Banjir telah sepekan melanda Kecamatan Danau Seluluk, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng). Beberapa desa terendam di antaranya Desa Tanjung Rangas, Desa Panimba Raya, Desa Tanjung Hara, dan Desa Tanjung Paring.
Berdasarkan data terbaru dari Pusdalops-PB Provinsi Kalimantan Tengah, banjir diketahui terjadi sejak (17/09). Banjir melanda hingga 7 desa dari 3 kecamatan, salah satunya Kecamatan Danau Seluluk, Desa Tanjung Hara.
Banjir tersebut menewaskan satu orang balita berusia tiga tahun, warga Desa Tanjung Hara. Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik dari BPBD Seruyan, Mohamad Yani melalui Pusdalops-PB Kalteng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut bahwa balita tersebut terseret arus gorong-gorong di tengah banjir, saat sedang mandi tanpa pengawasan orang dewasa. Kala itu korban sedang ditinggal ibunya pergi dan dititipkan ke tetangga. Korban mandi tanpa sepengetahuan tetangga yang dipasrahkan.
"Informasi dari BPBD Seruyan Memang ada korban jiwa, satu balita/anak-anak yng meninggal akibt mandi di gorong-gorong," ujarnya, Rabu (24/09/2025).
"Saat sebelum kejadian ibu kandung korban sempat menitipkan ke tetangga karena hendak mengantar nenek korban ke rumah sakit. Kemudian korban mandi di gorong-gorong tanpa sepengetahuan tetangga yang dipasrahkan menjaga korban," sambung Yani.
Sementara itu kronologi lengkap dijelaskan Risalahudin (35), warga Seruyan. Diketahui bocah tersebut mulanya sedang mandi di dekat gorong-gorong, saat kondisi banjir masih melanda di sekitarnya. Kemudian balita tersebut terpeleset jatuh dan terseret gorong-gorong.
"Saat itu dia sedang mandi, nah akhirnya terpeleset, jatuh ke gorong-gorong. Setelah itu 2 jam kemudian dilakukan pencarian alhamdulillah sudah ketemu. Tapi kondisi sudah meninggal," ujar Risalahudin.
Saat itu ibu kandung korban menitipkannya ke tetangga, sebab hendak mengantar nenek ke rumah sakit. Nahas, tak ada yang tahu balita tersebut mandi di dekat gorong-gorong.
Tanpa sepengetahuan tetangga yang dipasrahkan menjaga korban, balita itu terpeleset dan terseret arus banjir gorong-gorong. Balita korban banjir tersebut jasadnya ditemukan pada Senin (22/09).
Di lain sisi, Risalahudin menyebut air banjir hingga kini masih menggenang. Warga pun mengungsi ke tetangga-tetangga yang aman dari banjir.
"Ini warga masih proses pengungsian ke tetangga-tetangga. Kemungkinan air masih terus naik," ucap Risalahudin.
(aau/aau)
