Kementerian LH Sri Lanka Pelajari Rehabilitasi Mangrove di Kaltara

Kementerian LH Sri Lanka Pelajari Rehabilitasi Mangrove di Kaltara

Oktavian Balang - detikKalimantan
Rabu, 27 Agu 2025 22:32 WIB
Para perwakilan Delegasi Sri Langka saat mengikuti FGD mangrove di Kaltara.
Para perwakilan Delegasi Sri Langka saat mengikuti FGD mangrove di Kaltara. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Tarakan -

Delegasi dari Sri Lanka berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari pendekatan rehabilitasi dan perlindungan ekosistem mangrove. Kunjungan ini berlangsung pada Rabu, 27 Agustus 2025, melalui agenda Focus Group Discussion (FGD) Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Provinsi Kalimantan Utara.

Strategic Partnerships Lead Indonesia Country Office Green Growth Planning and Implementation Division, Chris P.A. Bennett, menyampaikan bahwa pihak Indonesia sangat senang dengan kunjungan delegasi Sri Lanka.

"Kunjungan ini boleh dianggap sesuatu yang strategis juga ya, karena ada kesempatan kolaborasi antara negara Sri Lanka dan Republik Indonesia dalam rangka rehabilitasi dan perlindungan mangrove," ujar Bennett kepada detikKalimantan, Rabu (27/8/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fokus kunjungan besok adalah sharing pengalaman mengenai pendekatan untuk merehabilitasi dan melindungi mangrove. Pendekatan ini melibatkan perbaikan air dengan mengundang pasang surut, yang bermanfaat untuk hasil ikan, udang, dan kepiting.

Bennett juga menekankan peran GGI dalam memfasilitasi saling belajar antar pihak. Kolaborasi melibatkan swasta, pemerintahan, dan masyarakat setempat untuk memastikan kepentingan masing-masing dipertimbangkan.

"GGI mau biasanya memfasilitasi saling belajar antar pihak ya, karena seperti disampaikan tadi oleh Pak Tito dari Departemen Kehutanan, tidak bisa berhasil kalau hanya satu. Harus ada kolaborasi antar pihak, tidak boleh egosektoral ya," katanya.

Terkait dampak iklim, Bennett menyatakan bahwa perubahan iklim menyebabkan variasi yang lebih besar dan badai lebih sering. Tantangannya adalah meyakinkan semua pihak agar hutan mangrove bisa kembali lebih luas, sambil tetap ada tambak.

"Maka itu, demi kepentingan adaptasi dan resiliensi, harus ada zona penyangga. Dan memang bisa dengan rehabilitasi mangrove. Mangrove menjadi zona penyangga yang melindungi daratan dari ombak dan badai lebih besar," tambahnya.

Sementara itu, Perwakilan Delegasi Sri Lanka, Sekretaris Bidang Lingkungan Pembangunan, Dr. R. D. S. Jayathunga, Wakil , menyampaikan apresiasinya. Dia menjelaskan alasan memilih Indonesia.

"Sri Lanka juga memiliki mangrove. Indonesia juga memiliki banyak mangrove. Mereka memiliki banyak pengalaman dalam mengurus mangrove. Oleh itu, kami memilih negara ini untuk datang ke Indonesia dan belajar bagaimana mereka mengurus mangrove ini karena ekosistem mangrove ini sangat penting dalam mengurus perubahan iklim dan juga memberikan banyak kesempatan bagi masyarakat, dan juga bagi lingkungan dan ekonomi," jelasnya.

Jayathunga menambahkan bahwa ekosistem mangrove memberikan banyak produk yang bisa dijual di pasar, yang belum terjadi di Sri Lanka. Untuk besok, delegasi akan melihat praktik langsung.

"Sebenarnya, esok kita akan melihat pengamal sebenarnya. Bagaimana masyarakat menganggap masalah ini, dan bagaimana kita bisa melihat itu secara praktis. Tujuannya untuk mempelajari, supaya bisa diaplikasikan juga upaya-upaya rehabilitasi mangrove yang ada di sini kembali di Sri Lanka," katanya.

Kementerian Lingkungan Hidup Sri Lanka menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten atas sambutannya.

"Kami sangat senang atas kesempatan berkunjung ke Kalimantan Utara dan mempelajari secara langsung kebijakan dan rencana aksi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam melindungi mangrove, juga melalui solusi berbasis alam yang memiliki dampak positif jangka panjang bagi masyarakat," tambah Jayathunga.

Gubernur Kalimantan Utara, Drs. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum., menerima kunjungan ini dengan memaparkan upaya Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dalam mengelola serta melindungi ekosistem mangrove di kawasan pesisir.

"Kami menghargai minat Delegasi Sri Lanka untuk berkunjung ke rumah kami dan menjadikan upaya kami sebagai percontohan dalam melindungi dan merehabilitasi mangrove. Semoga kunjungan ini menjadi pelajaran berharga bagi para peserta, sehingga mereka dapat pulang dengan ilmu yang bisa diaplikasikan dalam konteks perlindungan mangrove mereka," ujar Gubernur Zainal Paliwang.

Sebagai informasi, Delegasi Sri Lanka akan melanjutkan study tour ke Desa Liagu pada Kamis (28/8/2025) untuk mempelajari upaya-upaya proteksi dan rehabilitasi hutan mangrove di pesisir desa, dan ekosistem mangrove yang bersinggungan dengan tambak ikan dan udang.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Gemerlap Cahaya di Perayaan Waisak Sri Lanka"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads