu diperkirakan masih ada 38 santri yang terjebak di bawah reruntuhan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit saat memberikan keterangan pers di Posko SAR sekitar lokasi kejadian.

Nanang mengungkapkan, total ada 140 santri yang berada di lokasi saat musala roboh. Dari jumlah itu, 102 santri sudah berhasil dievakuasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebanyak 91 santri melakukan evakuasi mandiri sesaat setelah kejadian. Sementara 11 lainnya berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan," jelas Nanang di lokasi, Selasa (30/9/2025)

ADVERTISEMENT

Namun, dari 11 santri yang berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan, satu santri meninggal dunia setelah sempat dibawa ke RSI Siti Hajar Sidoarjo.

Nanang menyebut, pihaknya masih menerima komunikasi dari salah satu santri yang terjebak di bawah reruntuhan. Hal ini menjadi harapan besar bahwa beberapa korban masih dalam kondisi hidup.

"Kami optimis masih bisa menyelamatkan korban lainnya. Proses evakuasi terus berjalan," tegasnya.

Untuk memperlancar proses pencarian, area di sekitar reruntuhan kini diperluas dan disterilkan dari kerumunan warga. Hal ini dilakukan karena suara-suara dari luar dapat mengganggu konsentrasi tim penyelamat.

"Petugas sangat sensitif terhadap suara. Karena itu, kami minta masyarakat tidak mendekat atau membuat keributan di sekitar lokasi," imbau Nanang.

Ia menambahkan bahwa kerentanan struktur reruntuhan menjadi tantangan besar dalam proses evakuasi.

"Risiko bangunan runtuh kembali masih tinggi. Tapi kami tetap berkomitmen melakukan evakuasi seaman dan seterukur mungkin," pungkasnya.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads