Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura Mayjen Jamallulael menjenguk Teguh Sukma Akbar (48), driver ojek online (ojol) yang dipukul anggota TNI Letda FA. Dia menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban.
"Sebagai bukti empati saya, saya datang ke sini melihat korban menemui keluarga. Saya meminta maaf atas nama institusi. Biar pun saya tahu diproses ini kejadian bukan antara institusi ke institusi ya, ini hanya ada gesekan personal di lapangan sesaat, kemudian emosi meluap, maka terjadilah hal sedemikian rupa," kata Jamallulael ditemui usai menjenguk Teguh di RS Medika Djaya, Senin (22/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teguh merupakan warga Pontianak Barat yang menjadi korban pemukulan oleh Letda FA, warga Pontianak Timur. Pemukulan itu terjadi di kawasan Panglima Aim, Pontianak Timur, Sabtu (20/9).
Saat ini kasusnya sedang ditangani Polisi Militer Kodam (Pomdam) XII Tanjungpura. Meski warga sipil menjadi korban, Jamallulael mengaku sedikit tenang, karena kejadian ini bukan pengeroyokan atau kejahatan yang direncanakan.
"Jadi saya agak sedikit tenang sebetulnya. Meskipun itu sudah jadi korban. Bukan karena ada intimidasi kemudian pengeroyokan dan sebagainya. Tapi kalau sampai pengeroyokan berarti ada sesuatu yang salah. Tapi kalau emosi sesaat, siapa saja bisa mengalami. Hanya tinggal bagaimana mengendalikan emosinya," katanya.
Pada prinsipnya, kata Pangdam, kejadian ini menjadi tanggung jawab moralnya. Karena meski Letda FA diputuskan salah, Jamallulael sebagai Panglima Kodam XII Tanjungpura tetap mengakuinya sebagai anak buah.
"Itulah saya sebagai komandan, kalau memang dia salah ya saya hukum. Saya tidak mau kalau tidak mengaku itu anak buah saya. Dia tetap anak buah saya. Jadi kita harus konsekuensi," katanya.
Pemukulan oleh Letda FA ini berawal saat korban hendak mengantarkan pesanan menuju Jalan Ampera Raya. Saat itu kondisi jalan macet. Sebuah mobil yang dikendarai pelaku berusaha putar balik di Jalan Seruni.
Karena sempitnya jalan, pelaku kemudian mundur, korban reflek membunyikan klakson. Namun, pelaku justru tidak terima. Ia turun dari mobil, bersikap menantang, lalu memukul korban menggunakan siku hingga hidung patah dan mata lebam.
Dari pengakuannya, pelaku baru saja keluar dari ATM bersama istri dan anaknya di Jalan Panglima Aim, Kecamatan Pontianak Timur dan hendak membawa anaknya ke rumah sakit. Pihak keluarga pelaku sempat datang dan meminta damai, tapi ditolak keluarga korban.
"Untungnya ini bukan pengeroyokan. Hanya emosi sesaat. Tapi saya nggak tahu kok bisa mencuat seperti itu. Proses hukum masih berjalan, dan yang bersangkutan masih diamankan di Mapomdam," tutup Jamallulael.
(bai/bai)