Khaira Nur Shabrina (1,8) dan Aprillia (4) dua balita asal Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Seluma itu didiagnosa mengalami kecacingan. Penyakit keduanya baru terungkap saat Khaira dirawat di rumah sakit karena demam tinggi.
Namun saat dilakukan pemeriksaan, keluar cacing gelang dari mulut dan hidungnya. Aprillia juga ternyata didiagnosa menderita penyakit cacingan dan harus dirawat di rumah sakit. Baik Khaira dan Aprillia, keduanya akan dirujuk ke RSUD Bengkulu agar mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.
Dikutip dari detikSumbagsel, kejadian ini diketahui pihak keluarga pada Minggu (13/9/2025) sekitar pukul 18.00 WIB. Cacing gelang sebesar lidi sapu keluar dari hidung dan mulut Khaira. Khaira dirawat intensif di RSUD, kemudian setelah dilakukan rontgen, ditemukan gumpalan cacing di perutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Syawaludin mengatakan kondisi Khaira cukup memprihatinkan karena bobot tubuhnya yang kecil dan tak normal.
"Pasien Khaira kita rujuk ke RSUD Bengkulu agar mendapat perawatan medis yang lengkap dan bisa mengembalikan kondisi pasien menjadi cepat pulih," kata Rudi.
"Kakak pasien yakni Aprillia juga akan kita rujuk ke RSUD Bengkulu karena memiliki penyakit yang sama," lanjutnya.
Dari hasil pemeriksaan dokter, kata Rudi, kondisi pasien mengalami anemia, leukosit tinggi, gula darah 270 dan dari hasil rontgen ditemukan larva di paru-paru pasien.
"Dari hasil pemeriksaan kesehatan itulah akhirnya pasien kita rujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu," jelas Rudi.
Selain itu, dokter juga menemukan gumpalan cacing dan 20 butir telur dari feses (kotoran) balita bernama Khaira Nur Shabrina (1,8). Hal itu didapati setelah balita asal Seluma, Bengkulu, diberi terapi dan obat cacing.
Diketahui, balita Khaira rencananya akan dioperasi di RSUD M Yunus Bengkulu setelah dokter melakukan rontgen dan mendapati adanya larva di paru-paru. Namun rencana tersebut ditunda karena dokter ingin mengeluarkan cacing dari tubuh balita tersebut dengan metode terapi dan obat.
Dokter Spesialis Bedah Anak RSUD M Yunus, Wahyudhy mengatakan, awalnya balita yang mengeluarkan cacing dari mulut dan hidung dirujuk ke RSUD M Yunus untuk menjalani operasi pengangkatan cacing di dalam tubuh balita tersebut. Selain Khaira, sang kakak, Aprillia (4) juga dilakukan hal serupa.
"Kedua balita dirujuk karena akan melakukan operasi membuang cacing dalam tubuh kedua balita. Saat sampai di rumah sakit, kondisi Khaira tidak sadar dan alami sesak napas," kata Wahyudhy, Rabu (17/9/2025).
Wahyudhy menjelaskan, tindakan pertama yang dilakukan tim medis yakni memberikan terapi dan obat cacing ke pasien. Setelah diberi obat, pasien buang air besar dan ditemukan gumpalan cacing ikut keluar, termasuk ada 20 telurnya.
"Upaya pemberian obat menemukan hasil, cacing sebagian telah bisa dikeluarkan. Ada segumpal cacing, mungkin ada belasan cacing yang keluar melalui kotoran, saat buang air besar," jelas Wahyudhy.
Wahyudhy mengungkapkan, jenis cacing yang ada dalam tubuh Khaira bisa tumbuh dan berkembang hingga 30 centimeter. Bahkan bila dibiarkan lama, cacing ini akan menghisap darah dari dalam tubuh dan itulah yang menyebabkan Khaira alami anemia.
"Kita akan coba mengeluarkan cacing dengan pengobatan dulu, bila berhasil maka operasi tidak perlu dilakukan. Saat ini kondisi Khaira mulai membaik dan telah bisa menangis," tutup Wahyudhy.
Diketahui hari ini, kakak Khaira Nur Sabrina, Aprillia juga telah dirawat di RSUD M Yunus dan telah mendapatkan ruang perawatan. Sebelumnya, sempat dirawat di Rumah Sakit Ummi karena ruangan di RSUD M Yunus penuh.
(aau/aau)