Rencana Habib Rizieq ke Tarakan Tuai Pro Kontra, Mediasi Buntu

Rencana Habib Rizieq ke Tarakan Tuai Pro Kontra, Mediasi Buntu

Oktavian Balang - detikKalimantan
Jumat, 19 Sep 2025 06:00 WIB
Mediasi antara panitia penyelenggara acara dengan Aliansi Masyarakat Adat Kalimantan Utara (AMAKU)
Mediasi antara panitia penyelenggara acara dengan Aliansi Masyarakat Adat Kalimantan Utara (AMAKU)/Foto: Istimewa
Bulungan -

Rencana kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS) di Kalimantan Utara (Kaltara) menuai pro kontra. Mediasi antara panitia penyelenggara acara dengan Aliansi Masyarakat Adat Kalimantan Utara (AMAKU) masih buntu.

Mediasi yang diinisiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltara digelar di Hotel Pangeran Khar. Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan panitia pelaksana, AMAKU, Ketua PBNU Kaltara, perwakilan MUI, serta pihak kepolisian dari Polda Kaltara dan Polresta Bulungan.

Perwakilan AMAKU, Agustinus Amos, menegaskan pihaknya tetap menolak kehadiran Habib Rizieq. Alasan utama penolakan adalah rekam jejak HRS yang dianggap sebagai tokoh kontroversial dan berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AMAKU tetap, kami menolak kehadiran Habib Rizieq, mengingat latar belakang beliau ini kan tokoh kontroversial dan juga kami lihat selama ini sangat membuat keresahan di Indonesia," ujar Agustinus saat dihubungi detikKalimantan, Kamis (18/9/2025) malam.

Agustinus menekankan penolakan tersebut bukan terhadap kegiatan keagamaannya, melainkan spesifik pada figur yang diundang. AMAKU khawatir kedatangan HRS dapat mengganggu kondusifitas, keamanan, serta kerukunan masyarakat Kaltara dan memicu bibit radikalisme.

"Kami menyayangkan kenapa tokoh kontroversial inilah yang diundang. Karena kami berpikir ini akan memicu bibit-bibit radikalisme masuk di Kaltara ini. Dan ini kecemasan dan keresahan kami sebagai putra daerah," tegasnya.

Meski mediasi tidak mencapai titik temu, AMAKU memberikan pesan jika acara tetap dilaksanakan. "Kami hanya memberikan pesan agar Habib Rizieq dalam menyampaikan dakwahnya, jangan memprovokasi agar beliau membawa ketenangan, membawa kedamaian untuk Kaltara," kata Agustinus.

Di lain pihak, perwakilan Aliansi Solidaritas Kaltara untuk Palestina sekaligus sekretaris panitia acara, Ahmad Irwan, mengapresiasi mediasi yang telah berlangsung. Menurutnya, pertemuan berjalan dengan suasana yang normal dan tidak tegang.

Irwan menyatakan panitia telah mendengarkan semua aspirasi dari pihak penolak. Namun, ia mempertanyakan dasar dari tudingan radikal dan intoleran yang dialamatkan kepada HRS.

"Kita tanya mereka mendapatkan informasi itu dari mana. Ternyata mereka bilang 'kita dapat dari media sosial'. Artinya, seperti itu kan kita tidak bisa dijadikan barometer," jelas Irwan kepada detikKalimantan melalui panggilan telepon.

Menurut Irwan, penilaian yang objektif baru bisa didapat jika pihak penolak bertemu dan berdialog langsung dengan Habib Rizieq. Ia bahkan menawarkan untuk memfasilitasi pertemuan tersebut.

"Saya menawari ke Agustinus, karena ada bahasa dari tim imam besar, untuk mempertemukan dia dengan Habib Rizieq langsung," ungkapnya.

Karena tidak mencapai kesepakatan, panitia menegaskan akan tetap melanjutkan acara sesuai rencana pada Sabtu (20/9). Pihak panitia meminta jaminan agar tidak terjadi aksi persekusi seperti insiden di tahun 2018.

"Permintaan dari panitia, supaya acara ini bisa berjalan aman dan kondusif. Selama prosedur kami tidak melanggar aturan dan diterima dari pihak kepolisian, maka kami akan jalan," pungkasnya.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads