Kejadian warga menandu ibu sakit bernama Juriah melewati jalan berlumpur di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) menuai reaksi kecewa masyarakat. Ketua Umum Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur (LPADKT) Vendy Meru menyayangkan kondisi ini.
Vendy menilai pemerintah pusat hanya memberi janji manis atau 'lip service' terhadap wilayah perbatasan. Dia pun berniat menggelar aksi besar "Jilid II" jika aspirasi masyarakat perbatasan terus diabaikan.
"Ayo Gubernur Kaltara yang sudah dua periode. Buktikan janjinya, jangan omon-omon belaka. Ini akan jadi Jilid II seperti yang pernah kami lakukan di Samarinda. Ingat, kami tak hanya turun ke jalan, melainkan kami akan tutup akses vital di Kaltara," tegas Vendy Meru saat dihubungi detikKalimantan, Rabu (24/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ironi paling menyakitkan adalah ketergantungan ekonomi warga Krayan pada negara tetangga, Malaysia, untuk kebutuhan pokok sehari-hari. Kondisi ini melahirkan slogan getir yang sudah melegenda di perbatasan.
"Makanya ada istilah di perbatasan yakni, Garuda di dadaku, Malaysia di perutku. Kenapa? Karena seluruh sembilan bahan pokok itu dari Malaysia. Ini sudah berpuluh-puluh tahun," jelas Vendy.
Sebelumnya diberitakan, seorang pasien ditandu di jalan berlumpur itu terjadi pada Selasa (23/9) di Wa Yagung, Krayan Timur. Warga terpaksa bergotong royong menandu seorang pasien bernama Juriah tersebut.
Mereka harus berjalan kaki melintasi jalan rusak dan menanjak sejauh belasan kilometer. Perjalanan penuh perjuangan itu memakan waktu lebih dari enam jam hanya untuk mencapai fasilitas kesehatan.
Menanggapi video tersebut, Bupati Nunukan Iwan Sabri menjanjikan anggaran perbaikan jalan yang dimaksud sebesar Rp 5 miliar tahun depan. Ia mengakui kondisi jalan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia itu memang sudah lama terbengkalai.
"Selaku Bupati Nunukan sangat prihatin terhadap kondisi yang ada di Krayan, dan tentunya kami selaku pemerintah tidak tinggal diam melihat masalah dan kondisi yang ada di Krayan," ujar Iwan Sabri dihubungi detikKalimantan, Rabu (24/9/2025).
(des/des)