Suasana peresmian Pekan Daerah (PEDA) KTNA ke-III di Tarakan, Kalimantan Utara, yang semula formal mendadak riuh oleh gelak tawa. Aksi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjadi penyebabnya.
Di tengah pidatonya yang berapi-api, Mentan Amran tiba-tiba menghentikan sejenak pembahasan soal kebijakan dan mencari sosok petani sepuh di antara hadirin. Seorang kakek bernama Azis, dengan semangat maju ke depan.
Dalam acara di kawasan Islamic Cantre, Tarakan Timur, Senin (29/9/2025) tersebut, Mentan memberi topi hariannya yang bertuliskan NY kepada Azis. Kemudian ia melontarkan pertanyaan sederhana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu ton itu berapa kilo?" tanyanya.
Dengan polos, Azis menjawab, "Lima kilo?"
Sontak jawaban itu memecah tawa ratusan hadirin, termasuk jajaran Forkopimda yang hadir. Alih-alih menyalahkan, Mentan Amran justru menjadikan momen itu sebagai pelajaran.
"Bapak, Ibu. Di sini rusaknya kita negara. Kita harus saling memahami," ujarnya dengan nada bijak.
"Yang benar, Pak Azis. Pak Kapolda, tidak masuk pengadilan orang begini," kelakarnya yang disambut tawa lebih keras.
Mentan Amran bahkan menginstruksikan Dirut Pupuk Indonesia untuk memberikan hadiah pupuk kepada Pak Azis.
"Pak Dirut kasih satu ton, lima kilo!" perintahnya, lagi-lagi membuat audiens terpingkal.
Keseruan tidak berhenti di situ. Puncaknya adalah saat Mentan Amran memanggil seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) senior bernama Imam Juwadi yang berusia 58 tahun. Ternyata Amran melantik Imam Juwadi menjadi menteri dadakan.
"Bapak ganti saya 5 menit jadi Menteri. Tanya," kata Amran sambil mempersilakan sang PPL mengambil posisinya.
"Pak, aku lantik Bapak 5 menit. Tanya saya seperti pertanyaan tadi," lanjutnya.
Dengan sedikit gugup, Imam Juwadi yang kini menjadi 'Menteri Pertanian dadakan' pun bertanya, "Jam berapa Bapak mulai ke lapangan, Pak?"
"Saya biasa jam 5, selesai sholat. Tadi jam 5 saya sudah lebih duluan bangun daripada Dirjen saya," jawab Amran.
"Kemudian, jam berapa Bapak pulang dari kerja, Pak?" tanya 'Menteri' Imam Juwadi lagi.
"Tadi malam setengah 12 (malam)," jawab Amran singkat dan tegas.
Momen lima menit itu ditutup dengan kelakar dari dari Mentan Amran. Ia menunjukkan perbedaan nyata antara etos kerjanya dengan PPL tersebut sebagai kunci kesuksesan.
"Lihat bedanya yang pensiun tetap PPL dan yang jadi Menteri. Sederhana. Tapi bukan aku hebat," katanya.
"Perbedaannya tadi, satu kerja 3 jam, satu 20 jam. Itu aja tipis perbedaannya," pungkasnya