.webp)
Setelah dua tahun absen, festival musik metal HARCLIFEFEST 2025 kembali digelar. Para metalhead Kalimantan Utara (Kaltara) harus siap-siap, karena acara digelar pekan depan.
Acara yang dijadwalkan berlangsung di Gedung Wisma Patra pada 6 September 2025 ini menjadi momen istimewa bagi komunitas metalhead di Tanah Paguntaka. Ada 21 band berdistorsi yang dihadirkan dengan formasi penuh, termasuk nama-nama besar seperti Six Grave, lMorituros, Afterburn, dan Fod Abumusoy.
Penanggung jawab acara, Hamdan, bersama tim HarclifeCrew, memastikan perhelatan ini bukan sekadar konser, melainkan nyawa, gagasan, harapan, doa, dan peluh komunitas metal Kaltara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghidupkan kembali HARCLIFEFEST setelah hiatus dua tahun bukan perkara mudah. Hamdan menjelaskan bahwa tantangan terbesar terletak pada menjaga konsistensi dan energi kolektif.
"Kami harus meyakinkan band, komunitas, dan support system bahwa acara ini masih relevan," ujarnya kepada detikKalimantan. Selasa (26/8/2025).
Selain itu, aspek teknis seperti pendanaan, penyediaan sound system yang mumpuni, dan koordinasi dengan pihak keamanan menjadi ujian tersendiri. Namun, antusiasme komunitas metal Kaltara yang tak pernah padam menjadi bahan bakar untuk kebangkitan acara ini.
"Hiatus bukan akhir, tapi momentum untuk bangkit lebih besar," tambah Hamdan.
Antusiasme Band
Dengan 21 line-up band yang telah terkonfirmasi melalui akun Instagram resmi HarclifeCrew, antusiasme para musisi metal, baik lokal maupun dari luar daerah, terbilang luar biasa. Namun, keterbatasan waktu dan teknis membuat panitia tidak bisa mengakomodasi semua band yang ingin tampil.
"Beberapa band masih menghubungi kami untuk ikut serta. Kami terbuka, jika tidak tahun ini, ada peluang di event berikutnya," ungkap Hamdan.
Ia menegaskan bahwa HARCLIFEFEST bukan hanya soal panggung, tetapi juga menjaga ekosistem band agar tetap produktif dan memiliki ruang berkarya.
Visi untuk Komunitas Metal
HarclifeCrew memiliki visi besar untuk menjadikan HARCLIFEFEST sebagai rumah besar bagi metalhead Kaltara sekaligus jembatan menuju komunitas di luar daerah.
"Kami ingin band lokal naik level, dikenal lebih luas, dan terus berkarya," kata Hamdan.
Selain itu, acara ini diharapkan menjadi ruang regenerasi bagi generasi muda yang baru terjun ke skena metal. HarclifeCrew juga ingin melawan stigma negatif yang kerap melekat pada musik keras dengan menunjukkan bahwa metal adalah wadah ekspresi yang positif dan penuh solidaritas.
Tema 'Nyawa, Gagasan, Harapan, Doa, dan Peluh'
Tema yang diusung tahun ini, nyawa, gagasan, harapan, doa, dan peluh, mencerminkan perjuangan nyata HarclifeCrew. Menurut Hamdan, tema ini lahir dari pengalaman dua tahun tanpa acara, yang membuat mereka menyadari bahwa HARCLIFEFEST adalah semangat hidup (nyawa), ruang untuk ide-ide komunitas (gagasan), harapan agar skena metal terus eksis (harapan), doa untuk keberlangsungan acara (doa), dan kerja keras penuh pengorbanan (peluh).
"Inilah fondasi yang membuat kami tetap berdiri," tegasnya.
Panitia berkomitmen menjadikan HARCLIFEFEST sebagai ruang ekspresi yang aman dan inklusif bagi semua metalhead, tanpa memandang genre, latar belakang sosial, gender, atau generasi.
Untuk memastikan suasana kondusif, HarclifeCrew berkoordinasi dengan komunitas keamanan internal dan aparat setempat.
"Metal bukan hanya soal keras di panggung, tapi juga solidaritas, respect, dan persaudaraan," ujar Hamdan.
(bai/bai)
