Warga Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara, mengeluhkan proyek Jembatan Sungai Sebawang di Jalan Padat Karya yang mangkrak.
Anggaran Rp 13 miliar dilaporkan telah cair 100%. Namun jembatan strategis yang seharusnya rampung akhir 2024 itu belum bisa dilintasi.
Ketua Harian LSM Pemuda Peduli Kawasan Hutan dan Lingkungan Hidup (PPKH-LH) Kalimantan Utara, Nathalius John mengatakan akibat belum rampung, sebuah dump truck dilaporkan amblas pada bagian penghubung jalan dan jembatan, saat mencoba melintas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat prihatin lihat kondisi itu. Padahal, uang proyeknya sudah dikasih. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa jalan tersebut belumlah maksimal. Salah satu contohnya ada truk amblas," ujar Nathalius John kepada detikKalimantan, Sabtu (27/9/2025).
Tak hanya itu, mangkraknya pembangunan menuju pelabuhan penyeberangan, dikhawatirkan dapat membahayakan pengguna jalan. Lebih dari itu, bisa menghambat perputaran roda ekonomi di KTT.
"Akses ini strategis karena menjadi jalur utama menuju Pelabuhan Feri Sebawang yang menghubungkan wilayah Kaltara dan Kaltim. Aktivitas ekonomi jadi terganggu karena warga harus memutar lebih jauh atau melewati jembatan alternatif yang rawan," jelas Nathalius.
Menurut pantauan PPKH-LH, proyek yang dimulai tahun lalu itu seharusnya sudah selesai pada 31 Desember 2024. Namun, hingga kini pengerjaan fisik di lapangan belum tuntas.
"Proyek ini terkesan dipaksakan. Harusnya ada transparansi, papan proyek saja sudah hilang, jadi masyarakat sulit memantau," tegasnya.
Kecurigaan publik menguat setelah adanya Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK). Dalam laporan tersebut, ditemukan adanya kejanggalan sebesar Rp 2.129.000.000 terkait proyek ini.
"Menurut LHP BPK, ada temuan sekitar Rp 2 miliar lebih. Ini yang menjadi keprihatinan besar kami, ada uang negara yang dikucurkan begitu besar tapi realisasinya gagal," ungkap Nathalius.
Kepala Bidang Bina Marga di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) KTT, Punjul Sidi Waluyo, membenarkan bahwa truk tersebut amblas di segmen jalan penghubung (oprit) jembatan.
"Benar, unit truk berdasar foto itu amblas, di oprit jembatan, kebetulan kami bantu mengevakuasinya," ucap Punjul melalui pesan singkat, Sabtu (27/9/2025).
Menurut Punjul, pembangunan jembatan sudah sesuai dengan kontrak tahun 2024. Pada 2025, akan dilanjutkan pekerjaan tahap 2.
"Terkait proses pembangunan di 2024 sudah sesuai dengan kontrak. Dan tahun ini masuk pekerjaan tahap 2. Insyaallah akan segera dikerjakan," terangnya.
"Silakan nanti ke kantor DPUPR untuk dapatkan info lebih lengkapnya," ujarnya.
(sun/aau)