Warga Krayan Ditandu Naik Turun Gunung untuk Berobat hingga DPRD Merasa Malu

Round-up

Warga Krayan Ditandu Naik Turun Gunung untuk Berobat hingga DPRD Merasa Malu

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Rabu, 24 Sep 2025 07:30 WIB
Potret dari Perbatasan: Warga Krayan Tandu Orang Sakit Naik Turun Gunung
Warga Krayan tandu orang sakit naik turun gunung/Foto: Istimewa
Nunukan -

Juriah, warga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Krayan Timur, Kabupaten Nunukan mengalami tekanan darah tinggi. Puluhan warga kemudian gotong royong menandunya naik turun gunung.

Untuk sampai ke fasilitas kesehatan terdekat, Mereka berjalan kaki lebih dari 6 jam melintasi jalan setapak berlumpur. Perjalanan penuh perjuangan itu terjadi pada Selasa (23/9/2025).

"Ibu Juriah mengalami tekanan darah tinggi, yang dianggap ada lumpuh ringan di badan sebelah kiri. Tadi malam beliau tidak bisa tidur karena kesakitan," ujar Kepala Desa Bungayan, Ito Balang kepada detikKalimantan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sana tidak ada jalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat, bahkan roda dua pun sangat kesulitan melintas. Maka satu-satunya pilihan adalah menandu pasien. Warga dari Desa Wa Yagung dan Bungayan bahu-membahu membuat tandu darurat dan memulai perjalanan yang berat.

"Tidak ada akses roda empat dan roda dua, dan tidak ada pilihan," ungkapnya melalui panggilan telepon.

Menurut Ito, perjalanan untuk mengevakuasi Ibu Juriah menempuh jarak sekitar 12 kilometer melalui jalan setapak. Jalan tersebut merupakan bekas gusuran alat berat tahun 2000-an yang kini kembali menjadi semak belukar dan tidak pernah dirawat.

"Perjalanan mencapai 6 jam lebih jalan kaki. Itu naik gunung 3 jam, turun gunung 3 jam," jelasnya.

Sekitar 30 warga dari beberapa desa turut serta dalam evakuasi itu. "Kami minta dari Desa Long Umung untuk menjemput di pertengahan jalan, di Gunung Ruan Tanem. Jadi kami estafet, setelah bertemu mereka yang meneruskan perjalanan ke rumah sakit," tutur Ito.

Ito dengan tegas mengatakan potret seperti itu disebabkan tidak adanya infrastruktur jalan dan jembatan yang memadai. Menurutnya ini bukan soal jalan rusak, melainkan akses yang memang tidak pernah terbangun sepenuhnya.

"Bukan masalah akses rusak, tapi jembatan dari Long Umung itu memang tidak ada ke sini. Jadi mobil memang tidak bisa masuk," tegasnya.

DPRD Merasa Malu

Ketua Komisi III DPRD Nunukan, Ryan Antoni, yang juga berasal dari desa tersebut, mengaku menanggung rasa malu yang luar biasa atas kondisi yang tak kunjung berubah sejak Indonesia merdeka.

"Saya secara pribadi sekaligus atas nama Ketua Komisi III, menyampaikan permohonan maaf dan menyampaikan rasa malu yang luar biasa karena sampai dengan saat ini pemerintah belum menunjukkan keseriusan untuk membuka keterisolasian di Desa Wa Yagung," ujar Ryan kepada detikKalimantan.

"Jadi jangan memberikan harapan-harapan palsu kepada masyarakat di wilayah terisolir," ucapnya.

Ryan memaparkan betapa beratnya perjuangan warga Wa Yagung. Untuk mengakses kendaraan roda empat, warga harus ke Long Umung, pusat dari kecamatan Krayan Timur. Warga harus berjalan kaki naik turun gunung sejauh 18 kilometer atau sekitar 6 jam perjalanan.

"Dari Long Umung, naik mobil lagi 2 jam sampai di Longbawan (pusat Kecamatan Krayan). Bayangkan perjuangannya. Ini sudah berlangsung sejak Indonesia baru merdeka sampai September 2025," jelasnya.

DPRD Bicara soal Keadilan dan Kemanusiaan

Ia menuntut pemerintah untuk tidak lagi beralasan. Menurutnya, percepatan pembangunan infrastruktur di Wa Yagung bukanlah soal untung-rugi ekonomi, melainkan soal keadilan dan kemanusiaan.

"Saya lebih menekankan konsep keadilan yang rata, di mana seluruh warga negara harus mendapatkan pelayanan yang adil. Terlebih ini kan masalah kemanusiaan, masalah nyawa," tegas Ryan.

"Kalau pemerintah kemudian beralasan Wa Yagung ini komunitasnya mungkin cuma 200-an jiwa, lalu secara ekonomi kurang feedback-nya, maka yang saya harapkan pemerintah buat pernyataan bahwa kami tidak memprioritaskan," tantangnya.

Meski demikian, Ryan menyebut sebenarnya sudah ada program yang berjalan. Sebuah jembatan telah dianggarkan tahun ini dan alokasi dana sebesar Rp 6 miliar juga disiapkan untuk memulai pembangunan jalan dari titik nol di Long Umung.

"Pemerintah harus tegas membenahi kondisi-kondisi yang saya anggap luar biasa seperti itu, untuk membuktikan bahwa pemerintah peduli kepada warganya ini," pungkasnya.




(sun/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads